Mohon tunggu...
Devitasari_ 171
Devitasari_ 171 Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

S1 Farmasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Biasa Biasa Itu Tidak Apa-apa

22 November 2021   13:38 Diperbarui: 26 November 2021   18:11 1716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis buku ini menuliskan, peristiwa kehidupan akan datang silih berganti. Akan datang bahagia, tapi juga akan dating kesedihan, kemudian akan datang lagi kebahagiaan dan begitulah seterusnya. Tidak ada yang bertahan selamanya, kebahagiaan tidak akan bertajan selamanya, kesedihan juga tidak akan bertahan selamanya.

Kesedihan adalah respon terhadap kehilangaan, sedih itu norman dirasakan, entah itu karena rasa kehilangan, kecewa, dan menyesal kita bis amerasakan sedih.sedih itu baik, yang tidalk baikitu adalah kita pura pura bahagai, padahal sedih.perasaan bersalah tidak akan menghapus perasaan dimasa lalu.tidak akan yang bisa menghapus perasaan masa lalu kita. Berlama lama menyesali keadaa, tidak akan memperbaiki kenyataan.

Dalam buku ini juga menceritakan dalam era modern yang menjunjung tinggi pencapaian, kita lebih suka meghargai prestasi daripada perjuangan. Saat masyarakat melihat seberapa hebatnya kita, kesabaran pengendalian diri agak terlupakan. Berusaha, temtu hal yang baik. Berprestasi dan mencapai sesuatu yang hebat adalah hal yang sangat keren. Tetapi, mungkin kita juga memerlukan hal lain.

Ketika kita mendapatkan kebaikan secara terus menerus, perlahan kita terbiasa dan menganggapnya tanguung jawab. Kebaikan yang terus menerus didapatkan, bisa membuat kita kehilangan rasa dari kebaikan tersebut. Karena rasa kebaikan menghilang perlahan kita menganggap kebaikan tersebut sebagai tanggung jawab. Hidup tak selamanya berjalan seperti yang kita harapkan.

Cinta membuat seseorang bertumbuh. Membuat kamu menjadi versi terbaik dari dirimu. Sehingga tidak sewajarnya dengan mencintai, membuat kehilangan diri. Cintailah dan nikmatilah jatuh cinta. Tapi bertumbuhlah, dan jangan kehilangan diri sendiri dalam pencarian cinta orang lain. Jika saat kita mencintai, kita malah kehilangan diri sendiri. Entah itu dalam bentuk harga diri, prinsip diri, pertumbuhan personal, dan kepercayaan diri.

Ketika kita mencintai orang lain, kita menyediakan waktu bersama dia, mendengarkan kisahnya, keluh kesahnya, merasakan perasaannya, berusaha memenuhi kebutuhannya. Ketika kita mencintai orang lain kita menerima kelemahannya, tapi disaat yang bersamaan kita mengajak dia bertumbuh dari kelemahannya. Jika kamu sebegitu keras untuk mendapatkan cinta orang lain, apakah kamu melalukan usaha yang sama untuk mendapatkan cinta dari dirimu sendiri?. Ketika kita jatuh cinta kepada orang lain, kita sering menginvestasikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memikirkan serta melalukan yang terbaik bagi orang tersebut. Kita melakukan sebaik baiknya supaya dia bahagia, bertumbuh dari kekurangannya, tapi tetap menyayangi dengan segala kelemahannya.

Hidup itu perjalanan yang artinya pelan pelan, bukan perlombaan ataupun cepet cepetan, yang penting masih bisa sampai ketempat tujuan dan bernafas dengan nyaman. Yang namanya perjalanan pasti ada capeknya , kalau capek ya istirahat lalu lanjutkan lagi perjalanan. Saya tidak pernah mendengar orang berkata pelarian kehidupan tetapi saya sering sekali mendengar orang menggunakan istilah perjalanan hidup, ya karna hidup memang bukan lari dari tujuan, bukan pula lari dari segala hal yang kurang menyenangkan. Hidup itu ya pelan pelan mengarah kepada apa yang ada didepan.

Mahasiswa      : Universitas Muhammadiyah Malang

Fakultas           : Ilmu Kesehatan

Prodi                  : S1 Farmasi

Dosen Pembimbing : Dr. Daroe Iswatiningsih, M. Si.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun