Mohon tunggu...
Devi Safitri
Devi Safitri Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis untuk memberi informasi dan menghibur orang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

My Dream My Love Bagian 9

22 Juli 2024   04:54 Diperbarui: 22 Juli 2024   04:55 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Arumi jadi obat nyamuk

Lalu Yudha dan Bunga menjalankan motornya masing-masing. Mereka menuju ke warung makan sederhana. Begitu sampai, mereka memesan makanan dan beberapa menit kemudian dihidangkan di meja. Arumi memesan tempe mendoan nasi serta pakai kerupuk. Sementara Yudha memesan ayam geprek kesukaannya. Dan Bunga memesan nasi goreng pakai telur goreng. Begitu enak dan mengundang selera makanan yang mereka pesan.

  Yudha duduk di samping Bunga, sementara Arumi duduk sendiri. Yudha melihat mulut Bunga belepotan, dia langsung mengelap wajah Bunga. "Kamu kebiasaan kalo makan belepotan terus,"

"Maaf, mas. Kebiasaan soalnya. Tapi aku agak malu nih diliatin sama kak Arum. Maaf, kak.." ujar Bunga.

Kuharap Arumi cemburu. Aku bakal terus berperilaku romantis ke Bunga buat bikin Rumi cemburu, batin Yudha.

  Tiba-tiba Yudha mencium Bunga di depan Arumi. Bunga kaget tapi terlihat menikmati. Arumi juga kaget tapi mencoba untuk terlihat biasa saja. "Ya Alloh, mas Yudha so sweet banget sih. Udah ganteng, so sweet lagi. Tapi aku gak enak sama kak Arum.."

"Gak papa. Jangan peduliin aku. Aku cuma makan aja di sini.." kata Arumi.

"Maaf ya, kak jadi obat nyamuk.." Bunga merasa tidak enak.

"Gak papa, Bunga.." kata Arumi.

"Maaf ya, kita lagi dimabuk asmara. Baru pacaran soalnya," ujar Bunga.

"Aku gemes sana kamu soalnya kamu cantik.." ujar Yudha sambil mencubit pipi Bunga sengaja memanas-manasi Arumi.

"Ya Alloh, mas Yudha boleh aku peluk gak sih?" Bunga langsung memeluk Yudha. Mereka berpelukan cukup lama. Semoga dengan begini Arumi nunjukin rasa cemburunya, batin Yudha berharap.

  Arumi merasa ada sesuatu yang salah di hatinya. 'Aku kenapa ya? Kok kaya gak suka Yudha sama cewek lain,' batin Arumi.

"Eh, udahan ah pelukannya. Lanjutin makan," kata Bunga. Lalu mereka melanjutkan makannya setelah berpelukan cukup lama.

  Tak lama kenudian Arumi menyelesaikan makan di piringnya. Piring nya bersih tanpa ada sisa makanan sama sekali. "Aku mau pulang, Bung.." kata Arumi.

"Gak ikut jalan-jalan sama kita, kak?" tanya Bunga.

"Gak mau ganggu," ucap Arumi.

"Oke. Aku anterin pulang, ya? Aku juga pengen tau rumah kakak dimana. Boleh ya? Mas Yudha tunggu di sini dulu.." 

"Iya, boleh.." ujar Arumi.

"Ya udah, mas Yudha aku anterin Kak Rumi dulu ya? Gak papa, kan aku tinggal dulu?" kata Bunga.

"Gak papa. Silakan.." kata Yudha sambil tersenyum menunjukan wajah gantengnya.

"iih, gemes.. ganteng banget.." Bunga mencubit pipi Yudha.

"Sakit, dek!" seru Yudha.

"Abisnya ganteng.." ujar Bunga.

"Aku kan emang ganteng.." Yudha membanggakan dirinya.

"Mulai deh sombong. Ya udah,kak sebentar ya aku bayar dulu makanannya? Abis itu langsung anterin kakak pulang," kata Bunga.

"Iya, silakan.." ujar Arumi.

  Lalu Bunga membayar makanan ke pedagang. Yudha menggunakan kesempatan itu untuk berbicara pada Arumi. "Kamu gak cemburu, Rum?" tanya Yudha.

"Buat apa aku cemburu?" tanya Arumi.

"Padahal aku sengaja bikin kamu cemburu," ujar Yudha.

"Buat apa aku tanya?"

"Udah deh gak usah bohongin perasaan sendiri. Kalo cemburu bilang aja. Keliatan.." kata Yudha.

"Udah ah ngomong sama kamu gak jelas," ujar Arumi.

Yudha tersenyum kecil. "Rumi, Rumi.." Yudha menggeleng sambil tersenyum.

  Selesai membayar makanan, Bunga datang. "Ayo kak, aku anterin pulang.." kata Bunga.

"Makasih, Bunga.."

"Sama-sama, kak. Ini emang tujuan aku biar aku deket sama temennya Mas Yudha. Ya udah, aku tinggal sebentar ya, mas.."

"Iya, hati-hati, beb.." ujar Yudha.

  Mereka berdua keluar dari warung makan dan naik motor bareng menuju rumahnya Arumi. Sesampainya di rumah Arumi, Bunga kagum melihat rumah Arumi yang cukup besar. "Wah, bagus, kak rumahnya. Gede,"

"Apa sih cuma rumah doang, Bung.."

"Oh ya, kak.. aku harap kita bisa jadi temen akrab ya? Dan aku bisa tau lebih banyak  tentang mas Yudha.."

"Iya. Boleh kok, Bung.."

"Aku minta no nya kak Arumi dong.." pinta Bunga.

"Minta sama Yudha aja. Dia punya.."

"Oh, oke. Nanti aku minta. Ya udah, kak aku pulang dulu, ya.."

"Iya, hati-hati, Bunga.."

"Oh ya, kak.. aku harap kalo kak Arumi ada masalah, kakak bisa cerita sama aku,"

"Kenapa bilang gitu?"

"Gak papa, pengen lebih dekat aja sama kakak. Ya udah, kak aku pulang.." Bunga menaiki motornya dan meninggalkan Arumi.

'Aku gak bisa bohongin perasaan aku sendiri. Aku gak suka ngeliat Yudha dan Bunga mesra-mesraan,' batin Arumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun