Mohon tunggu...
Devi Safitri
Devi Safitri Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis untuk memberi informasi dan menghibur orang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

My Dream My Love Bagian 31

3 September 2024   02:03 Diperbarui: 3 September 2024   02:08 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Tindakan Arumi

  Arumi bingung. Dia merasa tidak punya harapan lagi dengan Yudha. Karena Yudha sudah resmi jadi suami nya Bunga. Memang suami istri juga bisa cerai, tapi rasanya Arumi tak setega itu mendoakan mereka cerai.
  Ditengah kebingungan Arumi, tiba-tiba hp nya bunyi. Ternyata ada telepon dari no tak dikenal. "siapa ya?" Arumi penasaran.
"Halo, Arumi ya?" ujar suara dari seberang sana.
"Iya, ini siapa?"
"Aku kakak kelas kamu waktu SMA. Aku minta ketemuan sama kamu boleh?"
"Boleh aja, tapi kakak dapet no aku dari mana? lagipula aku gak tau ini siapa," Arumi kebingungan.
"Dari facebook. Aku iseng cari nama kamu di facebook. Terus ketemu dan kamu cantumin no mu di profil,"
"Padahal aku udah jarang buka facebook lho. Ya udah, kakak mau ketemu dimana?"
"Ntar nama tempatnya aku kasih tau di WA. Tapi kamu harus dateng ya,"
"Iya. Aku tunggu WA dari kakak,"
  Arumi menunggu pesan whatsapp dari orang itu. Tak lama kemudian ada pesan masuk dari orang itu menyuruh untuk ke kafe Starbucks. Setelah mendapat pesan itu, Arumi bersiap-siap untuk keluar rumah. Orang tuanya juga sedang keluar rumah. Jadi dia pamit ke pembantu saja dan langsung pergi pake angkot karena dekat.
  Sesampai di tempat itu, dia kaget bertemu dengan Alda, mantannya Yudha. "Lho, mbak Alda?"
"Jangan panggil aku mbak. Kakak aja,"
"Tapi panggilan itu sering dipake anak anak di sekolah karena mbak Alda juga orang Jawa,"
"Iya, tapi ini lingkungan Jakarta toh?"
"Tapi kak Alda mukanya persis orang Jawa lho. Ya udah, kak Alda ada perlu apa?"
"Lo temennya Yudha, kan?"
"Iya, kenapa ya kak?"
"Gue waktu itu ngerekam pembicaraan Bunga pas dia nyuruh gue  buat ngerusak hubungan Mita sama pacarnya. Lo mau denger? Ini bukti kelicikan dia. Dia juga ngerusak hubungan lo sama Mita tapi sayang gue gak punya buktinya,"
"Ya udah, kakak kirim aja filenya ke WA aku,"
  Alda mengirim rekaman itu ke no Arumi. Arumi mendengarkannya. Dia gak menyangka Bunga jahat. "Bunga sejahat itu? Kenapa dia ngerusak hubungan orang lain,"
"Gak tau ya. Mungkin dia orangnya hobi adu domba,"
"Aku tau. Sebenernya dia cuma pengen ngerusak hubungan aku sama Mita. Tapi karena Mita udah punya pacar, jadi dia ngerusak hubungannya Mita dulu. Apa sih tujuan dia bikin adu domba kaya gini?"
"Kamu kasih tau ke Yudha soal ini,"
"Aku gak mau ganggu hubungan mereka kak,"
"Biarin aja. Biar dia cerai. Sebenernya kamu suka toh sama Yudha?"
"Aku gak yakin Yudha mau cerai sama Bunga cuma gara-gara ini. Nikah itu bukan permainan,"
"Entah mau cerai atau gak, lo tetep harus kirim ini ke Yudha,"
"Ya, aku kirim. Tapi kirimnya lewat email, biar gak kentara pengen ngerusak hubungan dia sama istrinya,"
"Oke. Sejujurnya aku ngelakuin ini karena merasa bersalah. Tolong sampein maaf aku buat Mita ya, Rum?"
"Iya, nanti aku sampein,"
  Saat malam hari, Arumi mengirim file itu ke email Yudha. Dia mengirim email itu dengan alamat email yang tidak menggunakan nama dirinya. Sengaja dia lakukan agar Yudha tidak tahu dia yang mengirimnya. Itu email yang dia simpan sejak SMA saat mengerjakan tugas sekolah. 'Aku gak yakin apa Yudha mau menceraikan Bunga cuma karena rekaman ini. Tapi aku harus kirim biar Yudha tau kalo sebenernya Bunga itu jahat,' batin Arumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun