Mohon tunggu...
Devi Riani Atika Sari
Devi Riani Atika Sari Mohon Tunggu... Lainnya - Studying Communication Science at Atma Jaya Yogyakarta University.

I'd like to learn something new and develop my skills. Kompasiana became one of the platforms to develop my writing skills. Enjoy!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aku Makan Begini setelah Mengenal K-Drama!

10 Desember 2020   22:29 Diperbarui: 31 Juli 2024   14:58 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi yang terjadi sejak Maret lalu mengharuskan kita semua menghabiskan waktu hanya di rumah. Ada beragam pilihan aktivitas yang dapat menemani kita di waktu luang selama pandemi, mulai dari memasak, bercocok tanaman, dan sebagainya. Salah satu aktivitas yang mampu merebut hati masyarakat semasa pandemi adalah menonton K-Drama. 

Berdasarkan riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), sebelum pandemi Covid-19, rata-rata responden menghabiskan sekitar 2,7 jam sehari untuk menonton drama Korea. Durasinya meningkat menjadi 4,6 jam per hari ketika pandemi.

Jalan cerita dalam setiap K-Drama selalu berhasil menyedot perhatian banyak orang. Tak selalu tentang percintaan, K-Drama juga menghadirkan berbagai genre lainnya seperti action, horror, hingga thriller yang menegangkan. 

Tidak mengherankan bila K-Drama banyak diminati di seluruh dunia. Tidak kepalang tanggung, ada yang rela begandang hingga subuh untuk menonton episode per episode K-Drama. 

Nah, keseringan menonton K-Drama ternyata bisa mempengaruhi gaya hidup seseorang. Salah satunya, yang dialami oleh pengguna TikTok dengan akun @yennysiada. Melalui video yang diunggahnya, ia menceritakan perbedaan cara makannya sebelum dan sesudah menonton K-Drama.    

Sebelum Menonton K-Drama
Sebelum Menonton K-Drama

Awalnya, video tersebut menunjukkan berbagai lauk yang tersaji di meja makan. Ada sayur bening dalam panci, bakwan jagung dalam mangkuk, dan sambal dalam mangkuk kecil. 

Selanjutnya, ia mengambil berbagai lauk tersebut untuk selanjutnya disajikan dalam satu piring. Ia pun mulai memakannnya dengan menggunakan sendok. Tidak ada yang aneh di sini, hingga ia menunjukkan cara makan yang berbeda setelah menonton K-Drama.

Sesudah Menonton K-Drama
Sesudah Menonton K-Drama

Ia mengambil lauk makanan dan menyajikannya secara terpisah di mangkuk dan piring khusus. Ia juga mengganti piring menjadi mangkuk sebagai tempat nasi. Selain itu, ia menggunakan sumpit untuk memakan makanan tersebut, persis seperti yang dilakukan orang Korea ketika makan.

Video ini lantas viral di berbagai media sosial dan mengundang netizen untuk memberikan tanggapan. Ternyata, banyak netizen juga melakukan hal senada. 

Bahkan, netizen lain juga menceritakan pengalaman cara makan yang lain di kolom komentar. Ada yang makan mie instan tidak menggunakan piring, melainkan langsung dari pancinya. 

Ada pula yang meminum minuman soda di gelas pendek, agar serupa dengan orang yang minum soju ala Korea. Berubahnya cara makan setelah nonton K-Drama tersebut merupakan wujud dari teori efek media, yaitu Teori Kultivasi dari George Gebner.

Terpaan media yang terus-menerus akan memberikan gambaran dan pengaruh pada persepsi pemirsanya.

Televisi menjadi media utama bagi para penonton untuk belajar tentang masyarakat dan kultur di lingkungannya. Persepsi yang terbangun dalam pikiran penonton tentang masyarakat dan kultur sangat ditentukan oleh televisi. 

Artinya, kontak dengan televisi membuat kita belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai-nilainya, serta adat kebiasaannya. Seperti yang terjadi pada pemilik akun TikTok @yennysiada, terpaan K-Drama membuat gaya makannya berubah menjadi gaya makan orang Korea.

Para pecandu televisi itu akan punya kecenderungan perilaku yang sama satu dengan yang lain.

 Dalam fenomena di atas, terlihat setelah video tersebut viral, ternyata banyak netizen pun melakukan hal yang sama. Mereka mengubah cara makannya persis seperti orang Korea. 

Hal ini memvalidasi Teori Kultivasi yang membahas bagaimana media diterima menjadi sesuatu yang benar. Gerbner percaya bahwa media massa menanamkan perilaku dan nilai tertentu. Selanjutnya, media memelihara dan menyebarkan perilaku tersebut kepada masyarakat, kemudian mengikatnya secara bersama-sama.

Nah, itulah dampak menonton K-Drama bila ditinjau dari Teori Kultivasi. Apakah gaya hidupmu ada yang berubah setelah mengenal dunia K-Drama? Ceritakan pengalamanmu di komentar ya!

DAFTAR PUSTAKA

Fitria, R. (2020, September 18). Begini cara makan sebelum dan setelah nonton drama korea. Detik.com.

Pusparisa, Y. (2020, November 30). Durasi menonton drama korea meningkat saat pandemi covid-19. Katadata.co.id.

Salam, I. I., Perbawasari, S., & Komariah, K. (2012). Hubungan antara terpaan drama korea di televisi dengan gaya hidup penonton. Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat, 1(1), 1-16.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun