Mohon tunggu...
Devi Dwi Safitri
Devi Dwi Safitri Mohon Tunggu... Petani - Mahasiswi

Mahasiswi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Pengembangan Pemasaran Produk UMKM Kopi oleh Mahasiswi KKN

29 Agustus 2021   23:55 Diperbarui: 30 Agustus 2021   00:04 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember pada tahun 2021 kembali dijalankan secara individu di kampung halaman masing-masing mahasiswa sama seperti tahun sebelumnya. KKN dengan tema Back to Village dilakukan karena saat ini pandemi covid-19 masih belum juga mereda sehingga mengharuskan adanya social distancing, dan ini berdampak pada kegiatan KKN yang harus dilakukan mandiri dan di kampung halaman mahasiswa.

Kali ini, mahasiswa KKN Universitas Jember, Devi Dwi Safitri, melaksanakan KKN di Desa Telemung Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi dengan mengangkat tema "Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19". Tema tersebut dipilih karena pandemi covid-19 membuat banyak pembatasan dalam kegiatan sosial sehingga berdampak pada beberapa kegiatan masyarakat, salah satunya kegiatan wirausaha UMKM.

Lokasi Desa Telemung yang menjadi tempat KKN mahasiswa terletak cukup jauh dari kota dan memiliki potensi di bidang perkebunan, terutama tanaman kopi jenis robusta. Potensi yang dimiliki desa kurang dimanfaatkan baik oleh masyarakatnya yang mempunyai kebun kopi untuk membuka usaha. 

Kebanyakan dari mereka yang mempunyai kebun kopi hanya selesai sampai tahap biji kopi kering, lalu jual. Hal ini dibenarkan oleh Nasihak, salah satu warga Desa Telemung. "Kebanyakan warga di sini proses sampai di biji kopi kering saja, lalu langsung jual. Kalau saya produksinya sampai jadi bubuk kopi karena jualnya lebih mahal," ujarnya.

Nasihak menambahkan bahwa warga tidak mau berwirausaha karena terlalu malas untuk mengolah kopi menjadi produk bernilai tambah. Selain itu alasan lainnya adalah takut tidak ada yang membeli karena mereka berpikir lingkup penjualan hanya di daerah sekitar saja. "Sebenarnya pelanggan saya juga hanya dari warga-warga desa saja, tidak pernah yang jauh-jauh. Bubuk kopi saya masih belum dijual secara luas, jadi pelanggannya kadang bisa dihapal. Kemasan yang dipakai juga hanya plastik biasa," ucap Nasihak.

Mendengar hal tersebut, mahasiswa KKN mengajak Nasihak untuk mengembangkan bisnisnya mulai dari membuat branding produk hingga melakukan pemasaran secara online melalui marketplace. Produk bubuk kopi dari Nasihak masih belum memiliki nama produk dan juga logo produk. Branding dilakukan untuk membuat produk menjadi lebih menarik karena selama ini produk yang dijual tidak memiliki nama produk ataupun logo produk. 

Mahasiswa KKN juga akan membantu pemasaran online yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan produk karena saat ini pandemi covid-19 membuat masyarakat dari berbagai kalangan memanfaatkan e-commerce untuk berbelanja, termasuk kebutuhan sehari-hari. Branding dan rencana pemasaran online ini telah disetujui oleh sasaran.

Kegiatan KKN program pengembangan usaha milik salah satu warga dari potensi yang dimiliki desa diharapkan dapat memberikan motivasi kepada warga desa lainnya untuk memulai usahanya, atau ikut mengembangkan usaha menjadi lebih besar lagi.

Penulis : Devi Dwi Safitri

Mahasiswi KKN BTV Universitas Jember

Kelompok 8

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun