Mohon tunggu...
Devi Rahmawati Putri
Devi Rahmawati Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Industri

Mahasiswa Teknik Industri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengendalian Kualitas dengan Metode PDCA untuk Optimalisasi Produktivitas Mesin Melalui Metode OEE di PT XYZ

8 Juli 2024   00:18 Diperbarui: 8 Juli 2024   01:31 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada PT. XYZ, terdapat masalah yang sangat krusial berupa tingginya tingkat produk reject dalam proses produksi setiap bulannya. Masalah ini tampak jelas dari data reject yang telah dikumpulkan dari periode sebelumnya, yang menunjukkan bahwa berbagai kriteria reject muncul secara konsisten setiap bulan. Beberapa kriteria reject bahkan mengalami peningkatan yang signifikandan konsisten. Data ini menunjukkan bahwa operasional dan efektivitas pada mesin produksi masih jauh dari kata efisien. Hal ini dapat dilihat dari data yang menunjukkan bahwa beberapa mesin masih mengalami masalah teknis. Seperti kegagalan dalam pengaturan parameter produksi yang tepat dan kurangnya perawatan yang rutin. Selain itu, proses inspeksi selama produksi belum dilakukan secara optimal. Hal ini juga dapat menyebabkan tingginya persentase produk reject yang dihasilkan dan dapat merugikan perusahaan.

Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan oleh seluruh departemen terkait untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi sistem yang ada. Perbaikan ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas produk, meningkatkan efektivitas mesin, serta meningkatkan proses inspeksi dan pengawasan. Selain itu, perbaikan juga dapat dilakukan dengan cara meningkatkan komunikasi antar departemen, meningkatkan kesadaran dan komitmen karyawan, serta meningkatkan sistem pengawasan dan pengendalian mutu. Dengan demikian, PT. XYZ dapat meningkatkan efisiensi produksi, mengurangi biaya, serta meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.

Metode PDCA (Plan, Do, Check, Action)

Konsep PDCA/RLPT merupakan dasar sistem berkesinambungan, oleh karena membentuk suatu proses yang terus menerus dan berulang. Kekuatan dari konsep PDCA/RLPT adalah sifat kesinambungannya, atau proses yang terus menerus sehingga sasaran yang dinginkan (plan) tercapai, dimana sasaran tersebut senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Hal inilah yang mendorong suatu organisasi atau perusahaan menjadi lebih kompetitif.

Kunci keberhasilan dalam penerapan konsep PDCA/RLPT adalah ketepatan dan kecepatan. Yaitu ketepatan dalam menetapkan rencana, dan kecepatan dalam melakukan tindakan perbaikan atas ketidaksesuaian yang ditemukan, yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang direncanakan. Oleh karena itu, keterampilan dalam pengukuran menjadi sangat penting, oleh karena sasaran yang direncanakan umumnya ditetapkan dalam bentuk KPI (key performance indicator) dan/atau KVI (key volume indicator), untuk memudahkan proses monitoring (check/periksa).

Metode OEE (Overall Equipment Effectiveness)

OEE adalah metode untuk mengukur seberapa efisien suatu mesin atau peralatan di dalam sebuah proses produksi. Dalam kata lain, OEE membantu kita untuk mengetahui sejauh mana peralatan kita bekerja dengan baik dan efisien. OEE terdiri dari tiga komponen utama, yaitu Availability, Performance, dan Quality.

Peningkatan pencapaian nilai OEE Overall Equipment Effectiveness berfokus menghilangkan kerugian-kerugian yang spesifik pada mesin dan proses Produksi, untuk mencapai tingkat 'zero-losses'. Effectiveness memiliki arti bagaimana memaksimalkan sumber daya waktu, biaya, dan usaha mencapai tingkat produktivitas yang optimum.

Pada proses produksi dari Bulan Januri 2023 -- April 2024 jumlah reject yang paling terbanyak terdapat pada bulan April 2024. Total dari output produksi sheet plastik sebesar 369.130 Kg dengan total reject sebesar 42309 Kg.  Pada 2 mesin extruder terdapat 2 reject yakni dari produksi dan inspeksi quality control. Sehingga dapat ditemukan persentase reject-nya yakni sebesar 11%. pada bulan April 2024 dengan total reject sebesar 34.057 Kg. Dapat diketahui bahwa persentase reject stikcy sangat tinggi, yakni 81% dari total keseluruhan data reject.

Dari grafik control chart dapat diketahui bahwa jumlah produksi sheet pada mesin extruder 2 pada Bulan April 2024 sangat tidak terkontrol. Masih banyak data yang melewati batas keseluruhan UCL dan LCL. Dengan UCL = 0,1313, CL = 0,1146 dan LCL = 0,00980 ada 3 data yang mencukupi yakni pada sample 46 dengan proportion 0,1389, sample 49 dengan proportion 0,1144 dan sample 126 dengan proportion 0,0880.

Penyebab dari reject tersebut yakni mencakup machine, man, material, dan method. a) Machine. Permukaan rolling coating pada mesin extruder sudah aus sehingga tidak bisa membawa silicone. b) Man. Ketakutan operator saat men-setting mesin karena dicemaskan akan adanya reject kembali. c) Material. Ditemukan cairan silicone yang berwarna agak kekuning-kuningan. Cairan silicone yang digunakan sudah lama lalu digunakan kembali. Sehingga silicone yang digunakan sudah tidak baik untuk digunakan (berwarna agak kekuningan). Dengan begitu perlu adanya pergantian silicone dengan yang baru. d) Method. Tingkat brix silicone saat diruangan pencampuran dan produksi berbeda. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh ruangan produksi yang sangat tinggi.

Pada hasil nilai rata-rata OEE pada mesin extruder 1 pada bulan Jan -- April 2024 sebesar 64,24% yang mana dapat dikatakan mesin beroperasi dengan cukup efisien, tetapi masih ada ruang untuk perbaikan berkelanjutan. Sedangkapan pada mesin extruder 2 nilai rata-rata dari OEE nya < 60% yang mana dapat diartikan mesin extruder 2 tidak beroperasi dengan efisien dan memerlukan perbaikan dan peningkatan yang signifikan, dengan rata-rata nilai OEE sebesar 58,99%.

Untuk PDCA perlu diadakannya perencanaan. a) Machine. Permukaan rolling coating pada mesin extruder sudah aus sehingga tidak bisa membawa silicone. Mempersiapkan pergantian rolling coating pada mesin extruder. b) Man. Ketakutan operator saat men-setting mesin karena dicemaskan akan adanya reject kembali. Maka SPV perlu memberikan briefing kepada operator agar tetap berpikir positif. Hal ini dilakukan agar operator yakin pada saat setting mesin. c) Material. Ditemukan cairan silicone yang berwarna agak kekuning-kuningan. Cairan silicone yang digunakan sudah lama lalu digunakan kembali. Sehingga silicone yang digunakan sudah tidak baik untuk digunakan (berwarna agak kekuningan). Dengan begitu perlu adanya pergantian silicone dengan yang baru. d) Method. Tingkat brix silicone saat diruangan pencampuran dan produksi berbeda. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh ruangan produksi yang sangat tinggi. Sehingga perlu adanya pengecekan dengan alat ukur yang akurat secara berkala pada cairan silicone agar brix pada silicone tetap terjaga. Setelah dilakukannya PDCA  masalah reject pada sheet stikcy telah berhasil diatasi, dengan jumlah produk yang sebelumnya mengalami masalah stikcy sebanyak 34.057 kg pada bulan April 2024 di mesin extruder 2 kini pada bulan Mei 2024 telah menjadi nol. Dari permasalahan ini, kita dapat menentukan jadwal yang tepat untuk mengganti rolling coating pada mesin extruder 2 agar kejadian serupa yang dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan tidak terulang kembali. Berdasarkan perhitungan berdasarkan record history dari pergantian rolling coating pada extruder 2, maka dapat diketahui kapasitas output rata-rata untuk mesin extruder 2 sebesar 2560893,4 Kg dengan minimum kapasitas output 1414688 Kg. Sehingga jika dihitung dari Bulai Mei 2024 maka pergantian rolling coating akan dilakukan saat kapasitas pergantian sudah memproduksi output sebesar 2228150,4 Kg. Dari hasil perbaikan pergantian coating mesin extruder 2 dan tinjauan mengenai konsentrasi brix silikon terjadi kenaikan nilai OEE pada kedua mesin extruder yang cukup signifikan pada bulan Mei 2024. Pada bulan April nilai OEE mesin extruder 1 sebesar 54,17% naik menjadi 57,87% pada bulan Mei. Kenaikan nilai OEE yang cukup tinggi terdapat pada mesin Extruder 2 dari 38,19% pada bulan April menjadi 65,72% pada bulan Mei. Jadi dapat disimpulkan kenaikan yang signifikan terjadi pada mesin extruder 2 setelah dilakukannya pergantian rolling coating yang aus. OEE 60-85%: Mesin beroperasi cukup efisien, tetapi masih ada ruang untuk perbaikan.

Dari permasalahan ini perusahaan mengalami kerugian dari raw material sheet yang seharusnya dapat dipasarkan dengan nilai Rp. 8.220.655.172. Selain itu terdapat overtime untuk melakukan proses grinding oleh 1 operator dengan biaya Rp. 172.098 untuk 3 jam. Sementara untuk biaya listrik  grinding sheet diperlukan 34057 jam dengan biaya listrik Rp. 753.631.200. Dari perhitungan keseluruhan didapatkan total sebesar Rp. 8.956.458.470.

Berdasarkan record history dari pergantian rolling coating pada extruder 2, maka dapat diketahui kapasitas output rata-rata untuk mesin extruder 2 sebesar 2560893,4 Kg dengan minimum kapasitas output 1414688 Kg. Sehingga jika dihitung dari Bulai Mei 2024 maka pergantian rolling coating akan dilakukan saat kapasitas pergantian sudah memproduksi output sebesar 2228150,4 Kg. Selain itu perusahaan juga dapat memperhitungkan pada mesin extruder 1. Berdasarkan perhitungan berdasarkan record history dari pergantian rolling coating pada extruder 1, maka dapat diketahui kapasitas output rata-rata untuk mesin extruder 1 sebesar 2990256,5 Kg dengan minimum kapasitas output 1810012 Kg.

Sehingga jika dihitung dari bulai Mei 2024 maka pergantian rolling coating harus segera dilakukan karena output pada extruder 1 sudah menginjak angka 2689977 Kg yang melebihi jumlah dari angka minimum 1810012 Kg. Dan jika sampai output menginjak angka 2990256,5 Kg pada extruder 2 juga masih belum dilakukan pergantian rolling coating maka kemungkinan besar mesin akan mengalami kendala yang sama seperti mesin extruder 2.

Berdasarkan record history dari pergantian rolling coating pada extruder 2, maka dapat diketahui kapasitas output rata-rata untuk mesin extruder 2 sebesar 2560893,4 Kg dengan minimum kapasitas output 1414688 Kg. Sehingga jika dihitung dari Bulai Mei 2024 maka pergantian rolling coating akan dilakukan saat kapasitas pergantian sudah memproduksi output sebesar 2228150,4 Kg. Selain itu perusahaan juga dapat memperhitungkan pada mesin extruder 1. Berdasarkan perhitungan berdasarkan record history dari pergantian rolling coating pada extruder 1, maka dapat diketahui kapasitas output rata-rata untuk mesin extruder 1 sebesar 2990256,5 Kg dengan minimum kapasitas output 1810012 Kg.

Sehingga jika dihitung dari bulai Mei 2024 maka pergantian rolling coating harus segera dilakukan karena output pada extruder 1 sudah menginjak angka 2689977 Kg yang melebihi jumlah dari angka minimum 1810012 Kg. Dan jika sampai output menginjak angka 2990256,5 Kg pada extruder 2 juga masih belum dilakukan pergantian rolling coating maka kemungkinan besar mesin akan mengalami kendala yang sama seperti mesin extruder 2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun