Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Belajar Bersama di Kota Minyak dan Gas

13 Juni 2016   18:29 Diperbarui: 13 Juni 2016   19:03 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 menunjukkan pukul 03.00 dinihari tiba-tiba saja saya dikejutkan dengan suara bunyi alarm yang ada di handphone saya. Seketika itu juga saya bergegas untuk bangun, mandi dan bersiap-siap untuk berangkat tetapi tiba-tiba hujan turun dengan derasnya karena ini acara yang sangat penting sekali yang menentukan saya lulus tidaknya dari kampus maka, mau tidak mau saya pun tetap harus pergi walau dengan mata yang masih mengantuk dan dengan kondisi badan yang kurang fit saya tetap pergi dengan diantar oleh ibu saya. 

Sesampainya di kampus semua teman-teman telah berkumpul dan bis kami pun berangkat jam 05.00 dini hari menuju ke Bontang dengan cuaca yang dingin tiupan angin serta hujan menemani perjalanan kami, mendung dan hawa yang memang membuat nyaman sekali untuk bisa tidur dan ingin rasanya untuk bermalas-malasan saja.

 Perjalanan dari Samarinda menuju Bontang cukup memakan waktu yang lam yah kira-kira sekitar kurang lebih 3 jam belum lagi di tambah dengan kondisi jalan yang jelek serta berkelok-kelok, berlubang dan lagi dengan hujan yang cukup deras serta saya duduk di kursi paling belakang berdesakan dengan teman-teman yang lain membuat kondisi tubuh saya semakin tidak nyaman tetapi, yah apa boleh buat karena kursi di dalam bis sudah terisi semua jadi saya tetap mesti duduk di belakang sampai kami pulang lagi ke Samarinda, rasanya badan ini benar-benar ingin remuk dan patah.

Ok perjalanan pertama tujuan saya dan teman-teman dimulai dari PT. Badak LNG di situ saya dan teman-teman mendapatkan seminar materi dari Humas PT. Badak tentang masalah Media Humas yah tidak jauh-jauhlah dari jurusan saya karena saya memang anak komunikasi, di sana diulas tentang media apa yang mereka pakai dalam menginforasikan pada publik tentang perusahaan mereka contohnya dari media ceak mereka menggunakan majalah perusahaan dan annual report lalu mereka juga mempunyai stasiun televisi sendiri. 

Kami juga diajak berkeliling di dalam kawasan PT. Badak dan dipandu oleh pekerja di sana yang bernama Farhan kami juga menggunakan bis karyawan untuk berkeliling. Tetapi pada saat kami berkeliling tidak diperkenankan untuk membawa handphone dan juga kamera mungkin karena bisa mengganggu sistem dari mesin-mesin mereka. Kami di beritahu bagaimana proses, tahapan, serta tempat untuk bisa mengolah gas dari PT.Badak. 

Saya dan teman-teman sangat antusias sekali dengan informasi yang sudah diberitahukan pada kami. Sekitar setengah jam kami berkeliling dan akhirnya kami kembali lagi ke Town Center untuk santap siang yang telah disediakan oleh PT.Badak setelah selesai santap siang kamipun berfoto dan melanjutkan perjalanan kedua kami menuju ke koperasi Pupuk Kaltim di sana saya dan juga teman-teman mendapat materi baru lagi tentang mata kuliah komunikasi bisnis di sana dibahas bagaimana mereka memluai usaha dengan di beri modal dua juta rupiah saja. 

Tetapi mereka bisa mengelola uang tersebut dengan sebaik mungkin hingga bisa meminjamkan modal untuk orang-orang yang ingin membuka usaha dengan menjadi nasabah, bukan hanya itu saja Koperasi Pupuk Kaltim juga meminjamkan uang bila ada nasabahnya yang ingin untuk menyekolahkan anaknya dan merenovasi rumah atau untuk uang muka rumah mereka bisa meminjamkan uang hingga ratusan juta rupiah, tetapi dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Keuntungan pemasukkan yang telah mereka terima selama ini sudah mencapai kurang lebih sekitar 300 milyar tidak main-main keuntungan yang mereka peroleh berkat kerja keras serta usaha yang gigih mereka juga sudah memiliki dupermarket sendiri dan mengelola tempat makan yang cukup besar di kota Bontang.

Setelah mendapat materi yang cukup banyak di Koperasi Pupuk kami pun melanjutkan perjalanan ketiga kami yaitu menuju Bontang Kuala tempat wisata yang terkenal di kota minyak tersebut merupakan tujuan perjalanan terkahir kami sebelum pulang ke Samarinda. Saya sangat menikmati perjalanan menyusuri rumah-rumah penduduk yang di bangun di atas laut dan jalannya yang dibuat dari kayu ulin saya lalu teringat kampung ibu saya yang sebagian warganya rumahnya masih begitu.

 Hembusan angin dari laut membuat saya semakin betah dan rasanya ingin berlama-lama di sana serta cuaca sore yang nyaman pemandangan laut yang cukup indah saya sangat menikmati sore itu maklumlah karena di samarinda tidak memiliki Pantai, selesai berjalan-jalan, berfoto dan juga minum karena hari sudah mulai mau gelap kami pun bergegas untuk menuju ke bis dan pulang ke Samarinda.

 Di perjalanan pulang ternyata tidaklah mulus banyak sekali halangan dan rintangan yang kami hadapi seperti yang pertama bis pertama mengalami ban bocor kami menunggu sampai bis itu di ganti bannya lalu setelah selesai ban di ganti kami pun berjalan lagi tetapi tiba-tiba sekitar 1 jam perjalanan ada telpon yang mengatakan bahwa bis 3 yang mengalami mogok bis saya benar-benar heran perjalanan pulang kami sangat terganggu sekali lagipula waktu sudah menunjukkan jam 8 malam kami pun terpaksa menunggu lagi bis 3 yang sedang kemogokkan karena kasihan sekitar 1 jam menunggu bis itu akhirnya menyala dan usut punya usut ada yang membawa makanan yang terlarang di dalam bis yaitu lemper. 

Menurut mitos masyarakat di daerah Kalimantan tidak boleh bepergian jauh membawa nasi ketan dan juga telur karena menurut kepercayaan mereka sesuatu hal akan terjadi bila membawa kedua makanan tadi tetap di bawa juga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun