Mohon tunggu...
Devita Sari
Devita Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo! 🦋

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Interaksionisme Simbolik Menurut George Herbert Mead

6 Oktober 2022   17:16 Diperbarui: 6 Oktober 2022   17:42 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Prinsip Dasar Teori Interaksionisme Simbolik

  • Berbeda dengan binatang, manusia dibekali kemampuan untuk berpikir. Dengan kemampuan berpikir ini, manusia pun dapat mengembangkan kemampuan serta pengetahuannya.

  • Kemampuan berpikir manusia terbentuk dari adanya interaksi sosial yang terjadi. Dengan demikian, ketika suatu individu sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, maka kemampuan berpikirnya pun akan semakin meningkat dan berkembang.

  • Didalam interaksi sosial, manusia akan mempelajari berbagai simbol dan makna yang ada, yang akan memungkinkan mereka untuk dapat menggunakan kemampuan berpikirnya. Oleh karena itu, dalam berinteraksi sosial kita pasti akan melihat berbagai simbol dimasyarakat, yang kemudian kita pun akhirnya menggunakan kemampuan berpikir untuk menafsirkan makna dibalik simbol tersebut.

  • Manusia mampu mengubah arti dan simbol yang digunakan dalam tindakan serta iteraksi dengan berdasarkan penafsiran mereka sendiri atas situasi yang terjadi. Contohnya, seperti ketika didalam kelas beberapa murid sedang berkumpul dan memainkan sesuatu, namun kita merasa tidak nyaman dengan kegiatan tersebut, maka kita pun langsung pergi tidak ikut bermain. Nah, ketika hal tersebut terjadi pasti teman-teman yang lain mulai bertanya-tanya mengapa kita pergi tergantung dengan penafsiran mereka sendiri.

  • Adanya simbol dan makna juga memungkinkan manusia untuk melanjutkan tindakan khusus dan berinteraksi. Sebagai contoh, suatu individu sering kali menyalakan lagu dengan menggunakan pengeras suara dan terdengar sampai ke tetangga sekitar. 

  • Kemudian, suatu ketika ada tetangga yang mengadakan pengajian untuk anaknya. Ketika individu melihat hal tersebut, dia pun tidak akan menyalakan lagu dengan pengeras suara lagi seperti biasanya karena merasa tindakannya tidak sopan.

  • Manusia mampu membuat kebijakan modifikasi dan perubahan, karena kemampuan berinteraksi dengan diri sendiri, menimbulkan peluang tindakan, pilihan atas tindakan. Simbol bisa dimodifikasi oleh individu tergantung dengan kemampuannya berinteraksi dengan diri sendiri. Contohnya ketika sedang berkendara, suatu individu melihat papan bertanda dilarang parkir. Namun, individu tersebut sudah tidak bisa menahan untuk tidak ke toilet, maka ketika tidak melihat polisi dia pun langsung berhenti dan parkir di tempat tersebut karena dia merasa tindakan ini tidak akan lama dan situasinya sudah darurat.

  • Pola tindakan dan interaksi yang saling berkaitan akan membentuk kelompok dan masyarakat. Dalam konteks ini, tindakan yang dilakukan oleh suatu individu jika terjadi secara terus-menerus maka akan menjadi tindakan kolektif.

Terdapat dua akar Teori Interaksionisme Simbolik, yaitu :

Pragmatisme beranggapan :

  • Realitas diciptakan secara aktif dengan tindakan dalam dunia nyata. Alam pikiran bukanlah realitas. Karena, realitas hanya bisa terjadi didunia nyata yang bisa diamati oleh manusia.
  • Ingatan dan pengetahuan didasarkan pada dunia nyata yang telah terbukti berguna bagi manusia. Jadi, ketika ingatan dan pengetahuan yang dimiliki olah suatu indiividu dapat berguna bagi manusia, maka hal tersebut pun akan diingat terus. Begitu juga sebaliknya.
  • Manusia mendefinisikan obyek sosial atau fisik sosial menurut kegunaannya.
  • Pemahaman atas individu juga didasarkan kepada perilaku atau tindakannya dalam kenyataan.

Behaviorisme Psikologis beranggapan :

  • Perilaku manusia tidaklah sama dengan hewan.
  • Tindakan yang dilakukan oleh manusia itu didasarkan oleh proses mental.
  • Selain itu, manusia juga merupakan aktof yang sangat kreatif dalam bertindak.

