Mohon tunggu...
Devon Putra
Devon Putra Mohon Tunggu... Freelancer - Hah?

HAHAHA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mari Mengenal Lebih Dekat Mengenal BJ Habibie

26 Februari 2020   15:58 Diperbarui: 26 Februari 2020   15:59 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prof. Dr. Ing. H. Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang sering dipanggil B.J. Habibie, merupakan Presiden Republik Indonesia ke 3. Selain itu Ia juga merupakan Wakil Presiden Republik Indonesia ke 7. Karena keberhasilan Habibie merancang perawat terbang pertama di Indonesia yaitu pesawat N-250 Gatotkaca ia disebut juga sebagai Bapak Teknologi Indonesia. B.J. Habibie lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936. Ia merupakan anak ke 4 dari pasangan Alwi Abdul Jalil dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo.

B.J. Habibie dikenal sebagai anak yang cerdas. Ia pernah menuntut ilmu di sekolah menengah atas Kristen dago pada tahun 1954. Namun saat usianya menginjak 14 tahun ayah dari B.J. Habibie tutup usia dan meninggalkan B.J. Habibie, ibu dan ke 8 saudaranya. Kemudian B.J.  Habibie belajar tentang keilmuan teknik mesin di Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung atau yang sekarang dikenal dengan ITB pada tahun 1954. 

Habibie melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat pada tahun 1955-1965 dan menerima gelar diplok Ingenieur pada 1960 dan doktor Ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cum laude.

Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Blkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman. Pada tahun 1973, ia kembali ke Indonesia atas permintaan mantan presiden Soeharto.Habibie kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 sampai Maret 1998. Gebrakan B. J. Habibie saat menjabat Menristek diawalinya dengan keinginannya untuk mengimplementasikan "Visi Indonesia". 

Menurut Habibie, lompatan-lompatan Indonesia dalam "Visi Indonesia" bertumpu pada riset dan teknologi. Karir  Habibie melonjak pada tahun 1998, dimana saat itu ia diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia (21 Mei 1990 - 20 Oktober 1999), setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden ke-7 (menjabat sejak 14 Maret 1998 hingga 21 Mei 1998) dalam Kabinet Pembangunan VII di bawah Presiden Soeharto.

Pelajaran yang dapat diambil dari perjalanan B.J. Habibie adalah perjuangan yang tidak sia-sia untuk mendapatkan pendidikan yang diinginkan karena usaha tidak akan mengkhianati hasil. Rasa nasionalisme yang ditunjukkan B.J. Habibie sangat patut untuk di contoh. Bukan hanya menjadi presiden saja, B.J. Habibie dapat memajukan Indonesia melalui bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Semangat pantang menyerah dan sabar dalam mengahadapi cobaan yang dihadapi dapat menjadi contoh yang baik bagi kita. Walau sebagai pemimpin kita harus tau darimana jabatan itu diberikan, darimana dukungan itu diberikan maka dari itu pemimpin harus rendah hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun