Menurut Aristoteles, fokus pada tujuan moral dalam menghadapi tantangan globalisasi ekonomi dipengaruhi oleh konsep telos (tujuan) dan Golden Mean. Berikut adalah penjelasan detailnya:
- Telos (Tujuan)
Aristoteles percaya bahwa setiap individu dan setiap tindakan memiliki tujuan yang bermakna dan mencerminkan esensi dari apa yang dilakukan. Dalam konteks bisnis, telos tidak hanya terbatas pada pencapaian laba finansial, tetapi juga mencakup kontribusi positif terhadap masyarakat dan keberlanjutan lingkungan. Artinya, tujuan bisnis yang sejati harus mencerminkan nilai-nilai dan dampak positif yang dihasilkan oleh perusahaan dalam masyarakat.
- Golden Mean
Aristoteles menekankan pentingnya Golden Mean dalam tindakan moral. Konsep Golden Mean menjunjung tinggi prinsip keseimbangan dan moderasi. Individu harus mencari titik tengah antara ekstrem-ekstrem yang tergoda untuk diambil, sehingga kebajikan moral bukanlah sesuatu yang absolut atau terpaku pada aturan. Dalam bisnis, Golden Mean berarti mencari keseimbangan antara pencapaian laba finansial dan kontribusi sosial dan lingkungan.
- Kontribusi Positif Terhadap Masyarakat
Tujuan bisnis yang sesuai dengan pandangan Aristoteles bukan hanya fokus pada keuntungan ekonomi semata. Sebaliknya, itu harus mencerminkan kontribusi positif terhadap masyarakat dan keberlanjutan. Artinya, perusahaan harus aktif berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dan berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. Pendekatan ini menegaskan bahwa tujuan bisnis seharusnya tidak terbatas pada kepentingan pribadi semata, melainkan mencakup tanggung jawab sosial dan ekologis yang lebih luas.
2. Pertimbangan Rasional
Sebelum membuat keputusan, seorang pemimpin harus menggunakan pertimbangan rasional untuk menilai situasi kompleks di era globalisasi. Aristoteles berpendapat bahwa akal budi (rasio) adalah salah satu sumber pengetahuan objektif yang dapat digunakan untuk mendapatkan kebenaran logis. Dengan demikian, pemimpin harus melakukan analisis komprehensif tentang implikasi ekonomi dan sosial dari setiap keputusan mereka.
3. Keseimbangan dalam Ekonomi
Aristoteles juga menekankan pentingnya keseimbangan dalam ekonomi. la membagi alasan seseorang untuk berkegiatan ekonomi menjadi dua yaitu untuk kegunaan (use) dan untuk keuntungan (gain). Seorang pemimpin harus mampu menciptakan keseimbangan di mana konsumsi tidak hanya bertujuan pada kebutuhan dasar hidup tetapi juga memenuhi aspirasi yang lebih tinggi tanpa mengorbankan stabilitas ekonomi atau lingkungan.
Keseimbangan ekonomi dalam menghadapi tantangan globalisasi menurut Aristoteles berfokus pada dua jenis keadilan yaitu:
- Keadilan Distributif: Ini berkaitan dengan pembagian sumber daya dan hak secara proporsional sesuai kontribusi individu. Dalam konteks globalisasi, negara harus memastikan bahwa semua warga negara mendapatkan hak dan manfaat yang adil dari sumber daya yang ada, menghindari ketimpangan yang diakibatkan oleh praktik perdagangan internasional yang tidak adil.
- Keadilan Komutatif: Menekankan pada interaksi yang adil antara individu dalam transaksi ekonomi. Setiap orang harus diperlakukan sama dalam hal pertukaran barang dan jasa, sehingga menciptakan keseimbangan dalam hubungan ekonomi.
4. Kontribusi Positif Terhadap Masyarakat
Pandangan Aristoteles tentang ekonomi menegaskan bahwa tujuan bisnis seharusnya tidak terbatas pada kepentingan pribadi semata, melainkan mencakup tanggung jawab sosial dan ekologis yang lebih luas, sehingga bisnis yang berhasil tidak hanya mengejar laba, tetapi juga bertujuan untuk memberikan dampak positif yang lebih besar dalam lingkungan sekitarnya, dengan cara berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat dan menjaga keberlanjutan lingkungan, serta mengintegrasikan nilai-nilai etika dalam setiap keputusan bisnis untuk memastikan bahwa aktivitas ekonomi tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga menciptakan nilai yang bermanfaat bagi semua pemangku kepentingan dan berkontribusi pada kebajikan umum.