BONI FASIUS SIHOMBINGÂ
Ganguan mental, menjadi objek yang sangat unik jika dikaji, dalam hal ini penulis mengambil peristiwa seperti tindakan perudungan pada pemuda dibalik perekonomian yang memburuk menimbulkan beberapa hal seperti hal seperti : efek tekanan, dan rasa bersalah, semakin mengalami gangguan mental.Â
Ada beberapa pandangan yang tepat untuk menggambarkan akan gangguan mental ini yang sangat berbahaya jika tidak ditangani secara baik, pendapat dari para teolog bernama Ryan menganggap bahwa "Teologi Kristen" mengakui atas adanya, sebuah permasalahan mental menjadi sumber penyakit dan sulitnya untuk mencapai kesejahteraan dalam masyarakat.Â
Melalui hal inilah penulis menpersetujui, bahwa pemermasalahan mental memang menjadi sebuah hal yang memiliki efek yang parah jika tidak ditangani gangguan mental harus dapat ditanggapi dengan pemenuhan kebutuhan akan konseling dan dengan peneguhan iman dan rohani, pendekatan diri kepada pencipta.Â
Ini menjadi sebuah cara dalam menghadapi gangguan mental pada jemaat atau masyarakat sekitar dapat membuat sebuah cara dalam mengatur dan memberi sebuah tindakan berupa, memberikan bimbingan pastoral (Pendeta/konselor) kepada pemuda tempat ia berada dengan mengajarkan akan sebuah pendekatan teologis kerohanian kepada konseling yang bisa diberikan oleh seseorang konselor.Â
Karena dalam kesehatan mental sebuah spiritualitas sanggat mempengaruhi, dan menjadi cara dalam mengkondisikan kesehatan mental seseorang penderita menjadi kondisi yang sangat prima, di mana ia mampu dalam mengkondisikan dirinya mengatasi stres dan juga secara normal ia dapat menjadikan dirinya mampu dalam mengerjakan sesuatu dengan fungsinya yang baik. Maka pendekatan interpesonal akan dirinya dan Tuhan menghasilkan semakin tinggi tingkat spiritualitas,  dan ini mengakibatkan semakin tinggi pula  kesehatan mentalnya. Seorang konselor gereja dapat mengetahui begitu berdampak dan bergunanya  penanganan spiritualitas terhada ganguan kesehatan mental yang tinggi di jemaat atau di masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H