Mohon tunggu...
Devita Maharani
Devita Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS MERCU BUANA

43221010102 - Dosen Pengampu Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Akuntansi FEB - Mata Kuliah: Sistem Informasi Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

A-301_Kuis 1 - Sistem Informasi Akuntansi, dengan Meminjam Pemikiran Mahatma Gandhi

5 April 2023   15:27 Diperbarui: 5 April 2023   15:37 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dosen pangampu: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

NIM : 43221010102

Nama : Devita Maharani Puspaningrum

Kampus : Universitas Mercu Buana

Gambar Pribadi

Mohandas Karamchand Gandhi (2 Oktober 1869-30 Januari 1948) juga dipanggil Mahatma Gandhi (bahasa Sansekerta: "jiwa agung") adalah sosok yang sangat peduli dengan berbagai bentuk penindasan dan kekerasan dalam masyarakat. Pergulatan kehidupannya baik di India maupun di Afrika telah mendorong untuk menjadi pejuang kemanusiaan yang terkenal dengan gerakan anti-kekerasannya (non-violence). Perjalanan hidupnya yang penuh dengan “derita”, dicaci maki dan dihina serta dipenjara oleh kolonial Inggris menjadi pemberi semangat untuk tetap berjuang menegakkan peradaban yang penuh kedamaian, tanpa kekerasan. Penderitaan orang lain, akibat perang dan konflik, telah mengusik nurani kemanusiaannya bahwa semua itu harus dihentikan. Gandhi dilahirkan di Porbandar, yang juga dikenal Sudamapuri daerah Kathiawad negara bagian Gujarat India Barat pada 2 Oktober 1869. Gandhi lahir dalam keluarga yang cukup terpandang, sekaligus penganut Hindu yang saleh. Ayahnya bernama Karamchand Gandhi atau yang lebih dikenal dengan Kaba Gandhi, berasal dari kasta Modh Bania (Wegig 1986:9) adalah seorang anggota Pengadilan Rajasthanik yang disegani dan sangat berpengaruh dalam menyelesaikan perselisihan antara para pemuka dengan kaum kerabatnya pada saat itu, bahkan pernah menjabat sebagai Perdana Menteri untuk negara bagian kebangsawanan kecil Porbandar (Wisarja, 2007:28). Gandhi adalah jebolan Fakultas Hukum University College London dan salah satu dari sedikit warga India yang beruntung dapat mengenyam pendidikan tinggi di luar negeri. Setelah menjadi Sarjana Hukum, Gandhi kembali ke India dan membuka praktik sebagai pengacaradi Bombay, namun kurang berhasil. Ia lantas berangkat ke Durban Afrika Selatan bekerja dalam biro hukum India. Mahatma Gandhi adalah seorang pemimpin spiritual dan politikus dari India. Pada masa kehidupan Gandhi, banyak negara yang merupakan koloni Britania Raya. Penduduk di koloni-koloni tersebut mendambakan kemerdekaan agar dapat memerintah negaranya sendiri. Gandhi adalah salah seorang yang paling penting yang terlibat dalam Gerakan Kemerdekaan India. Dia adalah aktivis yang tidak menggunakan kekerasan, yang mengusung gerakan kemerdekaan melalui aksi demonstrasi damai. Beberapa dari anggota keluarganya bekerja pada pihak pemerintah. Saat remaja, Gandhi pindah ke Inggris untuk mempelajari hukum. Setelah dia menjadi pengacara, dia pergi ke Afrika Selatan, sebuah koloni Inggris, di mana dia mengalami diskriminasi ras yang dinamakan apartheid. Dia kemudian memutuskan untuk menjadi seorang aktivis politik agar dapat mengubah hukum-hukum yang diskriminatif tersebut. Gandhi pun membentuk sebuah gerakan non-kekerasan.

