Harga nikel cenderung fluktuatif dan dipengaruhi oleh permintaan dan pasokan global, serta faktor lain seperti perubahan kebijakan pemerintah, cuaca, dan gejolak politik. Pada 2021, harga nikel mencapai level tertinggi dalam tiga tahun terakhir, didorong oleh permintaan yang kuat dari sektor pembuatan baterai.Â
Menurut Andreas Bokkenheuser, analis komoditas di UBS Global Wealth Management, permintaan akan nikel akan terus meningkat dalam jangka panjang karena penggunaan nikel dalam baterai lithium-ion yang digunakan untuk kendaraan listrik dan penyimpanan energi terbarukan.
Produksi dan pengolahan nikel memiliki dampak sosial dan lingkungan yang serius, termasuk degradasi lahan dan hutan, pencemaran air dan udara, serta masalah kesehatan bagi pekerja tambang dan warga sekitar.Â
Industri nikel harus memperhatikan hak-hak masyarakat adat dan memastikan bahwa pengembangan tambang nikel tidak mengorbankan hak-hak masyarakat dan lingkungan. Perusahaan juga harus memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan sosial dalam operasinya.
Menurut pendapat beberapa ahli, perdagangan nikel internasional harus dilakukan dengan memperhatikan keberlanjutan ekonomi, lingkungan, dan sosial. Irwandy Arif, Dekan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Institut Teknologi Bandung (ITB), menekankan pentingnya memperhatikan keberlanjutan produksi nikel di Indonesia dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi dan memperhatikan dampak lingkungan dan sosial.
Marleni Sawitri, Direktur Eksekutif Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), menekankan pentingnya memperhatikan hak-hak masyarakat adat dan lingkungan dalam pengembangan industri nikel. Perusahaan harus bekerja sama dengan masyarakat lokal dan memastikan bahwa keuntungan ekonomi dari perdagangan nikel tidak mengorbankan hak-hak masyarakat adat dan lingkungan.
Andreas Bokkenheuser, analis komoditas di UBS Global Wealth Man
Kesimpulan
Perdagangan nikel internasional memiliki dampak ekonomi yang signifikan pada negara-negara produsen dan pengimpor, serta dampak lingkungan yang serius. Negara-negara produsen seperti Indonesia, Filipina, dan Rusia harus memperhatikan keberlanjutan produksi nikel dan memastikan bahwa produksinya tidak merugikan lingkungan dan masyarakat setempat.Â
Sementara itu, negara-negara pengimpor harus memastikan bahwa kebutuhan mereka terpenuhi tanpa merusak lingkungan dan memperhatikan hak-hak masyarakat adat.
Industri nikel juga harus memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan sosial dalam operasinya. Perusahaan harus mengambil tindakan yang diperlukan untuk meminimalkan dampak lingkungan dan memastikan bahwa hak-hak masyarakat adat dan lingkungan terjaga.
Sinifikansi perdagangan nikel internasional sangat besar karena nikel adalah bahan penting dalam produksi baterai lithium-ion, yang digunakan dalam kendaraan listrik dan penyimpanan energi terbarukan. Permintaan akan nikel diperkirakan akan terus meningkat dalam jangka panjang seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan akan energi terbarukan.
Namun, fluktuasi harga yang tinggi dan kecenderungan untuk mengabaikan faktor lingkungan dapat membawa risiko bagi industri nikel. Oleh karena itu, semua pihak yang terlibat dalam perdagangan nikel internasional harus memperhatikan keberlanjutan ekonomi, lingkungan, dan sosial untuk memastikan bahwa perdagangan nikel berjalan dengan seimbang dan memberikan manfaat jangka panjang bagi semua pihak yang terlibat.