Beberapa kebijakan pemerintah yang membuat kebiasaan baru di masyarakat karena adanya pandemic COVID -- 19, Salah satunya masyarakat di larang untuk keluar dari rumah mereka masing -- masing dan membatasi aktivitas mereka bepergian di luar baik bekerja maupun dalam dunia pendidikan sehingga semuua katifitas bekerja maupuan sekolah di adakan secara virtual (work from home), sehingga orang -- orang malas beraktitas, meningkatnya konsumsi makanan siap saji, dan kebiasaan lainya yang dapat membuat gizi tak seimbang yang dapat memicu obesitas.
Dari data Riset Kesehatan Dasar  ( Rikerdas 2018 ) persentase orang -- orang yang memiliki berat badan lebih yaitu 13,6 % dari jumah penduduk. Sementara itu persentase orang yang mengalami obesitas di masa pandemi mencapai 28,1 % dari jumah penduduk di mana jika di perentasekan, 30 % penduduk Indonesia mengalami peningkatan berat badan di masa pandemi.
" Mari kita kenali obesitas lebih dalam mulai dari apa itu obesitas, penyebab, dampak dan cara mendanguangi atau mencegahnya"
APA Â ITU OBESITAS ?
Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidak seimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu yang lama ( WHO,2000 ). Obesitas adalah kondisi yang ditandai dengan gangguan keseimbangan energi tubuh yaitu terjadi keseimbangan energi positif yang akhirnya disimpan dalam bentuk lemak di jaringan tubuh (Nelm, et, al 2011). Sehingga obesitas adalah terjadinya penumpukan lemak dalam tubuh yang abnormal dalam kurun waktu yang lama dan dikatakan obesitas bila nilai Z-scorenya >2SD berdasarkan IMT/U umur 5-18 tahun (Kemenkes, 2010).
PENYEBAB OBESITAS : Â
Penyebab yang tidak bisa di kendalikan :
Salah satu penyebab obesitas yang tidak bisa di kendalikan yaitu dari  faktor genetik, Artinya, mereka yang memiliki keluarga dengan obesitas cenderung lebih berisiko pada kemudian hari. Ada beberapa gen yang di duga dapat menyebabkan obesitas, contohya gen INSIG2, Gen FTO, Gen ob, dan Gen db (diabetic) namun belum diketahui pasti salah satu gen yang dapat menyebabkan obeitas di antara gen-gen ini, biasanya pasien obesitas bisa memiliki beberapa gen dari contoh gen tersebut.
Penyebab yang bisa di kendalikan :
- Kurangnya beraktifitas
- Pola makan yang tidak sehat
- Meminum obat -- obatan tertentu seperti obat diabetes, kortikosteroid, dan antipsikotik
- Kurangnya waktu tidur
- Gaya hidup keluarga yang tidak sehat
- Kehamilan
HUBUNGAN GULA DAN GARAM DENGAN OBESITAS:
Kelebihan berat badan dapat terjadi karena konsumsi makanan sehari-hari yang menyumbang kalori besar seperti gula dimana dapat menybabkan penimbunan lemak berbahaya ( lemak viseral ) di bagian perut yang di tandai dengan bertambahnya ukuran lingkar perut dari batas normal. Selain itu, konsumsi garam yang tinggi juga cenderung meningkatkan nafsu makan sehingga mengonsumsi makanan lebih banyak, sehingga akan menyebabkan obesitas.
DAMPAK OBESITAS :
Obesitas berisiko 2 kali lipat mengakibatkan terjadinya Serangan jantung koroner, Stroke, Diabetes melitus (kencing manis), Hipertensi (tekanan darah tinggi), berisiko 3 kali lipat terkena batu empedu, mengakibatkan terjadinya sumbatan nafas ketika sedang tidur, Â dan mengakibatkan penyakit kanker (pada Laki-laki berisiko tinggi menderita kanker usus besar dan kelenjar prostat, sedangkan pada Wanita berisiko tinggi untuk menderita kanker payudara dan leher Rahim), meningkatkan lemak dalam darah dan asam urat, juga dapat mengakibatkan menurunnya tingkat kesuburan reproduksi.
CARA PENCEGAHAN OBESITAS :
cara mencegah terjadinya obesitas yaitu :
- Berolahraga dengan rutin
- Dengan berolahraga, tubuh akan dapat mengubah lemak menjadi karbohidrat yang dijadikan sebagai sumber energi. Olahraga yang direkomendasikan adalah yang bersifat aerobik atau olahraga yang menggunakan oksigen dalam sistem pembentukan energinya. Misalnya berjalan selama 20-30 menit setiap harinya, berenang, senam aerobik, dan bersepeda.
- Kurangi makanan yang mengandung banyak lemak
- Salah satu faktor penyebab obesitas adalah terjadi akumulasi lemak yang berlebih atau abnormal dalam tubuh. Maka, disarankan bagi penderita obesitas untuk membatasi konsumsi lemak per harinya, yaitu sesuai dengan batas konsumsi lemak yang disarankan Kementrian Kesehatan RI adalah sebanyak 67 gram (5 sendok makan minyak) per orang per hari.
- Diet kalori
- Diet ini dilakukan dengan mengurangi asupan kalori harian. Penenlitian menunjukkan bahwa diet rendah kalori lebih efektif dalam menurunkan kadar leptin dibandingkan dengan olahraga aerobik dan pilates selama 16 minggu. Semakin banyak defisit kalori, maka penurunan berat badan pun semakin banyak, adapun penurunan berat badan dengan metode ini dapat mencapai 10% berat badan sebelumnya.
- Cukupnya waktu tidur
- Hubungan antara kurangnya jam tidur dengan peningkatan berat badan disebabkan oleh gangguan regulasi hormon leptin dan ghrelin, hormon leptin adalah hormon yang dapat menekan nafsu makan sedangkan hormon ghrelin adalah hormon yang dapat meningkatkan nafsu makan dan menurunkan pengeluaran energi dalam tubuh, di mana ketika seseorang tidak memiliki waktu tidur yang cukup ( kurang tidur / bergadang ) maka akan menurunkan produksi hormon leptin sehingga tidak mampu menyeimbangi hormon ghrelin dalam tubuh dan dapat menybabkan peningkatan nafsu makan. Efek tersebut dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan akan berkembang menjadi obesitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H