Mohon tunggu...
Devita Sari
Devita Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo! 🦋

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dalam Kehidupan, Individu Pasti Melakukan Dramaturgi

17 Oktober 2022   12:45 Diperbarui: 17 Oktober 2022   13:16 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tentang Goffman

Goffman lahir pada tanggal 11 Juni 1922 di Alberta, Kanada. Dia mendapatkan gelar sarjananya di Universitas Toronto dan mendapat gelar doctor di Universitas Chicago. Selain itu, dia juga sempat menjadi profesor sosiologi di Universitas California pada tahun 1962. Karya terbesar Goffman adalah buku yang berjudul The Presentation of Self in Everyday Life. Didalam buku tersebut dia menjelaskan pemikirannya tentang dramaturgi. Namun, sangat disayangkan pada tahun 1982 Goffman wafat. Padahal, saat itu dia sedang mengalami kejayaan sebagai tokoh sosiologi.

Dramaturgi dalam pandangan Goffman

            Ketika mendengar kata dramaturgi, sering kali orang mengartikannya sebagai sebuah kata yang merujuk pada pertunjukan drama. Dan memang betul, istilah dramaturgi sangat kental dengan pengaruh drama atau teater. Dalam sebuah pertunjukan drama, para aktor pasti akan memainkan karakter manusia lain dengan tujuan agar para penonton bisa mendapatkan gambaran atau pelajaran yang bisa diambil dari kehidupan tokoh tersebut.

            Dramaturgi terbagi menjadi dua konsep besar, yaitu Front Stage (panggung depan) dan Back Stage (panggung belakang).

  • Front Stage (panggung depan)

Panggung depan ini merupakan bagian dari pertunjukkan. Seperti yang kita tahu, ketika berada diatas panggung para aktor berpenampilan sesuai dengan peran yang dimainkan, yang juga pasti berbeda dari penampilannya sehari-hari. Untuk mendukung peran yang dimainkannya, penampilan dan gaya dari sang aktor harus selaras. Sebagai contoh, jika si aktor berperan sebagai ustad, maka dia harus mengenakan pakaian yang identik dengan baju kokoh, sarung dan memakai peci, serta dia juga harus berbicara dengan suara yang baik dan juga lemah lembut agar perannya sebagai ustad bisa berhasil dan sesuai.

  • Back Stage (panggung belakang)

Panggung belakang adalah tempat untuk individu mempersiapkan dirinya sebelum akhirnya tampil di panggung depan. Atau kalau dalam bahasa anak teater sering kali dikenal dengan kamar rias yang digunakan para aktor untuk merias diri, mengganti pakaiannya, dan juga berlatih dialog yang akan diucapkannya. Di panggung belakang ini juga, biasanya karakter dan sifat asli para aktor dapat terlihat. Sebagai contoh, semisal pada saat tampil diatas panggung dia berperan sebagai orang yang rajin membaca buku, maka bisa saja dikehidupan aslinya sehari-hari dia adalah orang yang malas dan tidak suka membaca buku. Nah, sikap aslinya yang sesuai dengan kehidupannya inilah yang bisa dilihat hanya lewat panggung belakang saja. Karena, di panggung depan para aktor menginginkan citra yang positif dari para penonton, jadi dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk terlihat sempurna.

            Pada hakikatnya, setiap individu pasti melakukan dramaturgi dalam kehidupannya sehari-hari, entah itu pada saat individu berada dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ketika individu melakukan dramaturgi juga pasti akan terjadi tindakan sosial, dimana ada motif yang ingin dicapai melalui proses pencitraan yang dibangun oleh aktor.

Dipanggung depan biasanya para aktor sering kali melakukan Impression Management, yaitu proses yang dilakukan seseorang untuk mengontrol bagaimana orang lain akan memandang dirinya. Maka dari itu, kenapa akhirnya dikatakan bahwa setiap individu pasti melakukan dramaturgi dalam kehidupan sehari-hari? Karena, individu cenderung ingin terlihat sempurna dalam pandangan orang lain dan terlalu takut untuk dipandang buruk.

Sebagai contoh dalam lingkungan pertemanan, suatu individu pasti akan membantu temannya jika ada yang membutuhkan pertolongan agar akhirnya citra yang terbangun tentang dirinya adalah orang yang baik hati dan suka menolong. Padahal, dilingkungan rumah atau masyarakat, belum tentu dia adalah orang yang suka menolong orang lain. Namun, individu rela untuk melakukan apapun agar dapat mencapai citra yang diinginkannya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari individu tidak bisa lepas dari yang namanya dramturgi. Bisa dikatakan individu sudah melakukan dramaturgi sejak lama, karena pada dasarnya individu memang tidak ingin terlihat memiliki kekurangan atau dipandang buruk oleh orang lain, maka dari itu selalu berusaha untuk menutupi keburukan dalam dirinya dengan bertindak dan membangun citra sebaik mungkin agar terlihat sempurna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun