Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Masa Lalu Itu

8 Januari 2024   04:45 Diperbarui: 8 Januari 2024   07:12 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Silahkan duduk." Kata ibu Nency dengan suara lembut, tapi terkesan tegas.

"Bener namamu Dion?" Kamu bekerja di sini dengan menyembunyikan identitasmu? Coba jawab yang jujur." Kata ibu Nency.

Dion merasa bingung. Darimana harus menjawab? Mengapa ibu Nency tahu diriku? Dia dapat informasi dari siapa?

"Maaf bu, apa hubungannya dengan pekerjaanku?"

"Dion, setiap bawahanku harus jelas identitasnya. Ini perusahan besar. Tidak boleh ada staf yang mencemarkan nama perusahan!"

"Apa Dion pernah melakukan kesalahan?"

"Setiap orang pasti pernah salah. Cuman tergantung besar kecilnya. Begini saja. Kamu ingat-ingat masa lalu ya. Mungkin beberapa hari lagi ibu akan suruh kamu menghadap. Sekarang silahkan keluar."

Dion mengangguk, kemudian permisi keluar. Hari itu dia melaksanakan tugas. Namun pikirannya diaelimuti pertanyaan ibu Nency. Ada apa? Pikirnya.
*****
Sambil mengingat-ingat Dion  sedikit tergambar masa lalunya. Ketika kelas 2 SMP, ayahnya bercerai dengan ibu. Konon ayah memiliki tabiat yang tidak sesuai dengan kepribadian ibu. Ayah suka berjudi. Yang lebih parah ayah meninggalkan ibu sendirian. Ayah lepincut dengan perempuan lain.

Jadilah Dion hidup dengan ibunya. Karena harus menghidupi keluarga, ibu terus merantau cari kerja ke Bali sesuai dengan keahliannya di bidang pariwisata.

Mulai saat itu aku dibesarkan oleh nenek dan kakek. Kakek dan nenek pernah bilang ibu kerja di Bali. Selama ini biaya hidup keluarga dikirimi oleh ibu.

Hidup memang penuh misteri dan godaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun