Mohon tunggu...
Devi Safitri
Devi Safitri Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis untuk memberi informasi dan menghibur orang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

My Dream My Love Bagian 35

14 September 2024   05:40 Diperbarui: 14 September 2024   06:30 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Motor Arumi


  Hari ini tidak seperti biasanya, Arumi berangkat naik motor. Ya, kini dia sudah bisa naik motor berkat diajari Mita. Lala menghampiri Arumi. "Good morning, bro!" sapa Lala.
"Kebiasaan nyapa pake bahasa inggris terus kalo sama aku," ujar Arumi.
"Bukannya dibales sapaan gue, malah ngeluh. Lumayan kursus bahasa inggris gratis tau dengan praktek langsung sama gue. Itu motor baru lo?" tanya Lala.
"Udah dari SMA. Tapi waktu itu aku belum bisa motor. Dan selama kuliah gak pernah dipake, baru dipake sekarang karena pengen akrab sama kamu. Soalnya kebiasaan kamu naik bis," jawab Arumi.
"Aku bisa naik motor, tapi gak dibolehin ortu. Entah kenapa, padahal udah dewasa. Eh, boleh gak Rum gue pinjem motor lo?" Lala meminta izin.
"Buat apa? Terus aku pake apa?" Arumi bingung.
"Lo gue bayarin naik bis. Jadi lo gak perlu ngeluarin uang buat naik bis. Sehari aja. Buat pedekate sama Kak Ihsan, kakak tingkat itu.."
"Kamu naksir dia? Dia bukannya jurusan Biologi?" tanya Arumi.
"Emang. Dia kakak kelas gue juga waktu SMA.."
"Pantesan aja lo ikut organisasi ternyata mau deketin dia. Centil banget lo," kata Arumi.
"Emang kenapa sih? Usaha boleh dong.." kata Lala.
"Kapan kamu mau pake motor aku?"
"Karena sekarang ada rapat organisasi, jadi besok. Besok gue pake motor lo.."
"Terus?"
"Ya udah, lo bawa motor lo kaya biasa ke kampus. Ntar pas pulang dibawa gue. Besoknya baru dibalikin. Atau sorenya deh. Gue udah pernah ke rumah lo, jadi gue tau rumah lo dimana.."
"Oke. Tapi jangan sampe rusak ya motor aku,"
"Tenang aja, dear. Gue tanggung jawab kok.." kata Lala sambil menepuk pundak Arumi.
  Mita menghampiri Lala. "Nona Lala yang cantik.." sapa Mita.
"Apa sih, caper banget. Ada apa?" tanya Lala.
"Arumi, lo ke kelas aja. Gue mau ngobrol berdua sama Lala.." suruh Mita.
"Pasti soal bahasa Inggris kaya kemarin. Oke, aku ke kelas.." Arumi langsung pergi.
"You will discuss about english?" tanya Lala.
"Ha?" Mita bingung mendengar kalimat Lala.
"Kuping lo gak bisa denger kalimat bahasa inggris ya? Jadi kemarin pas gue ngomong Inggris gak ngerti, cuma hah hoh doang?" Lala marah.
"Ya Alloh, jangan se kejam itu dong La sama gue.."
"Maksud gue tadi, ada apa? Mau ngomongin bahasa inggris?"
"Iya itu juga sih. Tadi rencananya mau minta no lo sama Arumi, tapi gak punya kuota. Baru punya sekarang isi pulsa di koperasi kampus. Gue minta no lo sekarang ya?"
"Jadi lo belum punya no gue? Oke, sini hp lo. Gue yang catet no nya.."
Mita memberikan hp nya. Kemudian Lala mencatat no hp nya. "Udah ya. Nama kontaknya Lala Angel.." kata Lala sambil memberikan hp nya.
"Itu nama lengkap lo?" tanya Mita.
"Lala Angelina. Tapi gue gak suka nama Lina.. Makanya gue biasa nyebut diri sendiri Lala Angel," cerita Lala.
"Emangnya kenapa dengan nama Lina?"
"Ini berkaitan sama keluarga gue. Lo gak tau apa-apa.."
"Ibu lo?"
"Udah dibilang lo gak tau apa-apa. Bukan ibu gue. Oh ya, tadi foto di hp siapa? Pacar lo? Kuliah di sini?" tanya Lala.
"Iya, namanya Rendi. Dia kerja jadi sektetaris di kantor. Gak kuliah," cerita Mita.
"Oh.."
"Dan gue mau kencan sama pacar gue ini. Saranin gue baju yang bagus atau ide kencan yang baik.."
"Gue aja gak pernah pacaran. Gimana bisa nyaranin lo?"
"Serius gak pernah pacaran?" Mita kaget.
"Iya. Gue ngerti tentang hal hal cara
menarik pasangan, tapi guenya aja yang gak mau punya pacar.."
"Tuh kan lo ngerti. Kalo gitu lo harus kasih saran ke gue.."
"Oke, tanya aja di WA apa yang lo perlukan. Berasa apa gitu? Gak pernah pacaran tapi ngasih saran tentang cinta ke orang lain.."
"Oke, makasih Lala.." ujar Mita, langsung pergi.


  Besok paginya. Arumi kembali naik motor ke sekolah. "Hai Arumi, good morning!" sapa Lala.
"Mau motor aku? Itu, aku bawa. Ntar sore dibalikin.."
"Oke.."
  Tiba-tiba datang seorang cowok ke kampus Arumi. Ternyata itu mantan Arumi, Dafa. "Hai Arumi.." sapa Dafa sambil berpakaian rapi dan keren.
"Pacar lo, Rum? Ya udah, gue gak mau ganggu. Gue ke kelas.." kata Lala.
"Jangan, La. Kamu tetep di sini. Aku gak mau berduaan sama dia.." kata Arumi.
"Rum, tolong kasih aku kesempatan. Aku pengen balikan lagi sama kamu," ujar Dafa dengan memohon.
"Kamu suka yang cantik, kan? Nih ada Lala yang lebih cantik dari aku. Kamu sama dia aja.."
"Lo gila, Rum!" seru Lala.
"Enggak, aku suka kamu yang baik hati dan cantik natural kok.." kata Dafa.
"Aku udah gak punya rasa lagi ke kamu.."
"Kamu masih nungguin Yudha? Dia udah nikah. Kamu berharap dia cerai sama istrinya?" tanya Dafa.
"Sok tau kamu. Siapa juga yang nungguin Yudha? Ayo, La kita masuk ke kelas. Tinggalin dia," Arumi menuntun Lala menuju kelas.
"Arumi!" teriak Dafa.
"Itu bukan pacar lo? Tadi kenapa lo kasih dia ke gue? Lo gila! Tipe gue bukan yang kaya gitu,"
"Itu mantan aku. Dia mutusin aku karena jelek. Kamu cantik, muka bule, siapa tau dia naksirnya sama kamu.."
"Karena itu? Ya Alloh Arumi. Lo gak nyadar kalo lo juga cantik? Hanya karena gue bule, bukan berarti dia lebih suka gue. Dia udah melewati banyak kebersamaan sama lo. Mana mungkin gue bisa ngegantiin lo di hatinya," komentar Lala.
"Terus kenapa dia mutusin aku karena kurang cantik?"
"Itu kan dulu. Sekarang mungkin dia udah tobat. Terbukti kan dia gak tergoda sama gue pas ngeliat gue?" kata Lala.
"Tau ah. Tetep aja gue gak akan balikan karena udah disakiti dulu," tegas Arumi.
"Terserah lo. Lo yang berhak memutuskan," kata Lala.


  Saat jam pulang kampus. Lala langsung nyamperin motor Arumi. "Asyik juga bisa pake motor Arumi!" seru Lala kegirangan.
  Tiba-tiba Dafa muncul lagi. "Mana Arumi?"
"Lo mantannya Arumi tadi? Ya dia pulang lah. Biasa naik bis. Samperin aja ke rumahnya," kata Lala.
"Tolongin gue dong. Anterin gue ke rumahnya,"
"Kenapa sih lo ngejar-ngejar Arumi? Arumi nya aja gak mau sama lo. Bukannya gue gak mau, tapi gue juga punya urusan sendiri.."
"Gue takut gak diterima kalo gue sendiri yang dateng ke rumahnya,"
"Ya itu urusan lo. Kenapa nanya gue? Udah ah, gue sibuk.." kata Lala sambil menjalankan motornya dan keluar dari kampus.


  Lala pergi menuju ke tempat pertemuan organisasi kampus. Sesampai di sana, dia bertemu Ihsan, kakak tingkatnya dan teman-teman satu organisasi. "Lala, emang kamu ikut komunitas gunung? Kamu kan cuma ikut Hima. Kemarin udah pertemuan," Ihsan heran.
"Iya, aku emang gak ikut. Aku cuma mau ngajak kak Ihsan buat ngopi bareng di kafe seberang sana? Mau?" tanya Lala sambil menunjuk ke kafe di ujung jalan.
"Cieee... Itu berarti Lala ngajakin kamu kencan tau.." kata teman cowoknya Ihsan.
"Iya, boleh. Tapi aku lagi ada pertemuan sama temen-temenku. Kamu bisa nunggu?" tanya Ihsan.
"Bisa, kak. Aku tetep di sekitar sini kok. Sambil belanja-belanja. Ntar ya, kak abis pertemuan organisasi.." ujar Lala.
"Oke.."
  Lala pergi dari tempat itu menuju ke tempat belanja. Lalu teman-teman Ihsan menggodanya. "Lo suka Lala, bro?" tanya teman cowoknya.
"Iya, kenapa?"
"Apa yang lo suka dari dia?"
"Dia riang gembira, seperti kebahagiaan anak kecil.."
"Padahal Lala orangnya gaul, sementara lo sibuk sama organisasi, jarang nongkrong kecuali acara organisasi.."
"Sudahlah. Cinta itu kan buta, bro.."
"Iya juga sih.."


  Setelah rapat organisasi, Ihsan menuju ke tempat yang tadi ditunjuk Lala. "Hai, La!" sapa Ihsan.
"Hai, kak Ihsan. Sini duduk, kak.." Lala menyuruh Ihsan untuk duduk.
  Mereka akhirnya ngobrol-ngobrol tentang hobi, makanan kesukaan, dan kegiatan kampus. Setelah puas mengobrol, tiba-tiba Lala membicarakan sesuatu yang serius. "Kak, aku mau ngomong sesuatu. Sebenernya aku naksir kakak dari SMA. Sampai sekarang. Kakak pinter, aktif di organisasi.." Puji Lala.
"Kamu suka aku? Kenapa, La? Aku bukan orang gaul.." kata Ihsan.
"Mana peduli aku tentang hal itu. Jadilah diri sendiri. Kalo kak Ihsan nyaman jadi aktivis dan seseorang yang pintar biologi ya tetap seperti itu,"
"Bener juga kata kamu. Tapi aku gak bisa jawab sekarang..",
"Kakak gak suka aku?" Lala agak kecewa.
"Bukan seperti itu. Aku cuma perlu waktu untuk berpikir.."
"Apakah ini tanda penolakan?" tanya Lala.
"Eh, kok kamu mikirnya gitu?"
"Gak papa juga kalo ditolak. Aku juga gak pernah punya pengalaman pacaran. Jadi udah biasa," Lala sedikit kecewa.
'Gak pernah pacaran. Sekalinya nembak cowok ditolak,' batin Lala.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun