Pengakuan Yudha
 Yudha makan bareng Tomi di kantin. Mereka sedang cerita-cerita, terutama membahas tentang cewek. "Gimana bro pacaran sama sepupu gue?"
"Gue salah gak kalo gue cuma jadiin sepupu lo pelampiasan karena gak bisa ngungkapin perasaan gue sama Arumi?" ujar Yudha. Sebenarnya Yudha agak takut membicarakannya dengan Tomi. Karena Tomi itu sepupunya Bunga. Tapi dia butuh teman cerita.
"Jadi lo belum naksir dia dan cuma jadiin dia pelampiasan? Bro, lo gak perlu buru-buru pacaran sama dia kalo lo gak cinta. Bunga kecewa nanti," Tomi kelihatan marah begitu tahu Yudha tidak naksir Arumi. Sebab dia tahu sepupunya itu pernah disakiti saat berpacaran dengan cowok lain. Dia tidak mau Bunga disakiti lagi. Apalagi Bunga itu cewek baik-baik dan tentu saja pernah dimanfaatkan kebaikannya oleh pacarnya dulu. "Tenang aja, gue masih bisa romantis kok ke Bunga walaupun gue gak naksir dia. Dia cantik, manis.."
"Awas ya kalo lo putus sama Bunga demi Arumi! Gue gak akan biarin lo putus dan nyakitin Bunga.." ancam Tomi.
"Asalkan sifat Bunga baik, aku masih bisa bertahan pacaran sama dia,"
"Oke. Semoga lo setia sama Bunga dan bisa mencintai dia apa adanya. Dia baik kok, cantik, layak dicintai.." ujar Tomi.
"Ya, dia juga menghibur. Semoga aja gue bisa suka sama dia. Karena gue juga gak pengen ngerusak persahabatan gue, Arumi, dan Mita. Apalagi Mita naksir gue,"
"Mita naksir lo? Serius lo?" Tomi kaget.
"Iya, dia nembak gue. Tapi gue tolak,"
"Bagus, Lo lebih cocok sama Bunga.."
"Ya udah, gue ke kelas ya.."
 Yudha masuk  ke kelas. Saat sudah sampai di kelas, dia duduk di belakang bangkunya Arumi dan Mita. "Yud, kamu tau, kan Mita naksir kamu? Aku harap kamu selesaiin masalah kamu sama Mita. Aku gak mau kalian gak akur,"
"Hubungan aku sama Mita baik-baik aja. Iya kan, Mit?" kata Yudha ke arah Mita yang sedang menyapu.
"Iya, baik-baik aja aku sama Yudha," kata Mita.
"Iya, aku tau. Tapi kamu harus tetep berhubungan baik sama Mita. Aku gak mau Mita sedih liat kamu pacaran sama cewek lain,"
"Iya, aku bakal selesaiin masalahku sama Mita. Kamu tenang aja ya, Rumi.." Yudha menenangkan Arumi yang khawatir.
'Andaikan kamu marah ke aku kaya tadi karena cemburu, Rum. Kapan kamu bisa cemburu ngeliat aku sama cewek lain,' batin Yudha.
"Oh ya, kapan-kapan aku boleh ya tanya ke kamu tentang rahasia kamu?" pinta Yudha.
"Rahasia aku? Maksudnya apa?"
"Tanya ke dirimu sendiri. Pasti kamu ngerti. Aku gak akan tanya sekarang. Kalo kamu siap buat cerita, aku siap dengerin,"
"Kamu lebih baik urusin pacar kamu, Yud.." kata Arumi.
"Lho, kenapa? Walaupun aku udah punya pacar, tapi kamu kan tetep sahabat aku," kata Yudha.
 Mita menghampiri mereka berdua. "Yudha khawatir sama kamu soal kamu yang gak pernah buka hati ke cowok, Rum. Kemarin dia nanya sama aku," Mita menjelaskan.
"Itu bukan urusan kamu, Yud.." kata Arumi.
"Iya, itu bukan sepenuhnya urusan aku. Tapi aku sahabat kamu, toh? Aku gak bisa ngebiarin kamu sakit sendirian. Sahabat itu ada buat tempat berbagi cerita, Rum.." kata Yudha.
 Arumi keluar dari kelas, tidak mau menjelaskan apapun pada Yudha. "Udah, gak usah dipaksa, Yud.." kata Mita.
"Mit, kamu gak mau cerita ke aku yang sebenarnya? Aku yakin bukan karena pengen fokus belajar, kan?"
"Maaf, Yud. Gak boleh sama Arumi,"
"Oke. Aku akan nunggu Arumi buat cerita sendiri sama aku,"
"Yud, kita gak musuhan, kan?" tanya Mita.
 "Gak. Kamu gak marah atau kesel sama aku?" Yudha balik tanya.
"Gak kok, Yud.." jawab Mita.
"Ya udah. Berarti kita masih bersahabat," ujar Yudha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H