Baru berkata begitu, Kinto dengan tegas melarang istrinya bekerja. Ia tidak ingin anak-anak kehilangan kasih sayang dari ibunya. Kinto tidak ingin waktu anak-anak sepi dan kosong ketika datang dari sekolah. "Ya Meisa. Aku tidak mengambil lembur."
Tapi diam-diam Kinto memutuskan menjadi tukang ojek. Kinto bergabung dengan tim Grab. Mulai saat itu dia selalu terlambat pulang ke rumah. Meisa menaruh curiga, hingga ia memancing Kinto suaminya
"Pa, dua minggu ini Bapak kok sering terlambat pulang?"
Kinto menyembunyikan keterkejutannya. "Ma, aku ada pekerjaan lembur di kantor. Biasa perusahaan diakhir tahun pasti lembur karena mau tutup buku."
Meisa berusaha menerima alasan suaminya, walau kecurigaan masih ada. Meisa terus menyiapkan
air hangat untuk mandi suaminya. Setelah semua berjalan, Meisa mendampingi suaminya makan malam. Kinto sangat suka sayur lodeh, sambal terasi dan tahu goreng.
Malam itu suasana sangat damai. Anak mereka belajar dengan tekun. Meisa mendampingi suaminya lesehan sebelum meninggalkan anak-anak tidur. Merekapun menikmati malam ini dalam suasana yang mesra. Cuman Kinto merasa bersalah telah membohongi istrinya.
Keesokan hari tidak ada hal aneh yang terjadi. Kinto berangkat kerja seperti biasa. Demikian juga anak- anak. Semua baik-baik saja. Namun menjelang malam, tiba-tiba datang dua orang polisi ke
rumah. Mereka menanyakan apakah benar ini rumah Bapak Kinto. "Maaf bu, apakah bener ini rumah Bapak Kinto?"
"Benar pak. Aku istrinya." Meisa merasa terkejut didatangi polisi. Ia tidak ada merasa bersalah.
"Tenang bu. Mari ibu ikut saya. Bapak tadi mengalami kecelakaan. Sekarang sudah di rumah sakit.