Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Temukan Aku dalam Cintamu

20 November 2023   20:55 Diperbarui: 20 November 2023   21:08 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


#Cerpen_renungan_kehidupan

Temukan Aku Dalam Cintamu
DN Sarjana

"Kalau kamu berkali-kali menanyakan masa laluku, tentu tak habis aku ceritakan. Sebaiknya kau dengar dan baca baik-baik tentang masa laluku yang paling kelam. Aku tak ingin sembunyikan, sebab cinta terakhir yang kulabuhkan padamu bisa mengulang kelam masa laluku." Demikian potongan whatsAap yang dikirim Laksmi kepada Arjun.

Laksmi memandangi hp. Ia takut ada ketersinggungan Arjun karena whatsAap itu. Disatu sisi, perjalanan pahit hidupnya terlintas dalam kegelapan malam itu, disisi lain Arjun sedang berusaha menemukan cinta.

Bermula dari kehilangan ayah karena tergila-gila dengan perempuan lain, kehidupan keluarga Laksmi mulai goyah. Ayah yang semestinya mengayomi, menghilang entah di mana. Ibu Laksmi merasa sendirian mengatasi masalah. Keluarga besarnya tak satupun memberi perhatian kepada ibu Laksmi.  Sampai akhirnya Laksmi bersama ibunya merantau ke Jakarta, karena ada teman ibu bersedia mengajak menjadi pembantu.
                          *****            
Pagi itu, Laksmi lupa tanggalnya. Tapi ia masih ingat itu hari senin, karena temannya memakai baju putih merah kesekolah. Umur Laksmi baru sembilan tahun.  Sementara Laksmi sendiri menuju stasiun kereta api. Ia harus menanggalkan indahnya di masa kecil.

Perjalan dengan kereta api dari Surabaya ke Jakarta sangat melelahkan. Laksmi terseak-seok di bangku kereta bersama ibunya. Laksmi menahan kantuk dan lapar, sebab tidak ada camilan yang dibelikan ibu.  Syukur masih ada sisa air putih yang  dibawa dari rumah, menahan laparku.

Suara klakson kereta api, membangunkan Laksmi. Rupanya kereta sudah berhenti di stadiun Gambir. Aku bersama ibu bergegas turun. Kerumunan orang menjemput. Ibu sedang berbicara dengan seseorang lewat hpnya.

Sudah berlalu beberapa tahun ibu dan aku numpang di rumah yang sudah biasa ku panggil tante. Tidak terasa aku sudah menginjang remaja. Kata ibu aku tampak cantik seperti nenekku yang sudah lama tiada.

Dan prahara itu masih melekat dalam ingatanku. Entah skenario sengaja atau tidak yang dilakukan oleh tante. Tapi keyakinanku, aku dijadikan jalan untuk menjerumuskan ibu dan aku.

"Bude dan kamu Laksmi. Tinggal di rumah dulu ya. Tante mau belanja. Ibumu aku ajak. Itu om masih ada di rumah." Kata Tante.

Laksmi mengiyakan. Tak sebersitpun curiga bergelayut dalam benaknya. Laksmi sangat percaya akan kebaikan keluarga Tante.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun