Hati Dahlia, sedikit terobati. Ucapan mertuanya sangat menyejukkan.
*****
Bersamaan dengan kehadiran suaminya Hendro, Ibu mertuanya jatuh sakit. Hendro merasa tidak enak. Ia sedikit berprasangka. Tidakkah karena istriku Dahlia ibu jadi sakit?
"Ma, kenapa Ibu sampai sakit? Apa selama ini kamu tidak bantu-bantu bekerja?"
Untuk kedua kalinya Dahlia menahan sakit hati. Kali ini justru dari suaminya sendiri. "Ya Tuhan, cobaan apalagi Kau akan timpakan pada diriku?" Kata hati Dahlia menahan perih.
Kebetulan saat bersamaan ayah Hendro datang. Beliau berucap.
"Hen, kamu jangan menyalahkan istrimu. Dia sudah melaksanakan dan membantu Ibu sekuat tenaga. Cuman itu, Mamamu terlalu banyak makan. Beraneka ragam makanan lagi. Sekarang kita bawa ke rumah sakit. Biar mendapat perawatan yang maksimal.
"Sejelek-jeleknya menantu, aku masih sayang sama Ibu. Ibu satu-satunya Ibuku, sebab Ibuku telah tiada."
Dahlia memelas dihati dan melantunkan doa untuk ibunya."Ya Tuhan kuatkan diriku agar menjadi menantu yanh sakinah", doa Dahlia. Dia merenahkan tubuhnya di kursi. Malampun merajut gulita. Menidurkan Dahlia perempuan mulia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H