Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Panggil Daku Guru

24 November 2023   05:35 Diperbarui: 24 November 2023   05:56 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

#Refleksi_hari_guru

PANGGIL DAKU GURU (2)
DN Sarjana

Widia tak henti-henti memijat jemari Bu Yunita. Ia merasakan tangan Bu Yunita dingin dan begitu lemas. Sesekali juga Widia mengusap pipinya. Ia tidak ingin ibu Yunita melihatnya bersedih.

"Bu Yuni, besok Widia sorean kesini. Widia harus sekolah dulu. Nanti Widia bawain buah pepaya kesukaan ibu. Kebetulan ada yang sudah matang di kebun," Widia berusaha merayu Bu Yunita.

Benar saja senyum Bu Yunita sedikit mengembang. Ia pun berusaha menggenggam jemari Widia muridnya. Bu Widia kelihatan tak ingin mengecewakan muridnya. Widia pun menunjukan wajah yang bahagia.

"Ibu, Widia pamit dulu ya. Widia harus menyetrika pakaian untuk sekolah besok. Ibu harus sembuh ya. Teman-teman pasti menunggu kehadiran ibu disekolah."

Dengan perasaan sedih, Widia meninggalkan Ibu Guru Yunita. Dia tidak tega melihat gurunya lemah di atas kasur. Sesekali bayangan ibu guru yang periang dan memberi kasih sayang mengalami sakit seperti itu.

******
Senin, 24 Nopember
Seperti biasa suasana sekolah sangat ramai. Hari itu upacara bendera ditiadakan karena sekalian akan dilaksanakan tanggal 25 Nopember bertepatan dengan hari guru.

Diantara ratusan siswa, tampak Widia beserta teman-teman kelas lima, tidak seriang siswa kelas lainnya. Mereka pasti bersedih karena Bu Yunita guru kelasnya masih tidak bisa hadir.

"Wid, katanya kamu dapat kerumah Ibu Yunita. Bagaimana keadaan Ibu?" Jafar bertanya terkesan sangat serius.

"Ya, bener, gimana keadaan ibu guru Wid?" Viona menimpali bertanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun