Mohon tunggu...
devi vionita
devi vionita Mohon Tunggu... -

jadilah orang yang mempunyai jiwa kepemimpinan dan mau berusaha setelah kegagalan, jangan merasa sombong bila sudah bias, dan jangan merasa minder bila belum bias, hidup adalah tantangan

Selanjutnya

Tutup

Money

Ku Petik Hikmah Kehidupan dari Si Tukang Sayur

20 Mei 2017   12:11 Diperbarui: 20 Mei 2017   12:32 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Rembang, 15 Mei 2017 di sekitar kota Rembang Jawa Tengah

Kehidupan ibarat panggung sandiwara yang selalu berputar seiring bergantinya tahun, bulan, hari bahkan waktu. Allah menciptakan takdirnya dengan sesi kehidupan yang berbeda-beda. Kehidupan tersebut sudah tertuliskan di kitab yang abadi, bernama Lauhil Mahfudz. Di kitab itulah semua takdir manusia sudah ditetapkan olehNya. Termasuk rikzi  yang berbeda-beda.

Aku Nitta, Mahasiswa Uin Maliki Malang. Ku tuliskan kata-kata yang kuringkas dalam sebuah cerita. Cerita ini penuh dengan inspirasi, karena mengharukan, penuh dengan kegigihan, dan keberanian. Ku ambil hikmah kehidupan dari sesosok orang yang gigih dalam bekerja demi mendapatkan sesuap nasi. Sesosok yang menjadi inspirasi bagiku, walaupun hanya seorang si tukang sayur. Yah, ku petik hikmah kehidupan dari si Tukang Sayur.

Seorang ibu berkulit sawo matang, berpakaian sederhana, beranak 2, hidup dengan kesederhanaan. Itulah ciri-ciri dari si Tukang Sayur yang berkelana dari rumah satu kerumah yang lainnya tanpa rasa mengeluh dan penuh kesemangatan. Orang-orang setempat menyebutnya dengan ibu Rusmiyatun. Seorang ibu rumah tangga yang mempunyai usaha kecil yaitu menjual sayur keliling setiap hari, tepatnya di pagi hari.

Ibu Rusmiyatun terkenal dengan penjual sayur yang ramah dan bijak. Sayur dagangannya terkenal segar dan murah. Ibu Rusmiyatun mempunyai usaha sayur sejak suaminya meninggal dunia. Suami Ibu Rusmiyatun meninggal dunia ketika anak keduanya lahir. Sejak itulah Ibu Rusmiyatun menggantikan sesosok ayah untuk anak-anaknya. Beliau mengatakan “ siapa lagi nak kalau bukan ibuk yang bekerja? Ibuk menginginkan kedua anak-anak ibuk sekolah dan kehidupan rumah tercukupi. Hanya Allah yang menemani ibuk, disaat suka dan duka.

Jerih payah si Tukang sayur tiada tara. Usaha kecil yang ia kelola berpuluh-puluh tahun kini teman hidupnya. Teman berkelana bersama sayur mayur yang segar seperti orang yang menjualnya. Omset yang ia dapatkan lumayan cukup untuk makan sehari-hari. Modal yang ia keluarkan hanya Rp 100.000 saja. Modal yang sangat sedikit akan tetapi tekad dan keoptimisan yang kuat. Ibu rusmiyatun hanya yakin satu kalam Allah yang berbunyi

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا (29)

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu".

Kehidupan yang ia jalani sangatlah menginspirasi bagi kaum muda-mudi. beliau mengajarkan kepada kita sebagai kaum muda agar selalu gigih dalam bekerja, berusaha, tanpa ada rasa mengeluh sedikitpun. Seperti halnya ibu Rusmiyatun yang sekarang menjadi kepala rumah tangga di ranah keluarganya. Yah, tidak bisa dipungkiri, beginilah kehidupnya. Menjadi tukang sayur keliling adalah suatu usaha yang halal, penuh dengan  Ridho sang  Ilahi Robbi.

Ibu Rusmiyatun menjajakan dagangannya dengan menggunakan sepeda motor yang berinisial honda, dengan plat nomor K 2436 AD. Sepeda motor peninggalan almarhum suaminya. Yah itulah satu-satunya harta benda peninggalan almarhum ketika masih menghirup nafas di bumi. Tak kenal lelah, trus berpetualang, demi mendapatkan sehelai uang untuk dijadikannya sumber hidup untuk anak-anak. Ia menginginkan anak-anaknya menjadi anak-anak yang pintar, bergelar sarjana, dapat sukses dikemudian hari.

Jerih payah ini dapat mengundang simpati kepada pemerintah kabupaten Rembang. Inspirasi bagi para buruh-buruh kecil yang mempunyai usaha dalam pencarian nafkah. Ibu Rusmiyatun mendapatkan bantuan berupa dana dari pemerintah bagi buruh-buruh kecil yang membutuhkan. Dana-dana tersebut dipakainya untuk membeli modal yang lainnya. Modal-modal tersebut seperti tambahan ikan segar, daging, sayur-mayur, jajanan pasar dan masih banyak lagi. Masyarakat senang ibu Rusmiyatunpun juga senang, ia menjajakan jualannya dengan berkelana dari pagi sampai siang. Ia lakukan itu sebagai ibadah lillah menjadikan  masyarakat hidup sehat dengan sayur mayurnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun