Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cemara Bersemi di Kintamani

16 Juli 2023   13:59 Diperbarui: 16 Juli 2023   14:01 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber poto pixabay.com

"Bukan masalah lucunya pa, tapi pertanyaanku soal kesetiaan. Aku setia mendampingimu dan berkorban menunggumu di rumah berhari-hari, untuk memenuhi keinginanmu. Untuk membuatmu nyaman bekerja dan tinggal di rumah".

"Ya, bener Mar. Itu yang aku harap. Biar aku saja bekerja sampai larut malam".

"Apakah kata-katamu bisa aku pegang?"

Dadaku makin berdebar. Pikiranku mumet. Begitu pengorbanan yang aku berikan, Gagah masih bisa berbohong. Dia kirimkan screnshot percakapan Gagah dengan selingkuhannya, sekretaris di kantor dimana gagah menjadi manajernya. Malam itu aku bergegas keluar dari rumah yang megah namun sunyi bagi bathinku.

" Mar, tunggu dulu. Dengar kataku", Gagah berusaha menarik tangan Cemara. Tapi Cemara dengat sekuatnya melepas, lalu berlari mencari taxi yang sudah menjemputnya.

Itu pertemuan dan percakapan terakhir yang dilakukan Cemara dengan suaminya Gagah. Mulai saat itu hubungan rumah tangganya terputus. Walau sebagai perempuan dibilang lemah, tapi bagi Cemara harga diri akan mampu meruntuhkan apapun jua. Setahun Cemara hidup sendiri. Dia mulai membangun kepercayaan diri dengan bekerja di bank suwasta. Dalam perjalanan waktu, dia berteman akrab dengan Gilang. Walau dia merasa tertarik dengan kesantunan dan kesungguhan Gilang ingin memilikinya, tapi satu rahasia hidupnya, dia sembunyikan rapat-rapat. Dia ingin suatu saat nanti, siapapun lelaki yang memilikinya bisa memahami keadaan ini. Waktu terus berlalu. Hari Jumat yang dinanti telah tiba. Sedari pagi gilang dan Cemara mempersiapkan diri. Tentu mereka ingin yang terbaik untuk mereka berdua.

"Mar, aku cari ren car aja, biar kita nyaman diperjalanan. Tunggu aku di rumahmu ya".

Cemara cepat mengambil hp, menjawab wathshaap yang dikirim Gilang. Dia sempat nelpon juga. Mungkin Cemara masih di kamar mandi.

"Terserah kamu aja Gi. Aku siap menunggu".

Sambil terus saling watshap, waktu 40 menit tidak terasa bagi Gilang. Dia sudah sampai di depan rumah Cemara. Tidak lama menunggu, Cemara keluar rumah. "Aduh, cantik dan anggun Cemara", pikir Galih. Perjalanan ke Kintamani sudah mereka sepakati. Setelah keluar dari wilayah Denpasar, mereka baru lebih lega menikmati perjalanan. Kemacetan dan pengap udara sudah mulai berkurang. Sepanjang perjalanan, banyak cerita yang terungkap. Sesekali tangan mereka berpegangan. Dari kejauhan Gunung Batur sudah tampak. Sebentar lagi mereka akan nyampe. Cemara tertegun melihat gunung Batur dan Danaunya yang biru. Setelah mobil diparkirkan, mereka menuju tempat makan. Dipilihnya tempat di utara jalan, agar bisa menghadap ke gunung dan danau.

"Mara, kau mesen apa?" "Terserah Gi!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun