Selanjutnya, apakah fusion of horizons H.G. Gadamer dapat diaplikasikan dalam dunia perpajakan. Jika kita memandang ilmu filsafat dengan lebih terbuka, nyatanya fusion of horizons Gadamer ini dapat diaplikasikan dalam praktik perpajakan. Misalnya saja, dalam konteks pemeriksaan pajak, yang dimana terdapat peleburan fusi horizon pemeriksa pajak dan horizon wajib pajak.
Kembali lagi, untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif diperlukan kemauan terbuka untuk menerima gagasan dan wawasan baru. Hal ini menjadi penting untuk memperluas cakrawala seseorang sehingga ia dapat menjangkau hal-hal yang lebih luas lagi. Kemudian, menghasilkan pemahaman baru atau memproduksi sesuatu yang baru.
Pemahaman yang efektif bukanlah pemahaman yang berdiri sendiri, melainkan pemahaman yang bersumber dan ditopang dari horizon-horizon yang beragam. Semakin luas horizon, semakin luas juga pemahamannya. Selanjutnya, semangat fusion of horizon dapat dikembangkan dalam konteks memahami alur proses dari pemeriksaan pajak itu sendiri. Misalnya dalam proses Quality Assurance, dimana dua horizon memiliki perbedaan dalam penafsiran dasar hukum yang digunakan sebagai dasar koreksi. Maka, dalam proses pembahasan dengan Tim Quality Assurance Pemeriksaan pajak, terjadi peleburan fusi horizon .
Oleh karena itu, fusion of horizon mendorong para pelaku horizon untuk terus memperluas wawasan, tidak berhenti dalam satu pemahaman yang stagnan. Seseorang yang memiliki cakrawala pengetahuan luas akan terbuka dan lebih dewasa dalam menyikapi perbedaan, termasuk perbedaan dalam memahami peraturan perundang-undangan pajak yang berlaku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