Tokoh George Herbert Mead

Mead lahir pada tanggal 27 februari tahun 1863 di South Hatley Massachussets. Pada tahun 1883 ia mendapat gelar Sarjana Muda di Oberlin College. Kemudian, di tahun 1887 ia kembali melanjutkan kuliah di Universitas Harvard dan Universitas Leipzig. Setelah Herbert lulus, ia pun menjadi dosen di Universitas Michigan di tahun 1891 dan pindah ke Universitas Chicago atas undangan dari John Dewey pada tahun 1894. Mead merupakan ahli utama dari teori interaksionisme simbolik. 

Teori ini dikenal sebagai mazhab Chicago. Sedangkan, kalau Harvard dikenal dengan mazhab fungsionalisme struktural. Sumbangsih besar dari pemikiran Mead dijelaskan dalam karyanya yang berjudul Mind, Self and Society yang dipublikasikan tahun 1934. Namun, pada tahun 1931 Mead meninggal karena penyakit gagal jantung.

Teori Interaksionisme Simbolik dalam pandangan Mead

Komunikasi yang terjalin diantara manusia berlangsung melalui pertukaran simbol serta pemaknaan simbol tersebut. Mead mengatakan bahwa dalam teori ini, ide dasarnya adalah simbol karena simbol merupakan suatu konsep mulia yang menjadi tanda bahwa manusia berbeda dengan hewan. 

Bagi Mead, yang membedakan manusia dengan binatang adalah adanya konstruksi dari simbol, dimana simbol ini memiliki makna dan diwujudkan oleh manusia melalui tindakannya.  Simbol yang muncul juga diakibatkan dari adanya kebutuhan setiap individu untuk dapat berinteraksi dengan orang lain. Contohnya seperti, adanya plang dilarang parkir itu untuk memudahkan manusia menjalani kehidupan, karena polisi tidak mungkin berjaga dijalanan sepanjang waktu.

 Dalam proses terjadinya interaksi pasti ada suatu tindakan yang diawali dengan pikiran. Dalam buku Mind, Self and Society, Mead berpendapat kalau bukan pikiranlah yang pertama kali muncul, melainkan masyarakatlah yang terlebih dulu muncul dan barulah diikuti oleh pikiran yang muncul pada diri masyarakat tersebut. Ada beberapa konsep penting dalam pemikiran Mead, yaitu prioritas sosial, tindakan sosial, sikap isyarat, simbol-simbol signifikan, pikiran (Mind), diri (Self), dan masyarakat (Society).

Mind, Self and Society

Proses terbentuknya tindakan manusia yaitu dimulai dari impuls (adanya rangsangan/dorongan terlebih dulu) > persepsi (adanya pikiran untuk bertindak apa) > manipulasi (adanya dialog yang berkaitan dengan untung ruginya dengan diri sendiri) > konsumsi (adanya perwujudan untuk akhirnya melakukan suatu tindakan).

  • Mind biasanya bersifat sosial, karena berkembang melalui interaksi sosial. Tindakan yang menggunakan simbol-simbol dan mengarahkan simbol tersebut menuju self. Dengan mind, simbol dapat dimanipulasi. Aktivitas mind sering kali berupa komunikasi dengan orang lain maupun diri sendiri.
  • Self terbagi menjadi dua konsep, yaitu pertama Konsep "I" sebagai subjek diri lebih mengarah kepada tindakan dalam diri sendiri. Suatu individu mempunyai perbedaan perilaku, mangkanya bersifat kreatif. Responnya terhadap situasi akan berbeda-beda tergantung diri mereka masing-masing. Sedangkan, Konsep "I" sebagai objek lebih mengarah pada kondisi sosialnya. Jadi, lingkungan dapat memberikan pengaruh pada suatu individu dan pilihannya tergantung pada dirinya ingin menerima atau menolak pengaruh tersebut, mangkanya bersifat sebagai kontrol sosial.

Tiga tahapan dalam proses pembentukan self

  • Play Stage yaitu individu sedang membangun dirinya menjadi subjek sekaligus objek melalui proses merespon berbagai hal yang ingin ia ketahui.
  • Game Stage yaitu individu mulai memainkan peran sesuai dengan apa yang dilihatnya dan mengetahui apa yang harus dia lakukan dikemudian hari.
  • Generalized Other yaitu tahap sudah terbentuknya bangunan kepribadian atau sikapnya dalam diri individu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun