Kehidupan adalah kesempatan untuk kita mencurahkan potensi kita untuk orang lain. Kehidupan adalah kesempatan untuk kita berbagi suka dan duka dengan orang yang kita sayangi. Kehidupan adalah kesempatan untuk member manfaat bagi orang lain. Karena hidup adalah sebuah kesempatan!” – @Devsar_
Merupakan suatu keberuntungan yang teramat sangat ketika saya mendapatkan posko desa kegiatan PBL yang sangat terpencil di antara desa lainnya tepatnya di Desa Wonua Kongga, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan, Kendari.
dsc-0251-jpg-591343a6fe22bd276a91c32e.jpg
Ketika pertama tahu bahwa desa tersebut sangat jauh dan bisa dikatakan “desa di dalam desa” mental ku menjadi lemah dan terlintas keluhan di dalam hati
: kenapa sa dapat desa jauh sekali ddi, mana susah air nda ada jaringan biar satu batang, masih bisa ji kah sa hidup? . Astagfirullah, kalau di ingat lagi sekarang betapa jahatnya diriku.
dsc-0165-jpg-59134346f17e61df2c90f840.jpg
Memang benar kehidupan disana serba terbatas, air susah, harus menimba di sumur dulu itupun airnya berwarna kuning . Jaringan untuk komunikasi susah, mesti jalan 1 setengah kilometer untuk bisa dapat jaringan yang benar – benar penuh apalagi untuk internetan setengah mati sekali, dan akses untuk menuju sekolah ataupun masjid sekitar 2 kilometer dan untuk keluar dari desa tersebut sekitar 7 kilometer keluar dari lorongnya. di tambah jalanan yang tidak diaspal serta berbukit – bukit apalagi kalau kemarau terlihat tandus, untuk kesana rasanya jauh sekali kecuali yang mempunyai kendaraan bermotor , bagaimana yang jalan kaki? Misalnya ke sekolah ataupun keluar dari desa ?
dsc-0467-jpg-591343d3f17e61612d90f83f.jpg
Ketika PBL kami di tugaskan untuk mencari permasalahan
kesehatan yang ada di Desa tersebut dengan kegiatan mendata menggunakan kuesioner rumah tangga . Saya di tugaskan untuk mendata 10 rumah. Dari beberapa rumah tersebut saya mulai berjalan menuju rumah yang akan di data bersama teman saya.
kuesioner pendataan warga
di rumah pertama terlihat seorang nenek tua yang sedang berkebun, langsung saya hampiri nenek yang punya rumah itu “
Assalamu’alaikum nek, bisa minta ki waktunya kita sebentar? Kami dari mahasiswa kesmas mau ijin bertamu sekalian mendata hehehe” nenek itu menjawab “
iya boleh nak kita naik mi dulu ke rumah” aku pun langsung naik untuk mendata Alhamdulillah nenek itu menerima dengan baik, yang membuat saya tersentuh ketika di Tanya penghasilan perbulannya berapa, nenek itupun menjawab “
biasa nda menetap, ada mungkin nda cukup 100 ribu mau dapat, apalagi kita ini jadi petani. mana lagi suamiku meninggal mi baru anak – anak ku ada mi juga keluarganya, itu mereka setengah mati juga makan kadang ada kadang juga tida ada. ”
terbayang penghasilan perbulan tidak cukup 100 ribu ? Disitu hati saya sangat terpukul, mungkin kalau 100 ribu itu bisa saya habiskan untuk 2 hari apalagi apa – apa sudah mulai mahal, tapi nenek ini biar 100 ribu dalam satu bulan mau dapat sebesar itu susahnya bukan main, Subhanallah! Tapi satu hal yang saya salut sama nenek ini semangatnya untuk bertahan hidup di usianya yang sudah uzur masih membara.
Nenek – nenek saja masih semangat berjuang untuk hidupnya, kenapa saya tidak?
Apalagi penyakitnya anak muda jaman sekarang ini sedikit – sedikit kalau ada cobaan pasti bawaannya down akhirnya malas – malas terus menyerah. Subhanallah semoga saya nda dapat penyakit seperti ini sekarang ataupun nanti
Lihat Healthy Selengkapnya