Nama : Devita Maharani Puspaningrum
Nim : 43221010102
Dosen : Apollo, Prof, Dr, M.Si.AkÂ
Matkul : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB
Universitas Mercu Buana
https://drive.google.com/file/d/1bbvLe4wENlMJIXkOENx_5fbvuIUGuH3U/view?usp=drivesdk
Kata "Roh" atau Latin spiritus tidak dimaknai tunggal tetapi bisa berarti  semangat, nafas, batin, jiwa, sukma, kesadaran rasionalitas, empiris (Jawa Kuna menyebut kasunyatan atau kenyataan; fakta), atau apa yang dikatakan Hegel sebagai Roh Dunia Weltgeist ("world spirit"). Manusia dibagi atas tiga entitas, corpus, animus, dan spiritus. Animus berasal dari bahasa Yunani anemos yang bermakna sesuatu yang hidup (bernafas) yang ditiupkan ke dalam corpus (wadah atau bungkus).
Maka corpus adalah body (raga/jasad); dan spiritus adalah spirit (roh); dan animus identik dengan psyche yang bermakna soul (jiwa/nafas). Dewasa ini istilah jiwa yang dipakai dalam psikologi telah mengalami penyempitan makna. Jiwa dalam terminologi psikologi modern lebih ke aspek psikis, dimana aspek psikis ini lebih merupakan riak gelombang permukaan di atas lautan dalam yang disebut jiwa. Fungsi roh terhadap jiwa dan fungsi ruh terhadap jasad bisa dilihat dalam referensi.
Nilai Filosofis Perjalanan Empat Tahap Menuju Manusia Sempurna oleh Sang Bima (Werkudara)Kisah tokoh Werkudara dalam menuju manusia sempurna pada cerita Dewaruci dapat dibagi menjadi empat tahap, yaitu: syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat (Jawa disebut: laku raga, laku budi, laku manah, dan laku rasa. Atau menurut ajaran Mangkunegara IV seperti disebutkan dalam Wedhatama (1979:19-23), empat tahap laku ini disebut: sembah raga, sembah cipta, sembah jiwa, dan sembah rasa.
Sebagai anggota masyarakat yang tinggal di tanah Jawa, seseorang harus memiliki tujuan untuk melestarikan adat dan tradisi baik yang berasal dari nenek moyang kita di masa lalu. Masyarakat Jawa dan sejumlah produk budayanya selalu berkembang, masih banyak lahir, baik berupa pengetahuan tentang kehidupan maupun bagaimana orang Jawa menjelaskan dunia dan makna hidup.Â