Mohon tunggu...
Devy Mariyatul Ystykomah
Devy Mariyatul Ystykomah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru belajar yang aktif sebagai wakil ketua umum Komunitas Guru Belajar Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kerek Kualitas Dunia Pendidikan Indonesia dengan QRIS Antarnegara

16 Mei 2023   10:05 Diperbarui: 16 Mei 2023   10:37 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu peluang peningkatan kualitas pendidikan - khususnya guru - adalah memperluas pengetahuan dengan menimba ilmu di negara lain. Hal ini memang bukan satu-satunya solusi. Namun dalam jangka panjang, ketika semakin banyak warga Indonesia yang bersekolah di luar negeri, apalagi jika mereka adalah guru/tenaga pendidik, wawasan dan pengetahuan mereka tentang pendidikan diharapkan juga semakin luas. 

Masalahnya, mereka yang punya kesempatan ke luar negeri, kerapkali hanya yang berasal dari keluarga menengah ke atas. Sementara pendidikan keguruan,  yang tampaknya kurang difavoritkan oleh mereka, bukan merupakan prioritas utama.

Akses inilah yang harus menjadi perhatian pemerintah, hulu sampai hilirnya. Seperti soal isu kesejahteraan dan peluang kerja. Serta bagaimana mereka yang memang serius menggeluti profesi guru bisa mendapat kemudahan atau bantuan pembiayaan ketika hendak melanjutkan sekolah ke luar negeri.

Menurut data yang dirilis Detik.com dari survei UNESCO, terdapat lebih dari 53 ribu warga negara Indonesia (WNI) yang bersekolah di luar negeri. Selain Australia yang jadi tujuan teratas (13.880 orang), ada pula Malaysia (8.440) Amerika (7.984), Jepang (4.722) dan Inggris Raya (3.087) yang menempati 5 besar negara jujugan favorit WNI untuk melanjutkan studinya.

Karena itu, rencana Bank Indonesia (BI) bekerja sama dalam hal pembayaran berbasis quick response code (QR) dengan bank-bank sentral di ASEAN maupun negara-negara lain harus mendapat dukungan penuh.

Saat ini seperti dirilis di di laman bi.go.id, BI sudah menjalin kerja sama dengan bank sentral dari empat negara ASEAN. Yakni, Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT).

Di Thailand, QR Indonesian Standard atau yang biasa disebut QRIS bahkan sudah bisa digunakan untuk bertransaksi. Selain keempat negara ASEAN ini, di Jepang, QRIS dan Japan Unified QR code (JPQR) juga akan segera terkoneksi.

Bila saat ini sasaran yang dituju adalah pembayaran yang lebih cepat, murah, transparan, dan inklusif untuk menggaet wisatawan, maka pembayaran dalam sektor pendidikan tampaknya tinggal menunggu waktu. Infrastruktur ekonomi digital ini menjadi jalan dalam pembangunan yang berkelanjutan di masa yang akan datang.

Tinggal Scan, Beres!

Seperti proses pembayaran di sejumlah tempat yang mulai familiar saat ini, QR code yang akan terkoneksi antarnegara bisa memudahkan akses pendidikan.

Bayangkan jika ada mahasiswa dari Indonesia yang berkuliah luar negeri, sebut saja namanya Indra. Dia berasal dari keluarga sederhana. Usai lulus SMA, dia mendapat beasiswa ke Singapura. Saat itu, QRIS sudah bisa digunakan di sana dan bisa dipakai membayar uang kuliah. Tak perlu repot-repot, dia cukup scan QR di kampusnya, lalu klik OK dan uang kuliah sudah terbayarkan. Begitu pula ketika membeli berbagai kebutuhan sehari-hari. QRIS yang dia miliki menjadi sangat bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun