Mohon tunggu...
Putu Devi
Putu Devi Mohon Tunggu... Penulis -

Ketika curahan rasa lebih indah dalam barisan kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meretas Hoaks dengan Cuci Otak

23 Juli 2018   11:08 Diperbarui: 23 Juli 2018   11:28 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh karenanya langkah nyata serta upaya kementerian agama yang sebaiknya dilakukan antara lain: Mengedukasi masyarakat akan pentingnya toleransi, tidak hanya melalui seminar ataupun kegiatan formal lainnya, tetapi juga melalui media social, video ataupun kegiatan yang diviralkan. 

Selain itu, kementrian agama juga bisa mulai dengan kegiatan berupa kompetisi yang mengajak berbagai umat beragama sehingga bisa meningkatkan sportivitasnya, hal ini juga untuk menyalurkan kegiatan ke hal-hal yang lebih positif. Disamping itu, juga diperbanyak melakukan kegiatan kemanusiaan yang universal, misalnya tidak hanya kepada satu agama saja tetapi kepada semua agama dan menyeluruh di nusantara.

Disamping itu, upaya tangible toleransi yang bisa dilakukan adalah dengan membangun beberapa tempat ibadah di suatu area, sehingga bisa meningkatkan toleransi umat beragama. Salah satu tempat ibadah seperti ini adalah yang sudah dibangun pada tahun 1994 di Bali, bernama Puja Mandala.

Kegiatan kementrian agama sebaiknya holistik dan berimbang, yang artinya menyeluruh dan mencakup semua agama, serta pelaksanaannya merata kepada seluruh agama, tidak hanya cenderung pada satu agama mayoritas saja.

nasional.tagar.id
nasional.tagar.id
Dengan semakin teredukasi masyarakat, maka hoax mengenai agama niscaya akan berkurang. Jika pikiran sudah bersih, maka hati akan ikut terjaga. Hal ini bisa dimulai dari diri sendiri, jika membaca postingan yang provokatif, maka tindakan selanjutnya adalah dengan tidak mudah terhasut. Bayangkan jika setiap individu melakukan ini, dan bayangkan jika setiap orang di Indonesia memahami makna toleransi. 

Bayangkan pula jika konten yang menimbulkan perpecahan tersebut diabaikan, dan kita Negara Indonesia bersama-sama menggemakan perdamaian dalam visi yang sama.

Pada akhirnya, meretas hoax tidak hanya dengan membersihkan konten tetapi dengan 'mencuci otak' penyebar dan pembacanya. Mencuci otak dengan menghapus segala pandangan dan persepsi negatif terhadap agama lain. Mencuci otak dengan menganggap perbedaan agama adalah sebuah keyakinan personal dan kebebasan mutlak setiap individu. 

Biarkan itu menjadi urusan personal yang tidak perlu dipermasalahkan. Serta mencuci otak dengan menyadari bahwa percekcokan dengan agama akan merusak satu tujuan utama munculnya suatu agama, yakni: Perdamaian.

Bayangkan jika agama yang berbeda bisa bersatu, layaknya berbagai macam bunga yang terlihat indah dan berwarna.

Sebab intinya, semua agama adalah satu, hanya pendekatannya yang berbeda.

The essence of all religions is one. Only their approaches are different (Mahatma Gandhi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun