Mohon tunggu...
Devi Safitri
Devi Safitri Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis untuk memberi informasi dan menghibur orang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

My Dream My Love Bagian 38

19 September 2024   04:33 Diperbarui: 19 September 2024   04:34 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Perjuangan Yudha


  Hari ini di kampus Yudha. Yudha mengambil jurusan pendidikan bahasa inggris, dan ada program pertukaran pelajar di kampusnya. Yudha bisa belajar di singapura sesuai keinginannya. "Yud, lo ikut program pertukaran pelajar?" tanya Ilham, temannya.

  "Iya. Keinginan aku dari lama. Kamu ikut?" tanya Yudha.

"Belum daftar gue. Syarat-syarat SKS nya masih belum lengkap,"

"Ya udah bro semangat.."

"Kapan ke Singapura nya?"

"Sebulan lagi," kata Yudha.

"Gak kangen sama Istri?"

"Buat apa kangen? Aku nikah sama dia karena terpaksa,"

"Maksudnya mau cerai gitu?"

"Hus, diem.. Ya udah, gue pulang dulu. Udah waktunya pulang," kata Yudha.


  Yudha menaiki motornya dan segera pergi. Dia menuju ke kantor ibunya Bunga. Dia menuju ke arah resepsionis. "Ada apa, pak Yudha? Ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis.

"Saya mau bertemu sama Bu Salma, ibu mertua saya.." kata Yudha.

"Iya, pak saya tahu Bu Salma ibu mertua anda. Bu Salma sering mengenalkannya pada saya. Tapi Bu Salma lagi rapat," kata Yudha.

"Saya perlu bertemu dengannya, Bu. Tolong.." kata Yudha.

"Sebentar ya, pak.."
  Resepsionis itu menemui Bu Salma. Dan tak lama kemudian orang itu kembali. "Silakan menemui Bu Salma di ruangannya. Mari saya antar,"

"Terimakasih, Bu.."


  Lalu Resepsionis itu mengantarkan Yudha ke ruangan Bu Salma. "Ada apa menemui saya?" tanya Bu Salma.

"Bu, ini masalah pribadi. Lebih tepatnya masalah keluarga.."

"Iya, gak papa. Bicara aja. Kamu sudah mengganggu saya saat saya lagi rapat lho. Percuma saya membolehkan kamu ke sini kalo kamu gak bicara,"

"Bu, bagaimana pendapat ibu kalo saya bercerai dengan anak ibu?"

"Memang ada masalah apa?"

"Saya waktu itu terpaksa menikah dengan anak ibu.."

"Saya yang maksa? Lho, kenapa kamu dateng ke rumah? kalo kamu gak mau nikah sama anak saya gak usah dateng ke rumah dari awal," ujar Bu Salma.

"Gak enak sama anak ibu kalo nolak,"

"Aneh kamu ya. Gak suka tapi setuju-setuju aja. Boleh, gak papa kamu cerai sama anak saya. Perjanjian di awal juga dibatalkan. Karena saya memutuskan sepihak tanpa meminta pendapat kamu. Tapi nunggu semester 5 ya.."

"kok lama, Bu?"

"Itu konsekuensi. Karena kamu tidak komunikasi dari awal sama saya. Bukan cuma itu, kamu juga harus kerja sama saya tanpa dibayar,"

"Kerja tanpa dibayar?"

"Itu konsekuensi. Saya lagi butuh penerjemah di kantor saya. Karena ada klien dari luar negeri. Tahun depan, pas kamu semester 4. Setahun.."

"Setahun tanpa dibayar?"

"Itu syarat untuk cerai.."

"Iya, Bu. Saya berusaha menyanggupi," kata Yudha.

"Oke.."

  Lalu Yudha keluar dari ruangan Bu Salma. Dalam hatinya, dia bertekad untuk menyanggupi permintaan Bu Salma tersebut. Permintaannya cukup mudah, sehingga dia berusaha untuk melakukannya agar dia bisa cerai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun