Mohon tunggu...
Devita Sari
Devita Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo! 🦋

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memaknai Liquid Modernity Lewat Salah Satu Tokoh Sosiologi: Zygmunt Baumant

18 Oktober 2022   22:50 Diperbarui: 18 Oktober 2022   22:52 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenal Zygmunt

Zigmunt Bauman lahir pada tanggal 19 Novermber 1925 di Polandia. Bauman merupakan sosiolog Polandia yang memulai karirnya di Universitas Warsawa dan juga seorang penulis keturunan Yahudi. Namun, karena dia sempat dipecat, Bauman kembali memulai karirnya di Kanada, lalu Amerika Serikat, kemudian ke Australia sampai ke Inggris. Setelah itu, pada tahun 1971 Bauman pun menjadi profesor.

Liquid Modernity

Liquid Modernity atau modernitas cair merupakan istilah yang digunakan oleh Zygmunt untuk menggambarkan kondisi dunia saat ini, yang juga sangat berbeda dengan modernitas padat sebelumnya. Modernitas cair adalah sebuah aturan baru dan juga belum pernah terjadi dalam kehidupan individu, sehingga individu harus bisa menghadapi berbagai tantangan untuk menghadapi hal tersebut. Selain itu, modernitas cair juga adalah kondisi anggota masyarakatnya melakukan berbagai tindakan perubahan dengan lebih cepat untuk mengubah kebiasaan menjadi rutinitas.

Bagi Bauman, perubahan yang terjadi memberikan efek terhadap identitas suatu individu. Karena, dengan tidak adanya tempat yang stabil untuk manusia hidup, kehidupan yang cair ini akan menimbulkan ketidakjelasan yang sangat serius. Maka dari itu, ini merupakan sebuah kehidupan di mana manusia akhirnya dipaksa untuk bergerak secara konstan dari satu proyek ke proyek lain tanpa henti.

Struktur dan Anti Struktur

Menurut Bauman, terdapat dua bentuk masyarakat yang dikenal sebagai struktur dan anti-struktur. Struktur biasa dicirikan oleh heterogenitas, adanya ketidaksetaraan dalam masyarakat dan perbedaan status antar individu. Sedangkan, anti-struktur dicirikan dengan homogenitas dan terdapat kesetaraan dalam masyarakatnya, serta anonym yang maksudanya adalah tidak ada tujuan melainkan hanya ada tujuan pada dirinya sendiri.

Ambivalen

Kehidupan manusia bersifat ambivalen yaitu pertentangan dan tidak ada nilai pasti yang disa dipertaruhkan dalam kehidupan. Karya Bauman yang berjudul Life in Fragments memberitahukan bahwa perubahan moral yang dianut hanyalah sebuah topeng kebersamaan semata. Padahal, dalam realitasnya kehidupan manusia itu sangatlah beragam. Jadi, tidak mungkin bisa kalau hanya ditata dengan satu moral yang rasional dan universal.

Dalam sebuah peraturan yang sifatnya memaksa, moralitas harusnya dihilangkan dan dikembalikan atau diberikan saja kepada diri individu masing-masing untuk mempertanggung jawabkan sendiri tentang moralitasnya. Sebab, pada dasarnya manusia membutuhkan moral bukan karena being with order tetapi karena being for other.

The Stranger

Dalam masyarakat modern seperti saat ini, kita pasti tidak asing dengan istilah Stranger atau orang asing dan termasuk kedalam kategori sampah. Kita biasanya cenderung menganggap lawan dan kawan merupakan bentuk solidaritas yang ada dalam kehidupan manusia, namun orang asing ini tidak termasuk ke dalam lawan ataupun kawan. Manusia biasanya menganggap orang asing ini sebagai ancaman terhadap tatanan yang sudah ada dilingkungan kehidupan bermasyarakat, karena dianggap akan menggangu dan mengacaukan.

Munculnya orang asing dalam kehidupan bermasyarakat dianggap sebagai tanda berakhirnya normalitas dan juga stabilitas dari suatu masyarakat, karena oran asing tersebut hanya dekat secara fisik saja, sedangkan secara spiritual tidak ada kedekatan sama sekali.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Dalam pandangan Bauman, ilmu pengetahuan dan teknologi adalah hasil dari rasionalitas yang merupakan bagian terpenting dalam modernitas. Teknologi membuat manusia menjadi melakukan tindakan mendominasi, mengontrol, dan mengatur sesuatu. Hal-hal seperti ini sangatlah berbahaya, namun dizaman sekarang ini sangatlah sulit untuk dihindarkan. Manusia seperti hanya fokus untuk mencapai tujuan yang diinginkannya tanpa memperdulikan lingkungan sekitarnya.

Padahal, jika diperhatikan teknologi tidak hanya memberikan pengaruh yang positif, tetapi juga memberikan pengaruh negatif bagi para penggunanya. Sebagai contoh, jika seorang anak terlalu sering dan sudah kecanduan memainkan ponsel maka hal ini akan berpengaruh negatif seperti membuatnya malas belajar, berpikir, dan juga berbaur dengan lingkungan sosialnya karena dia hanya fokus pada kesenangan dirinya sendiri.

Dengan demikian, dalam mengikuti perkembangan zaman di era digital seperti ini sangatlah diperlukan adanya sebuah kontrol dan pembatasan yang harus dilakukan untuk diri sendiri. Agar dengan begitu setidaknya kita tetap dapat berada dalam posisi yang seimbang dan tidak terjerumus ke dalam jurang teknologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun