Mohon tunggu...
Devi Rahardiono
Devi Rahardiono Mohon Tunggu... Lainnya - Truenorth Indonesia

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perspektif Pendidikan Kepramukaan

9 September 2020   15:28 Diperbarui: 9 September 2020   15:32 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk dapat memiliki kemampuan atau keterampilan dasar tersebut maka harus terus dilatih dengan rutin agar kegiatan berkemah dan mengembara menjadi lebih aman, nyaman, dan terukur. Idealnya latihan rutin pramuka dilaksanakan untuk mempersiapkan diri berkemah dan mengembara, sama halnya tentara berlatih seperti latihan menembak, beladiri dan latihan tentara lainnya dengan rutin untuk bersiap menghadapi peperangan yang mungkin bisa terjadi, latihan latihan pramuka seperti latihan kesegaran jasmani, membaca peta dan kompas, latihan mendirikan tenda/shelter, latihan memasak, latihan P3k, latihan membuat tandu, latihan simpul dan ikatan, latihan semaphore dan morse, latihan pioneering dan latihan lainnya diarahkan untuk meminimalisir resiko kecelakaan dan keselamatan baik diri sendiri atau kelompok ketika berkegiatan berkemah dan mengembara di alam terbuka yang penuh dengan ketidakpastian dan keterbatasan. Jangan sampai mereka tidak tahu untuk apa mereka berlatih secara rutin seminggu sekali, dua minggu sekali atau setiap hari dihalaman sanggarnya,

Ketidakpastian dan keterbatasan dengan sendirinya akan melatih peserta didik untuk selalu siap sedia dan mampu beradaptasi dengan segala kondisi lingkungan dan melatih berfikir solusi, berfikir kreatif dan inovatif. Apapun kegiatan berkemah dan mengembara apakah itu panjat tebing, mendaki gunung, rafting, susur gua, hiking lebih dari satu hari tentunya akan berkemah dan menuju lokasi kegiatan maka merupakaan pengembaraan, seperti mengembara menuju lokasi tebing pemanjatan untuk panjat tebing, mengembara menuju lokasi sungai berarus deras untuk rafting,  mengembara menuju lokasi gua untuk susur gua dan masih banyak lagi pengembaraan pengembaran lainnya, untuk itu pelakunya harus mempunyai 4 kemampuan dasar tersebut. Sedangkan Kemapuan lanjutannya di sesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan, panjat tebing harus menguasai skill memanjat tebing.

Anak anak dan remaja sebagai tunas bangsa yang dididik dengan aktivitas berkemah dan mengembara di alam terbuka dengan mengunakan prinsip dasar dan motodik pendidikan keparamukaan dengan bimbingan orang dewasa atau tenaga pendidik yang cakap serta dilakukan proses pembiasaan, maka disamping akan menumbuhkan karakter mandiri dan peduli juga akan tumbuh daya cipta atau kemampuan untuk membuat atau menciptakan sesuatu dan menghasilkan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah masalah di masa depan, sehingga kebermanfaatan anak anak dan remaja kelak setelah dewasa akan semakin mantap.

Ini sejalan dengan pendidikan 4.0, yang mana pendidikan 4.0 merupakan fenomena yang merespons kebutuhan munculnya revolusi industri keempat (RI 4) dimana manusia dan mesin diselaraskan untuk mendapatkan solusi, memecahkan masalah dan tentu saja menemukan kemungkinan inovasi baru. Juga untuk menghadapi era Society 5.0, yang mana era society 5.0 merupakan hal alami yang pasti terjadi akibat munculnya Revolusi Industri 4.0. Revolusi Industri 4.0 telah melahirkan berbagai inovasi dalam dunia industri dan juga masyarakat secara umum. Society 5.0 merupakan jawaban atas tantangan yang muncul akibat era Revolusi Industri 4.0 yang dibarengi disrupsi yang ditandai dunia yang penuh gejolak, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas. Tiga kemampuan tertinggi yang dibutuhkan dalam era society 5.0 adalah kemampuan memecahkan masalah kompleks, berpikir kritis, dan kreativitas,

Peserta didik yang sekarang sebagai tunas tunas bangsa merupakan pemilik masa depan Negeri ini, tidak cukup dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan, tapi juga harus dibekali cara berpikir untuk beradaptasi di masa depan, yaitu cara berpikir yang analitis, kritis, dan kreatif.

Akhir kata, pendidikan kepramukaan yang merupakan bagian dari dunia pendidikan negeri ini, harus mampu memberikan bekal bagi peserta didik untuk selalu siap menghadapi tantangan zaman. Kita harus bergerak cepat untuk bisa beradaptasi di era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 saat ini, dan yang terpenting mari kita bina adik adik kita peserta didik kita menjadi manusia yang berguna untuk mendapatkan predikat sebaik baiknya manusia dan mendapatkan jalan menuju bahagia. (DR-WOLF9)

Salam pramuka dan tetap memandu......!

Scout today and leader tomorrow

Dirgahayu Pramuka Indonesia.......!

Devi Rahardiono

TrueNorth Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun