Pada area Utamaning Mandala atau Jeroan, karena area ini merupakan pusat dari Pura Tirta Harum. Pelinggih utama yang terdapat pada Utamaning Mandala adalah Gedong Tirta, yang merupakan Pelinggih Piteken atau tempat asal mula munculnya mata air suci di Pura Tirta Harum. Selanjutnya, ada Pelinggih Pepelik Panca Rsi.Â
Berikutnya, terdapat Pelinggih Taman Tirta. Ada yang unik dari Pelinggih Taman Tirta, yang mana pada pinggiran atau dindingnya terdapat relief yang menceritakan kisah sejarah dari berdirinya Pura Tirta Harum sekaligus cikal bakal terciptanya kerajaan-kerajaan di Kabupaten Bangli.Pelinggih lainnya hampir serupa dengan pura umumnya yakni, terdapat Padmasana, Pelinggih Meru Tumpang Tiga, Pelinggih Ngelurah, Pelinggih Panggungan dan Pelinggih Dasar.Â
Disisi lain, terdapat pula beberapa Pelinggih pesimpangan seperti Pelinggih Pesimpangan Ulun Danu, Pelinggih Pesimpangan Semeru. Selain pelinggih terdapat juga beberapa bangunan suci di area Utamaning Mandala, yakni Bale Pepelik (Pelinggih Pengaruman), Bale Peselang, Bale Piyasan, dan Bale Pawedan Alit.
Berawal dari kedatangan Dang Hyang Subali dan Dang Hyang Jaya Rembat ke Bali tahun 1350 sebagai Bhagawanta mendampingi Shri Kresna Kepakisan sebagai Adipati pemimpin Bali setelah penundukan Bali tahun 1343.Â
Dang Hyang Subali menurunkan seorang putri bernama Ni Dewi Njung Asti yang kelahirannya dikaitkan dengan mata air suci di tepi jurang Tukad Melangit yang dikenal dengan nama Tirta Harum.
Kedatangan Shri Wijaya Rajasa tahun 1380 sangatlah strategis mengingat beliau adalah Raja Kedaton Timur Majapahit sekaligus adalah Raja dari 3 Kerajaan bawahan Majapahit yaitu Kerajaan Daha, Keling dan Wengker.Â
Di Bali Shri Wijaya Rajasa dikenal dengan sebutan Shri Aji Wengker atau Dalem Keling berpesraman di sebelah Timur Laut Kerajaan Samprangan di sebuah Jero Agung Guliang peninggalan Dang Hyang Subali yang sekarang dikenal dengan nama Pura Dalem Tengaling. kehadiran Shri Wijaya Rajasa di Jero Agung Guliang telah mempertemukan beliau dengan Putri Dang Hyang Subali, Ni Dewi Njung Asti. Pertemuan ini melahirkan Sang Angga Tirta.Â
Keturunan Sang Angga Tirta inilah seterusnya menjadi cikal bakal Wamsakarta Satrya Taman Bali. Penyebaran pratisentana Satrya Taman Bali dengan beragam soroh dan dadia pada tahun 1995 sepakat membentuk paiketan pasemetonan yang dikenal dengan nama Pasemetonan Maha Gotra Tirta Harum (MGTH). piodalan Pura Tirta Harum dilaksanakan pada Anggarkasih Juluwangi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H