Mohon tunggu...
Devi Tamara Siregar
Devi Tamara Siregar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sejarah

devitamara.blogspot

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melihat Sosok R.A. Kartini dari Balik Buku Habis Gelap Terbitlah Terang

15 Juni 2022   15:42 Diperbarui: 15 Juni 2022   15:46 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : unpak.ac.id

Identitas Buku :

Judul Buku                  : Habis Gelap Terbitlah Terang

Penulis                         : Armijn Pane

Penerbit                       : Balai Pustaka

Jumlah Halaman      : 205

Dalam buku ini kita akan disuguhkan berbagai surat-surat kartini yang ditujukan kepada sahabatnya yang nantinya menjadi pembuka jalan dari terungkapnya perjalanan dan perjuangan dari sosok kartini ini

Kartini merupakan cucu dari Pangeran Ario Tjondronegoro, Bupati Demak yang sudah memiliki pemikiran yang moderat dan sangat suka akan kemajuan. 

Pangeran Ario Tjondronegoro, tidak hanya mengajarkan tradisi-tradisi jawa tetapi juga memperkenalkan pendidikan barat kepada anak laki-laki dan perempuannya, beliau tidak membeda-bedakan anaknya dalam hal pendidikan, sebab menurut pandangannya setiap anaknya berhak mengenyam pendidikan. 

Ketika sekolah umum membatasi umur anak perempuan untuk belajar, maka beliau mendatangkan guru belanda untuk mengajari anaknya dirumah agar tidak ketinggalan dalam pendidikan. 

Kemajuan pemikiran dari pangeran Ario Tjondronegoro menurun kepada anak-anaknya, terlihat dari tahun 1902 di seluruh pulau jawa dan madura hanya ada empat orang bupati saja yang pandai menulis dan berbicara bahasa belanda. 

Dua dari empat bupati tersebut merupakan anaknya yaitu pangeran ario hadiningrat yang menjadi bupati demak selanjutnya dan bupati jepara raden mas adipati ario sosroningrat ayah kandung kartini. 

Dari sinilah terlihat betapa majunya keluarga kartini. Kartini cenderung lebih dekat dengan ayah dan juga kakak laki-laki karena keterbukaan serta kemajuan pemikirannya sehingga memiliki pemikiran yang sepaham dengan kartini.

Kartini lahir tanggal 21 april 1979 di jepara, beliau bersekolah di ELS (sekolah yang didirikan oleh Belanda), dimasa itu kartini merasa bebas sampai di umur 12 tahun ia berhenti sekolah karena harus dipingit dan tidak boleh keluar dari rumah. 

Empat tahun kartini tidak diizinkan keluar rumah sampai di umur ke 16 tahun, kartini diperbolehkan kembali untuk melihat dunia luar berkat usaha dari sahabat-sahabat eropanya yang membujuk orang tua kartini. 

Enam bulan pasca diizinkan keluar rumah, kartini dipingit kembali sampai tahun 1898 sebelum akhirnya resmi diperbolehkan untuk keluar rumah. Sebenarnya kartini tidak puas akan hal tersebut, ia ingin sekali menjadi perempuan yang bermartabat, berdaulat atas keputusannya sendiri, bahkan ia juga menyampaikan keinginan untuk tidak menikah tetapi keluarganya menolak keputusan tersebut hingga akhirnya kartini dijodohkan dengan Bupati Rembang Kanjeng Raden Mas Adipati Ario Singgih Djojo Adiningrat yang menurut keluarga kartini memiliki pemikiran yang terbuka. Kartini menikah di usia 24 tahun, oleh suaminya ia diberikan kebebasan dan mendukung untuk mewujudkan cita-citanya mendirikan sekolah bagi kamu perempuan. 

Dalam buku habis gelap terbitlah terang ini menampilkan surat-surat yang ditulis kartini kepada sahabat-sahabatnya antara lain, Nona Zeehandelaar , Ny. M.C.E Ovink Soer, Ny. Van Kol serta Tuan dan Ny. Abendanon yang sangat kagum dengan cita-cita serta keinginan mulia kartini.

Kelebihan Buku :

dari buku ini, kita dapat melihat bagaimana perjuangan sosok kartini dalam melepaskan belenggu tradisi dan adat jawa yang masih sangat melekat dalam kehidupan keluarganya. dalam buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” karya Armijn Pane ini dilengkapi dengan gambar-gambar keadaan dari bentuk rumah dan bilik kamar sampai ruang kerja dari kartini sehingga membuat pembaca jadi ikut larut dalam suasana perjuangan kartini. Selain gambar kita juga akan menemukan surat-surat yang buat oleh kartini kepada sahabat-sahabat eropanya. 

Gaya bahasa kartini yang sangat mumpuni nan indah membuat kita sebagai pembaca ikut larut dalam kesedihan dan kesepian kartini semasa ia dipingit. 

Dikurung dalam kamar dengan pembatas dinding yang kokoh semakin memperjelas kesengsaraan kartini sebagai gadis jawa yang tidak memiliki kekuasaan atas dirinya sendiri. 

Buku ini sangat saya rekomendasikan untuk dibaca, selain memperkaya ilmu pengetahuan, buku ini juga akan membuat kita lebih menghargai setiap perempuan yang ada disekeliling kita.

Kelemahan Buku :

Kelemahan dari buku “ Habis Gelap Terbitlah Terang” karya Armijn Pane ini hanya pada penggunaan gaya bahasa dan penulisan. Tapi saya sangat memaklumi hal tersebut mengingat buku ini ditulis pada tahun yang sudah cukup lama, sehingga mempengaruhi dalam gaya bahasa dan penulisan yang masih sangat baku membuat pembaca sedikit sulit untuk memahami dan memaknai kata demi kata.

 

Penulis                                             : Devi Tamara Siregar (Mahasiswi Pendidikan sejarah)

NIM                                                    : 1905112070

Dosen pengampu                         : Piki Setri Pernantah, M.Pd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun