Sukosari Kidul, Bondowoso - KKN UMD UNEJ Kelompok 119 Desa Sukosari Kidul bekerja sama dengan Mantri Hewan dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bondowoso melakukan diseminasi pengolahan pakan ternak dari limbah tebon jagung yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat.
Pembuatan pakan dilakukan dengan metode fermentasi dimana fermentasi pakan ternak merupakan proses pengawetan pada pakan ternak yang menggunakan mikroorganisme sebagai bahan utama untuk memfermentasi bahan pakan ternak. Mikroorganisme yang biasa digunakkan yaitu bakteri asam laktat yang bisa mengubah gula yang terdapat dalam bahan pakan menjadi asam laktat.
Sosialisasi dan pelatihan ini dilakukan pada hari Kamis (8/8/2024) bertempat di salah satu kandang ternak kambing etawa milik peternak setempat. Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa peternak yang memiliki antusiasme tinggi untuk bisa mengolah pakan ternak secara mandiri. Praktek pembuatan pakan difasilitasi langsung oleh mantri hewan yang mencakup cara pembuatan pakan ternak dari awal hingga akhir.
Tahap pertama dalam pembuatan pakan fermentasi yakni mempersiapkan bahan yang terdiri dari tebon jagung, dedak, tetes tebu dan Effective Microorganism-4 (EM-4). Tahap kedua yakni proses pembuatan pakan fermentasi yang meliputi; pencacahan tebon jagung kemudian diangin-anginkan untuk mengurangi kadar air hingga 60-70%. Selanjutnya dilakukan pencampuran EM4 dan Molases dengan perbandingan 1:1 kedalam 1 liter air bersih. Tahap selanjutnya yakni melakukan penyiraman ke tebon jagung secara merata sambil diaduk dan ditambahkan dedak padi untuk menjaga kelembaban tebon jagung. Setelah tercampur secara merata dan dirasa kelembabannya sudah pas tahap terakhir dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan, bisa berupa tong maupun plastik silase. Pada saat memasukkan tebon jagung pastikan wadah penyimpanan padat dan tidak ada rongga maupun kebocoran udara.
“Saya terbantu dengan adanya pelatihan pembuatan pakan ini, harapan saya setelah mengikuti kegiatan ini saya dan kelompok ternak saya dapat menerapkan praktek ini sehingga kami dapat menghemat tenaga dan biaya,” Ujar Bapak Mattasin/Eva pada saat diminta testimoni setelah mengikuti kegiatan.
Setelah dilaksanakannya kegiatan ini, diharapkan para peternak dapat memanfaatkan limbah pertanian dengan maksimal dan mempraktekkan pembuatan pakan secara mandiri sehingga dapat menuju kemandirian dan ketahanan pakan pada saat musim kemarau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H