Namanya sekretaris, tentu Rosalina sangat dekat dengan pimpinan. Kebetulan pimpinan perusahan tempat bekerja masih terlihat muda, walau dia sudah berkeluarga.
Hingga suatu saat Rosalina harus pergi keluar daerah mengikuti pimpinan karena ada tawaran kerjasama. Rosalina masih mengingat kejadian saat itu.
"Apa harus kamu yang berangkat Ros? Kan masih ada manajer yang membidangi kerjasama?"
"Aku bagian dari tim Wicak. Masih ada yang lain."
"O, begitu. Ok lah. Tapi hati-hati ya. Kamu perempuan Ros."
*****
Waktu terus berjalan. Hubungan cinta Rosalina dengan Wicaksono berjalan dengan baik.
Entah siapa yang bermaksud tidak baik, ternyata poto-poto seolah Rosalina bermesraan dengan pimpinan, terkirim ke hp Wicaksono.
Dapat dibayangkan kemarahan yang meledak pada diri Wicaksono. Dia terus mengumpat dan mengatai diriku dengan ucapan yang tak pantas didengar.
Apapun alibi yang Rosalina sampaikan tidak mau diterima. Akhirnya dia pasrah apapun yang terjadi.
"Hapus air mata mu Kak. Segitunya ya. Lelaki emang gitu. Menang emosi aja. Sudah tahu perempuan itu lemah, ngapain Wicak tidak sabaran?"
"Aku harus bagaimana sekarang Kiki? Dia ingin mendekat padaku lagi."