Mohon tunggu...
Devita Aprilia
Devita Aprilia Mohon Tunggu... Petani - Petani

An Agriculture & Forest Enthusiasts.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kampung Suku Sasak, Desa Sade, NTB

16 Mei 2019   13:00 Diperbarui: 16 Mei 2019   15:00 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: instagram.com/vitapriliaa/

Bahkan sampai sekarang pun, mereka masih menggunakan kotoran sapi atau kerbau untuk mengepel rumah mereka. Memang terdengar aneh ketika pertama kali mendengarnya, namun saat sobat wisata mencoba masuk ke dalam rumah, tidak tercium bau kotoran apapun. Fungsi kotoran kerbau ini untuk memeperkuat struktur lantai agar tidak pecah-pecah saat panas dan mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah.

Rumah adat suku sasak disebut juga bale tani yang berbentuk persegi, tidak berjendela, dan di dalamnya terdiri dari dua sampai tiga ruangan. Keunikan lain dari Bale Tani adalah pintu untuk keluar masuk rumah hanya ada satu, yaitu di bagian depan rumah. Bale tani memiliki teras rendah dengan tangga tiga buah sehingga untuk memasuki rumah ini, sobat wisata harus membungkukkan badan agar kepala tidak terbentur bagian atas pintu. Teras rumah yang rendah mengandung maksud agar tamu merunduk saat masuk dan keluar rumah. Wah, sarat makna ya sobat wisata.

Keluarga suku sasak masih memelihara budaya warisan leluhur, salah satunya adalah tenun. Perempuan di desa ini wajib memiliki ketrampilan menenun yang diajarkan sejak dini. Bagi suku Sasak, kain tenun bukan sekadar rangkaian pintalan benang atau lembaran penutup tubuh melainkan erat kaitannya dengan banyak aspek dalam budaya mereka. 

Salah satu aturan adat suku sasak  yang masih dijalankan di beberapa tempat adalah perempuan baru diperbolehkan menikah jika sudah bisa menenun. Alasannya, seorang perempuan akan diajarkan tentang sebuah kesabaran, ketekunan, kelemahlembutan, pengorbanan, dan kesederhanaan dari menenun. Masyarakat suku sasak menyakini dengan memiliki sifat tersebut berarti si anak gadis sudah siap untuk menjalani bahtera rumah tangga.

Jika sobat wisata datang ke sini, ada banyak barang khas Lombok yang bisa di beli diantara kain tenun songket, gelang, aksesoris dan cenderamata lainnya. Harganya pun bersahabat dari mulai Rp 5000-1.000.000 ada tergantung kualitasnya.
Nah, kalau sobat wisata berkunjung ke desa sade yang keren ini, jangan lupa untuk berbelanja kain tenun mereka ya! Keren dan murah loh!

Akhiri perjalanan sobat wisata dengan menyaksikan senja di ufuk barat  dengan latar hijaunya rerumputan Bukit Merese. Perjalananmu Sobat Wisata akan semakin berkesan karena selain bisa mengunjungi keindahan alam pulau Lombok, kalian juga bisa mengetahui dan mempelajari kebudayaan di Lombok ini. 

Ayoo ke Lombok.

-@vitapriliaa-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun