Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Seikat Bunga Mawar di Hari Valentine

14 Februari 2024   12:18 Diperbarui: 14 Februari 2024   12:19 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Vin, kau sudah disini. Wah, cantik banget. Tapi kita harus pamitan dulu sama ayah,ibu. Ayo kita ke dalam dulu".
Mereka berdua mendekat kepada ayah dan ibu Vivin. Mohon ijin untuk pergi bersama.

*****
Dibawah langit senja yang sedikit berwarna jingga, pasangan kekasih melaju menuju tempat wisata yang sangat disukai anak muda. Entah siapa yang memberi nama, hamparan bekas sawah di tepi pantai disebut Pantai Cinta. Panoramanya memang sangat indah. Menghadap ke barat hamparan laut dengan debur ombak dan siluet warna jingga, sangat memanjakan untuk dipandang.

Reno dan Vivin melepas semua perasaan yang terpendam. Tiga tahun bukan hal yang mudah untuk menjaga kesetian. Suasana beda pendapat sering terjadi. Maklum mereka jarang bisa bertemu karena kesibukan masing-masing. Reno mengambil seikat bunga dari balik bajunya dan berusaha menutup mata Vivin.

"Apa apaan ini kak Reno. Uh..aku merasa tidak nyaman".
Vivin memegang tangan Reno agak keras dan berusaha melepas dari dekapan matanya. Dia terkesima. Dilihatnya seikat bunga mawar merah di depan wajahnya. Dia melirik Reno melepas senyum. Diijinkannya sebuah kecupan menempel di dahinya. Senja ini kuntum hati mereka berbunga. Rangkaian sanjungan mereka bagi habis. Tiada sedih terbersit. Tiba-tiba terdengar bunyi hp dari saku baju Reno.

"Kakak pulang. Kondisi ibu memburuk". Reno sedikit panik. Dia tidak bisa menyembunyikan cemasnya dihadapan Vivin.

"Vin, ayo kita pulang. Ibu ku katanya memburuk".

"Ibu sakit ya Ren? Kenapa tidak bilang dari tadi? Aku ikut kerumah". Jawab Vivin memelas.

"Nanti aja Vin. Pulang aja dulu. Tidak enak sama ayah, ibu di rumah".
Reno mengendarai motornya agak kenceng. Dia tidak ingin ibunya mengalami musibah. Setelah mohon ijin dari rumah Vivin, Reno melanjutkan perjalanan ke rumah.

"Hati-hati ya Mas".
Reno mengangguk. Sesampai di rumah dia bergegas masuk ke dalam rumah. Didapatinya rumah sudah kosong. Reno kebingungan. Dia mengambil hp. Dibaca wa dari adiknya. "Ibu sudah saya bawa ke rumah sakit.

Reno bergegas memacu kendaraan. Sesampai dirumah sakit, didapatinya ibu nya sudah di ruang icu. Reno sedih, diseluruh tubuh ibunya bergelayut peralatan medis.

Sampai sore Reno menunggui ibunya dengan penuh kecemasan. Entah darimana Vivin sudah ada disampingnya. Wajahnya kelihatan sedih melihat kekasihnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun