Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Canda Ria di Pantai Kuta

26 Juli 2023   18:37 Diperbarui: 26 Juli 2023   18:47 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar lukisan Agung Sanjaya

CANDA RIA DI PANTAI KUTA
DN Sarjana

Dalam remang senja menyelimuti pantai Kuta pengunjung menikmati dengan canda tawa. Warna jingga meliak liuk di langit, bak lukisan yang teramat luas. Pesona kian indah ketika mentari mulai merambah kaki langit di ujung barat. Orang-orang meninggalkan bayang hitam di hamparan pasir yang kian tak tampak. Disitulah dua sejoli sedang melepas wicara dengan hati yang berbunga.

"Rama, kamu ngomongnya kok pelit banget sih?",  tanya Santi sambil mengorek pasir putih pantai Kuta. Mentaripun terus bersimpuh di kaki barat pantai. Warna jingga sangat mempesona. Rama berpikir harus jawab apa biar mengena. Dia menyembunyikan perasaan grogi. Dia sendiri baru merasa getar yang berbeda dihadapan perempuan yang bernama Sant.

"Mungkin karena terbiasa fokus melukis", jawab Rama.

"Kepada gadis lain juga?"

"Hanya kepadamu".
Wajah Santi memerah. Rama dapat membaca ada perasaan berbeda di hati Santi. Apakah dia jatuh cinta padaku?

"Rama, itu bukan jawaban yang aku harap. sangat menyakitkan".

"San, jujur ku katakan karena baru kali ini aku bercengkrama serius dengan seorang gadis. Ya, hanya kamu".
Rama memperhatikan wajah gadis manis. Desiran angin laut mengibas rambut berderai, menambah anggun. Dalam remang malam, Rama memberanikan diri memegang tangan Santi. Toh yang melihat hanya deburan ombak pesisi Kuta, pikirnya. Hati Santi terperanjat. Ada getar mengalir di dadanya.

"Rama, aku minta pengertianmu. Bisakah kau rasakan aku jauh-jauh dari Yogja, agar kesendirianku bertemu di Ubud".

"Tapi itu perasaan Santi. Setiap orang punya rasa".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun