Mohon tunggu...
Devivi Ariana
Devivi Ariana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Intrinsik Film Pendek "Bapak"

19 November 2024   18:53 Diperbarui: 19 November 2024   18:58 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

https://i.ytimg.com/vi/mJ657-avrpA/mqdefault.jpg

Hallo, apa kabar? Kembali diartikel saya. Di sini saya akan menganalisis sebuah film pendek yang berjudul "Bapak" karya Paniradya Kaistimewan. Telah tayang perdana pada 4 Maret 2023. Film ini menceritakan hubungan emosional antara seorang ayah dan anak perempuannya, Sari. Dalam film ini, sosok Bapak digambarkan sebagai figur yang penuh kasih sayang, meskipun terkadang terlihat kaku dan kurang peka terhadap perasaan anaknya. Berikut analisis pendekatan intrinsik

  • Tema

Tema utama film ini adalah hubungan antara ayah dan anak, serta bagaimana kasih sayang sering kali disampaikan melalui pengorbanan. Meskipun Bapak terlihat tegas, niatnya adalah untuk melindungi dan mendidik anaknya. Film ini juga mengeksplorasi tema komunikasi dalam keluarga, menunjukkan bagaimana kurangnya komunikasi dapat menyebabkan kesalahpahaman dan jarak emosional.

  • Tokoh

Bapak: Karakter Bapak digambarkan sebagai sosok yang kuat dan tegas, tetapi juga memiliki sisi lembut yang tersembunyi. Ia berjuang dengan cara mengekspresikan kasih sayangnya, yang sering kali membuatnya tampak kaku. Karakter ini mencerminkan banyak orang tua yang berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka, meskipun dengan cara yang mungkin tidak selalu dipahami oleh anak.

Sari: Sebagai anak, Sari mewakili generasi muda yang mencari pengertian dan perhatian. Perkembangannya sepanjang film menunjukkan perjalanan emosionalnya dalam memahami dan menerima cara Bapak dalam menunjukkan kasih sayang.

  • Alur

Film ini mengikuti alur naratif yang sederhana namun efektif, terdiri dari pengenalan, konflik, dan resolusi. Di awal film, kita diperkenalkan karakter Bapak dan Sari, serta dinamika hubungan mereka. Penonton dapat melihat bagaimana Bapak berusaha mendidik Sari dengan cara yang tegas. Konflik utama muncul dari ketidakpahaman antara Sari yang menginginkan perhatian dan kasih sayang dari Bapak, dan cara Bapak yang lebih fokus pada disiplin. Ketegangan ini menjadi inti dari cerita. Seiring berjalannya cerita, terjadi momen-momen refleksi yang mengarah pada pemahaman di antara Bapak dan Sari. Resolusi ini menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan dalam cara mengekspresikan kasih sayang, cinta keluarga tetap ada.

  • Latar

Latar Tempat: Film ini mengambil latar di lingkungan rumah yang sederhana, menciptakan suasana yang akrab dan realistis. Latar ini mencerminkan kehidupan sehari-hari yang banyak dialami oleh keluarga di masyarakat.

Latar Waktu: Latar waktu film ini tampak modern, mencerminkan dinamika keluarga masa kini. Dan membantu penonton untuk lebih mudah terhubung dengan cerita.

Latar Sosial: Latar sosial dalam film ini mencerminkan nilai-nilai keluarga tradisional, di mana orang tua memiliki peran penting dalam mendidik anak. Hal ini juga menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh generasi muda dalam memahami cara orang tua mereka berkomunikasi.

  • Penokohan

Bapak: Karakter Bapak digambarkan sebagai sosok yang tegas, disiplin, dan pekerja keras. Meskipun ia terlihat kaku, karakter ini memiliki sisi lembut yang muncul di momen-momen tertentu. Bapak mencerminkan banyak orang tua yang berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka, meskipun terkadang cara mereka tidak dipahami.

Sari: Sari adalah karakter yang mewakili generasi muda yang mencari pengertian dan perhatian. Dia mengalami konflik batin antara cinta dan rasa sakit akibat kurangnya perhatian dari Bapak. Perkembangannya sepanjang film menunjukkan perjalanan emosionalnya dalam memahami dan menerima cara Bapak menunjukkan kasih sayang.

  • Gaya bahasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun