Pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat terkenal akan keindahan panorama pantainya namun selain itu Lombok juga memiliki  warisan adat budaya yang menarik. Hal ini berkaitan dengan adanya suku Sasak yang masih melestarikan budaya adat dan tradisinya. Perlu diketahui Lombok saat ini telah dinobatkan sebagai salah satu tujuan wisata halal terbaik di dunia.
Bagi sobat wisata yang akan berlibur ke Lombok jangan melewatkan mengunjungi salah satu  perkampungan Suku Sasak  di Desa Sade. Desa Sade berjarak 30 Km dari Kota Mataram atau sekitar  15 menit dari Bandara International Lombok. Jangan khawatir, lokasi perkampungan Sade ini sangat mudah ditemukan karena tepat berada di pinggir jalan raya Praya -- Kuta.
Saat tiba di Desa Sade, Sobat wisata akan langsung dijamu oleh lokal tour guide lokal suku Sasak. Mereka akan menjelaskan secara rinci tentang sejarah suku sasak dan memandu berkeliling kampung Sade. Untuk dapat menikmati suasana perkampungan suku Sasak ini, sobat wisata hanya perlu membayar uang sumbangan seikhlasnya untuk membantu mendukung kelestarian suku sasak di Desa Sade..
Musik dan tarian gendang beleq menyambut kedatangan sobat wisata yang berkunjung di desa sade. Dahulu gendang beleq merupakan musik penyemangat bagi para kesatria yang akan menuju ke medan perang. Beleq dalam Bahasa sasak artinya besar. Ukuran yang besar dari gendang ini menghasilkan suara yang khas. Biasanya musik gendang beleq ini di barengi dengan tari peresean. Pereseaan berasal dari kata perisai atau pelindung. Tarian ini dimainkan oleh dua orang dengan membawa perisai dari kulit kerbau yang disebut ende dan pemukul yang berasal dari rotan yang disebut penjalin.Â
Selama proses pertarungan akan diiringi oleh musik pengiring sebagai penyemangat bertarung. Alat musik yang digunakan berupa gendingan yang terdiri dari gong, sepasang kendang, rincik, simbal, suling, dan kanjar. Tarian ini dahulu digunakan untuk meyeleksi para petarung yang layak turun ke medan perang. Namun sekarang tarian ini dapat dimainkan oleh masyarakat sebagai upaya pelestarian budaya suku sasak.
Setelah menikmati atraksi yang  memacu adrenalin ini, yuk kita melanjutkan menjelajah desa wisata sade. Penasaran kenapa desa sade begitu menarik? Soalnya warga desa sade ini masih sangat melestarikan adat istiadat serta tradisi suku sasak sejak turun temurun dari nenek moyang mereka mulai dari bentuk rumah, adat budaya hingga mata pencaharian.
Menurut salah satu tour guide yang saya temui di Desa Sade, Bapak Lalu, terdapat 150 kepala keluarga yang menghuni Desa Sade ini hal ini bertujuan agar kelestarian asli suku sasak dapat terjaga dengan baik. Menurut beliau, suku sasak saat ini merupakan keturunan generasi ke enam belas dari leluhur mereka terdahulu.
Ada cerita yang menarik saat mengunjungi perkampungan Sade ini yaitu adanya sebuah istilah 'kawin lari' atau merariq dalam Bahasa Sasak. Kawin lari yang dimaksud adalah saat ada seorang laki-laki yang menyukai  perempuan suku sasak atau diantara keduanya saling suka, maka si laki-laki tersebut dapat membawa lari si perempuan tersebut ke salah satu kerabatnya untuk diinapkan. Kemudian keesokan harinya, laki-laki dan keluarganya yang telah melarikan anak gadis tersebut wajib melamar keluarga sang gadis untuk menikah. Umumnya laki-laki di Desa Sade di wajibkan untuk menikahi perempuan dari sukunya sendiri yaitu orang sasak.
Saat berkeliling ke perkampungan di Desa Sade sobat wisata akan disuguhkan keindahan budaya yang masih sangat tradisional. Atap rumahnya masih menggunakan jerami ataupun alang-alang yang sudah dikeringkan. Yang unik dari keberadaan kampung ini adalah rumah adat suku Sasak yang terbuat dari kayu dengan dinding dari anyaman bamboo dan kuda-kuda atapnya memakai bambu tanpa paku. Lantai dari rumah dibuat dari campuran tanah, getah pohon dan abu jerami yang kemudian diolesi dengan kotoran kerbau.