DI HARI SUCI, CINTA INI KU BAGI
DN Sarjana
Centiiing...Suara hp suamiku berdenting. Kebetulan suaminya Fajrul sedang menikmati kopi. Santi bergegas mengambil.
"Fajrul, kau dimana. Kirimi ibu uang 300 ribu saja. Gajih ayahmu belum masuk rekening."
Secepatnya Santi menaruh hp itu ditempat semula. Santi takut ketahuan suaminya, walau dia sering membaca wa dari mertuanya seperti itu.
Fajrul bangun dan bergegas mengambil hp di atas meja tamu. Sesaat ia memandangi. Kemudian jemarinya terlihat menekan-nekan. Dan suara klenting itu terdengar.
Santi pura-pura tidak tahu. Dan memang ia tidak mau tahu urusan detail keuangan. Yang Santi inginkan kebutuhan pokok keluarga bisa terpenuhi.
"Ada apa Pa?" Santi mengalihkan perhatian suaminya sambil membuatkan susu untuk anaknya yang berusia satu tahun.
"Ndak Ma. Hanya kabar biasa."
Dalam hati Santi menyimpan rasa kesal. Entah sudah beberapa kali suaminya berbohong. Tapi Santi tetap bersabar.
*****
Hari-hari terus berlalu. Perjalanan rumah tangga keluarga Fajrul berjalan dengan baik. Namun di bulan ramadan ini, sedikit ada ketidaknyamanan. Santi paling merasakan karena ia yang tahu kebutuhan di dapur. Hingga suatu hari:
"Pa, Mama bukannya menuntut. Tapi mohon uang dapur di bulan ini bisa ditambah karena kebutuhan dapur bertambah." Ucap Santi ditengah suasana santai di meja bawah pohon.