Membaca adalah jendela dunia. Pasti kita tidak asing dengan istilah tersebut tentunya. Dalam artian dengan membaca kita akan mendapatkan informasi atau pengetahuan baru yang tak terbatas sehingga wawasan kita akan bertambah. Kita akan memiliki kreativitas serta imajinasi yang tinggi. Membaca merupakan investasi dimasa depan. Akan tetapi pada jaman era digital saat ini banyak sekali peserta didik yang enggan atau merasa malas untuk membaca buku. Baik membaca buku mata pelajaran ataupun buku cerita. Mereka lebih cenderung tertarik dengan membaca chat atau pun pesan dari whatsapp serta media sosial yang lain. Karena menurut menurut mereka bacaan dari sosial media jauh lebih menarik isi nya. Banyak sekali gambar visual yang menarik perhatian mereka, didukung dengan mudah dan cepatnya mengakses internet sehingga informasi yang kita dapatkan juga lebih cepat.Â
Ada salah satu contoh yang menunjukan bahwa minat untuk membaca siswa masih rendah yaitu ketika di jam pelajaran siswa di suruh untuk mengerjakan soal yang diberikan bapak ibu guru, yang mana jawaban sudah tertera di lembar bacaan. Akan tetapi siswa enggan membaca secara keseluruhan dari awal hingga akhir bacaan. Mereka hanya membaca sekilas tanpa mengetahui isi dan maksud dari bacaan tersebut. Sehingga berdampak pada rendahnya nilai pelajaran atau turun nya nilai prestasi.Â
Tentunya ini menjadi tantangan tersendiri kepada bapak ibu guru maupun orang tua bagaimana meningkatkan semangat dan minat membaca pada peserta didik. Dilingkup sekolah sudah tersedia ruang perpustakaan akan tetapi kurang dimanfaatkan dengan baik dan optimal oleh siswa sehingga sepi peminat atau hanya ada beberapa siswa saja yang masih suka datang k ruang perpustakaan untuk datang meminjam buku, membaca buku bacaan atapun hanya sekedar main d ruang tersebut. Langkah yang bisa diambil oleh pihak sekolah tentunya menghadirkan perpustakaan yang ideal dan ramah anak adalah salah satu titik penting keberhasilan tujuan ini mengingat daya beli masyarakat terhadap buku masih rendah. Selain itu dari pihak sekolah juga sudah mengadakan kegiatan meresume di setiap 1minggu sekali untuk meningkatkan minat baca. Yang mana mereka akan di damping oleh wali kelas ataupun bapak ibu guru mapel dalam membaca dan meresume. Siswa diwajibkan untuk membawa buku bacaan atau buku apapun yang mereka miliki. Apabila ada siswa yang lupa tidak membawa maka bapak ibu guru akan meminta mereka pergi k ruang perpustakaan untuk meminjam buku. Akan tetapi masih ada beberapa siswa yang justru enggan untuk meminjam dengan alasan ruang kelas k perpustakan sangat jauh jaraknya. Ini merupakan salah satu contoh masih rendahnya minat baca peserta didik. Lalu upaya apa yang bisa kita lakukan dalam meningkatkan minat baca peserta didik ?
Kita bisa mengajak peserta didik untuk memulai membaca dari buku bacaan yang mereka gemari atau sukai terlebih dahulu. Banyaknya genre buku mulai dari novel, majalah, kamus, komik jadi tidak hanya mengenai buku pelajaran saja yang harus dibaca, apabila sudah mulai timbul minat untuk membaca maka peserta didik harus bisa konsisten untuk membacanya. Bisa di awali dengan membaca yang hanya 15-30menit per hari. Atau memiliki target 1 lembar dalam sehari. Hal ini tentu tidak masalah karena dapat melatih diri kita untuk membiasakan membaca. Daripada waktu kita habiskan membaca buku seharian full ini justru akan menimbulkan rasa bosan. Selanjutnya tentukan waktu yang tepat untuk membaca. bisa dilakukan ketika ada waktu luang menjelang tidur. Lakukan dengan teratur dan tentunya ini akan menjadi kebiasaan yang positif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H