Mohon tunggu...
KKN KOLABORATIF KELOMPOK 153
KKN KOLABORATIF KELOMPOK 153 Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Informasi kegiatan KKN 153 Desa Glagahwero, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Edukasi Sadar Bencana Banjir bersama Ibu-Ibu Desa Glagahwero Kecamatan Panti Kabupaten Jember oleh KKN Kolaboratif #3 Kelompok 153

18 Agustus 2024   21:34 Diperbarui: 18 Agustus 2024   21:49 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam menghadapi perubahan iklim yang semakin ekstrem, kesadaran masyarakat terhadap potensi bencana alam seperti banjir menjadi semakin penting. Salah satu wilayah yang rentan terhadap bencana banjir adalah Desa Glagahwero, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember. Sebagai bagian dari program KKN Kolaboratif, kami, tim mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, mengambil inisiatif untuk memberikan edukasi sadar bencana banjir kepada ibu-ibu di desa ini.

LATAR BELAKANG
Musibah memang tak mengenal waktu, kapanpun bisa terjadi dan dapat pula menimpa siapa saja. hal itulah yang menimpa warga kabupaten Jember, Jawa Timur pada awal tahun 2006 ini. Belumlah keriaan mereda dalam menyambut awal tahun ini, Jember dihentakkan oleh bencana alam yang sangat tidak terduga. Kemurkaan alam yang ditandai dengan curah hujan yang sangat tinggi pada tanggal 2 Januari 2006 berujung pada tanah longsor dan banjir bandang yang melanda Kecamatan Panti dan Kecamatan Sikorambi Kabupaten Jember. Kelima desa di kecamatan Panti yang terendam lumpur akibat banjir bandang dan tanah longsor itu adalah Desa Kemiri, Suci, Panti, Glagahwero, dan Pakis yang merupakan permukiman di lereng Pegunungan Argopuro. Di kecamatan Sukorambi yang terdiri dari Desa Rambipuji, Gugut, Kaliwining, Rambigundam, dan Rowotantu ikut merasakan akibat bencana alam ini. Begitu dahsyatnya bencana alam ini sehingga meluluhlantakkan seluruh desa di dua kecamatan ini dan menewaskan lebih dari 75 orang dan menyebabkan 10.000 orang lebih kehilangan tempat tinggal.

Desa Glagahwero terletak di wilayah yang rawan terhadap bencana banjir. Setiap musim hujan tiba, desa ini sering kali mengalami banjir akibat meluapnya sungai Dinoyo. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, banjir di daerah ini dapat menyebabkan kerugian material yang signifikan dan bahkan membahayakan nyawa penduduk.

Namun, meskipun risiko banjir tinggi, banyak warga yang belum memiliki pemahaman yang memadai tentang bagaimana mempersiapkan diri dan keluarga mereka menghadapi bencana ini. Inilah yang mendorong kami untuk melaksanakan program edukasi sadar bencana banjir, khususnya bagi ibu-ibu di Desa Glagahwero, yang merupakan pilar utama dalam rumah tangga dan komunitas mereka.

TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM
Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan ibu-ibu Desa Glagahwero tentang bencana banjir serta langkah-langkah yang dapat mereka ambil untuk mengurangi risiko dan dampak bencana tersebut. Kami percaya bahwa dengan memberdayakan ibu-ibu, kami dapat menciptakan efek berantai yang positif dalam keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.

Adapun sasaran program ini meliputi:
1. Peningkatan pemahaman tentang risiko banjir
- Memberikan informasi mengenai penyebab banjir, tanda-tanda awal banjir, dan potensi kerugian yang dapat ditimbulkan.
2. Peningkatan keterampilan dalam menghadapi banjir
- Melatih ibu-ibu mengenai langkah-langkah mitigasi yang dapat dilakukan sebelum, saat, dan setelah banjir.
3. Peningkatan kesadaran kolektif
- Membangun kesadaran akan pentingnya kerja sama antar warga dalam menghadapi dan mengurangi risiko bencana.

PELAKSANAAN PROGRAM

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Program edukasi ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, dimulai dengan survei awal untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan masyarakat tentang banjir dan kesiapsiagaan mereka. Survei ini dilakukan melalui wawancara langsung dengan ibu-ibu di desa, serta observasi terhadap kondisi fisik lingkungan sekitar yang berpotensi meningkatkan risiko banjir.Setelah data terkumpul, kami mengadakan sesi edukasi yang melibatkan seluruh ibu-ibu Desa Glagahwero. Sesi ini dilaksanakan di ruang kelas SMP Islam AL MUIEN. Kami membagi kegiatan ini menjadi beberapa sesi utama:
1. Pemaparan Materi:
Dalam sesi ini, kami menyampaikan informasi tentang jenis-jenis banjir, penyebabnya, dan bagaimana banjir dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Kami juga membahas tentang perubahan iklim dan bagaimana hal ini berkontribusi pada peningkatan frekuensi banjir di daerah tersebut.
2. Diskusi dan Tanya Jawab:
Ibu-ibu desa sangat antusias mengikuti sesi ini. Banyak dari mereka yang berbagi pengalaman pribadi tentang banjir dan bagaimana mereka mencoba menghadapinya. Kami pun memberikan ruang bagi mereka untuk bertanya tentang hal-hal yang belum mereka pahami, sehingga suasana menjadi interaktif dan penuh semangat.

TANTANGAN DAN PEMBELAJARAN
Meski program ini berjalan dengan baik, kami juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah keterbatasan waktu yang kami miliki untuk mengadakan lebih banyak sesi edukasi dan menjangkau lebih banyak warga. Selain itu, ada beberapa kendala teknis, seperti sulitnya mengumpulkan semua ibu-ibu dalam satu waktu karena berbagai kesibukan mereka.

Namun, dari tantangan ini kami belajar untuk lebih fleksibel dalam menyusun jadwal kegiatan dan mencari pendekatan yang lebih efektif dalam menyampaikan materi. Kami juga menyadari pentingnya kolaborasi dengan pihak-pihak lain, seperti perangkat desa dan tokoh masyarakat, untuk memastikan program ini dapat berjalan secara berkelanjutan.

HARAPAN

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Kami berharap bahwa program edukasi ini dapat menjadi langkah awal yang baik dalam meningkatkan ketahanan masyarakat Desa Glagahwero terhadap bencana banjir.

PENUTUP
Program edukasi sadar bencana banjir yang kami lakukan di Desa Glagahwero adalah bukti nyata dari semangat kolaborasi dan gotong royong antara mahasiswa dan masyarakat. Kami percaya bahwa melalui edukasi yang tepat, kita dapat membangun masyarakat yang lebih tangguh dalam menghadapi tantangan alam. Ibu-ibu di Desa Glagahwero kini tidak hanya lebih siap menghadapi banjir, tetapi juga menjadi agen perubahan yang akan menularkan pengetahuan ini kepada generasi berikutnya. Kami, tim KKN Kolaboratif, merasa bangga dapat berkontribusi dalam upaya ini dan berharap bahwa langkah kecil yang kami lakukan dapat membawa perubahan besar di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun