"Tidak apa-apa Pak Kacung. Bapak kan menceritakan cerita yang pernah Bapak dengar. Tidak mengarang-ngarang."
Atas ajakan Pak Rudi, mereka kemudian mencari warung untuk membeli kopi. Berjalan tidak lebih dari 10 meter, mereka sudah menemukan warung yang dituju. Mereka memesan kopi. Setelah mereguk kopi, Pak Kacung mulai bercerita.
"Setelah rumah itu terbengkalai, masyarakat disekitar sini merasa was-was. Menurut kepercayaan rumah yang ditinggal terlalu lama akan dihuni oleh mahluk lain. Masyarakat disini menyebutnya gamang seperti memedi, samar,..... Bisa juga roh halus atau manusia yang meninggal tidak wajar, sehingga tidak mendapat tempat yang layak."Pak mengisap rokoknya, hingga berhenti sejenak. Kesempatan ini juga digunakan oleh Rudi untuk meminum kopi sambil menggunakan kesempatan bertanya.
"Apakah Bapak pernah mendengar hal yang aneh dari rumah itu?"
"Sering, termasuk masyarakat di sini."
"Kapan itu Pak? Nanti dijawab Pak. Kita makan dulu. Saya sudah pesankan nasi. Ini sudah siang." Pak Rudi memegang tangan Pak Kacung. Mungkin beliau ingin memperagakan atau menunjuk daerah mana saja suara di tengah malam sering terdengar. Sesungguhnya pak Rudi tidak ingin meneruskan cerita itu, karena ia akan lama bekerja mengambil proyek villa di ujung utara.
BERSAMBUNG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H