Ia mengawali karirnya sebagai seorang pengacara di Afrika Selatan, di mana ia menemukan berbagai persoalan rasial untuk pertama kalinya. Suatu ketika, dalam perjalanan di atas kereta api menuju Pretoria, Gandhi diminta meninggalkan kursi penumpang kelas satu yang ditumpanginya meskipun ia telah membayar tiketnya. Kondektur kereta yang berkulit putih itu dengan sinis mengatakan bahwa selain orang kulit putih tidak diperkenankan menempati kursi kelas utama. Tetapi Gandhi menolak dan bersikeras untuk tetap menempati kursi yang telah dibayarnya itu. Karena penolakan ini, sang kondektur menurunkannya di sebuah stasiun kecil. Konon, itulah salah satu kejadian yang kemudian membuatnya selalu berjuang untuk keadilan. Dia selalu mencontohkan bahwa kita dapat melawan ketidak-adilan tanpa melakukan kekerasan. Semasa di Afrika Selatan-lah Gandhi mulai mengembangkan idenya yang disebut Ahimsa atau anti-kekerasan, dan mengajarkan orang-orang India yang hidup di sana bagaimana menerapkan ahimsa untuk mengatasi berbagai ketidak adilan yang mereka alami. Metode yang disebut juga sebagai perlawanan pasif atau anti-bekerjasama dengan mereka yang melakukan ketidak-adilan. Gandhi yakin bahwa, dengan menolak-bekerjasama, si oknum akhirnya akan menyadari kesalahannya dan kemudian menghentikan sikap tak adilnya. Ketika kembali ke India, dia membantu dalam proses kemerdekaan India dari jajahan Inggris. Pemikiran dan perjuangannya berdampak besar bagi kemerdekaan India serta menginspirasi pejuang-pejuang anti kekerasan di berbagai belahan dunia. Hal ini memberikan inspirasi bagi rakyat di koloni-koloni lainnya agar berjuang mendapatkan kemerdekaannya dan memecah Kemaharajaan Britania untuk kemudian membentuk Persemakmuran. 

mohandas-karamchand-gandhi-642d301908a8b538677a6172.png
mohandas-karamchand-gandhi-642d301908a8b538677a6172.png

Gambar Pribadi 2

Selain itu, Mahatma Gandhi, pemimpin ideologi India, sering disebut sebagai pencipta pendekatan teknologi yang relevan. Meskipun tidak ada nama yang diberikan untuk konsep teknologi yang memadai pada masa Gandhi, Gandhi mulai mencari penggunaan teknologi sederhana berdasarkan kondisi lokal dan sebagian besar teknologi pedesaan untuk membantu desa-desa di India menjadi mandiri. Gandhi tidak menerima gagasan bahwa teknologi menguntungkan segelintir orang dengan mengorbankan orang lain, termasuk pengenalan teknologi yang menyebabkan pengurangan kerja secara tajam untuk meningkatkan keuntungan (profit). Pada tahun 1925 Gandhi mendirikan Asosiasi Pemintal Seluruh India dan pada tahun 1935 ia pensiun dari politik untuk mendirikan Asosiasi Industri Desa Seluruh India. Kedua organisasi berfokus pada teknologi pedesaan dalam beberapa dekade berikutnya, mirip dengan gerakan Teknologi Tepat Guna yang berkembang pesat. Pada masa pemerintahan Mao Zedong dan kemudian pada masa Revolusi Kebudayaan, Tiongkok juga menerapkan kebijakan yang sejalan dengan konsep Teknologi Tepat Guna. Selama Revolusi Kebudayaan, kebijakan pembangunan yang didasarkan pada gagasan “berdiri diatas kaki sendiri” mendorong pembangunan pabrik-pabrik besar serta industri pedesaan. Mahatma Gandhi memilii pandangan tentang kebermanfaaat teknologi;

  • Tidak meningkirkan nilai tradisional kebaikkan
  • Mempermudah Manusia, mental Spritual, multi dimensi;
  • Ada proses memberi-menerima antara teknologi dengan moral kehidupan manusiia
  • Keberlanjutan sepanjang hayat; [dampak generasi mendatang;
  • Adanya distribusi semua manusia, bukan manusia tertentu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun