Mohon tunggu...
devira dwi
devira dwi Mohon Tunggu... Lainnya - siswi

Saya adalah seorang siswi muda yang saat ini bersekolah di salah satu sekolah yang ada di Semarang.Hobi saya yaitu bernyanyi,membaca,dan menggambar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bahaya Penggunaan Polyester

16 Oktober 2024   23:37 Diperbarui: 17 Oktober 2024   00:09 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input shttps://rumahprintsublim.id/wp-content/uploads/2023/03/ciri-ciri-kain-polyester-1536x864.jpgumber gambar

Pernahkah kamu mendengar tentang bahaya penggunaan polyester? Meskipun bahan ini banyak digunakan dalam berbagai produk, mulai dari pakaian hingga perabotan rumah tangga, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui. Polyester, meskipun nyaman dan tahan lama, memiliki dampak negatif yang mungkin tidak kita sadari.

Polyester adalah bahan sintetis yang dihasilkan dari proses kimia yang melibatkan minyak bumi. Penggunaan polyester dalam industri tekstil dapat berkontribusi pada polusi lingkungan, terutama karena proses produksinya yang menggunakan banyak energi dan menghasilkan limbah berbahaya. Selain itu, ketika pakaian berbahan polyester dicuci, serat mikroplastik dapat terlepas ke dalam air, mencemari ekosistem perairan dan membahayakan kehidupan laut.

Inpuhttps://rumahprintsublim.id/wp-content/uploads/2023/03/ciri-ciri-kain-polyester-2-1024x576.jpgt sumber gambar
Inpuhttps://rumahprintsublim.id/wp-content/uploads/2023/03/ciri-ciri-kain-polyester-2-1024x576.jpgt sumber gambar

Penggunaan polyester telah menjadi hal yang umum dalam industri tekstil dan fashion. Bahan sintetis ini dikenal karena sifatnya yang tahan lama, mudah dirawat, dan relatif murah. Namun, di balik popularitasnya, terdapat kekhawatiran yang semakin meningkat mengenai potensi bahaya yang ditimbulkan oleh kain sintetis ini terhadap kesehatan manusia. Seorang ahli kesehatan kulit, Dr. Maria Rodriguez, mengatakan pada sebuah konferensi di Jakarta pada tanggal 19 September 2024, bahwa "Polyester dapat memicu alergi dan iritasi kulit, terutama karena penggunaan bahan kimia seperti pewarna dan zat anti-kusut selama proses produksi."

        Polyester merupakan salah satu bahan tekstil sintetis yang paling banyak digunakan dalam industri fashion dan tekstil di seluruh dunia. Proses produksi bahan polyester melibatkan reaksi kimia yang mengubah etilen glikol dan asam tereftalat yang berasal dari minyak bumi menjadi serat sintetis. Namun, proses ini tidak hanya menggunakan sumber daya alam yang terbatas, tetapi juga menghasilkan zat berbahaya seperti formaldehida dan ftalat. Zat-zat berbahaya ini berdampak bagi lingkungan dan kesehatan manusia,diantaranya yaitu :

1. Dampak Terhadap Kesehatan.

  • Iritasi pada kulit dan saluran pernapasan, terutama saat poliester dipanaskan, seperti dalam produk pakaian yang dikenakan sehari-hari yang disebabkan oleh zat Formaldehida.
  • Gangguan hormon dan masalah perkembangan, terutama pada anak-anak yang disebebkaj oleh zat Ftalat yang sering ditambahkan untuk meningkatkan elastisitas bahan.
  • Tumbuhnya bakteri dan jamur, Pakaian berbahan polyester dapat membuat tubuh lebih cepat panas dan meningkatkan produksi keringat, menciptakan lingkungan ideal bagi bakteri penyebab bau badan.

2. Dampak Lingkungan.

    Bahaya lingkungan dari penggunaan polyester antara lain:

  • Polusi Mikroplastik,menurut data dari internasional Union for Conservation of Nature (IUCN) polyester menyumbang 35% dari semua mikroplastik di lautan.
  • Energi dan Sumber Daya,produksi polyester membutuhkan banyak energi dan bahan baku non-renewable (minyak bumi), meningkatkan jejak karbon sebesar 700 juta ton CO2 setiap tahunnya.
  • Penumpukan Limbah,polyester yang sulit terurai menyebabkan limbah tekstil bertahan lama dan pencemaran tanah.
  • Perubahan Iklim,emisi gas rumah kaca dari skala produksi besar kontributor perubahan iklim global.
  • Pencemaran Air & Tanah,pewarnaan dan bahan tambahan pada kain polyester juga berkontributor polusi air dan tanah jika dibuang sembarangan.

3. Kontribusi Terhadap Pemanasan Global

  • Dalam sebuah laporan Carbon Trust,produksi polyester memiliki jejak karbon yang jauh lebih tinggi daripada serat alami.Jejak karbon polyester diperkirakan mencapai 9,52 kg CO2 per kg kain yang diproduksi, lebih tinggi dari kapas yang menghasilkan 2,1 kg CO2 per kg. Ini menunjukkan bahwa industri tekstil yang bergantung pada polyester akan memperparah krisis iklim secara signifikan.

Gejala umum yang sering muncul akibat penggunaan pakaian dari bahan polyester termasuk gatal-gatal, kemerahan, ruam pada kulit, kulit kering, hingga pengelupasan. Bagi individu dengan kulit sensitif, paparan ini dapat memperparah kondisi, terutama jika mereka sering mengenakan pakaian yang terbuat dari polyester, terutama dalam kondisi panas dan lembap. Polyester sendiri memiliki sifat tidak menyerap keringat dengan baik, yang menyebabkan kulit menjadi lembab dan memicu tumbuhnya bakteri serta infeksi kulit. Dalam kasus ekstrem, orang yang alergi terhadap bahan ini bisa mengalami sesak napas atau bahkan pembengkakan pada beberapa bagian tubuh.

        Penggunaan polyester memang memiliki banyak kelebihan, tetapi juga membawa risiko yang signifikan terhadap kesehatan dan lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahaya ini dan mengambil langkah-langkah yang lebih bijak dalam memilih pakaian dan produk tekstil.Harapannya adalah bahwa industri tekstil akan lebih berhati-hati dalam memilih bahan dan proses produksi yang lebih ramah lingkungan dan sehat. Antisipasi kita adalah bahwa dengan kesadaran yang lebih tinggi, kita dapat mengurangi dampak negatif dari penggunaan polyester dan memilih alternatif yang lebih baik untuk kesehatan dan lingkungan.Meskipun polyester sangat populer dan praktis, penting untuk mempertimbangkan dampak dan risikonya. Ada berbagai alternatif ramah lingkungan yang bisa dipilih, seperti serat alami atau bahan daur ulang. Yuk, mulai lebih cermat dalam memilih bahan untuk pakaian dan produk lainnya! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun