Selama beberapa dekade terakhir, internet telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan yang telah berevolusi tentang bagaimana manusia memperoleh informasi, berkomunikasi, bekerja, belajar, dan bermain. Banyak sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan internet yang berlebihan menyebabkan permasalahan seperti kehilangan pekerjaan, kegagalan dalam pembelajaran, dan perceraian dalam rumah tangga. Dalam 10 tahun terakhir, sebagian besar peneliti di bidang ini telah menggunakan istilah adiksi internet atau gangguan adiksi internet.
Awalnya, konsep dari adiksi menjadi perdebatan besar selama bertahun-tahun Konsep tersebut tidaklah mudah untuk didefinisikan, tetapi hal itu bergantung dari aktivitas yang dilakukan. Bagi para ahli, konsep adiksi adalah hal yang berkaitan dengan obat-obatan (Walker, 1989) sehingga sebagian besar definisi adiksi pada kamus yaitu tentang obat-obatan. Kemudian, konsep adiksi mengalami perkembangan seperti (Griffiths, 2000)(JJ., 1998)(Goldberg, 1996) yang melihat jumlah perilaku berpotensi adiktif tanpa melibatkan konsumsi obat. Hal ini termasuk perilaku yang beragam seperti perjudian (Mark D. Griffiths , Daria J. Kuss, n.d.), makan (Meule A, 2014), seks (Carnes, P. J., Murray, R. E., & Charpentier, 2005), dan internet (Demetrovics Z, Szeredi B, 2008).
Ivan Goldberg, seorang psikiater di New York, pertama kali mendeskripsikan suatu kondisi yang disebut Internet Addiction Disorders pada tahun 1995. Goldberg mendefinisikan Adiksi Internet (AI) sebagai pola maladaptif dari penggunaan internet yang mengarah pada gangguan klinis atau penderitaan yang ditandai dengan adanya gejala-gejala khusus (Goldberg, 1996). Menurut Beard, adiksi internet merupakan penggunaan internet yang berlebihan yang menyebabkan gangguan kondisi psikologis individu (baik mental dan emosional), serta pendidikan atau pekerjaan dan sosial mereka (Beard & Wolf, 2001). Menurut Young (KS, 1998) definisi adiksi internet adalah ketidakmampuan untuk mengontrol penggunaan internet seseorang yang mengakibatkan kerusakan serius berbagai aspek kehidupan.
Dari beberapa definisi tentang adiksi di internet, banyak peneliti yang membuat instrument diagnostik untuk adiksi internet salah satunya yang diusulkan oleh Young pada tahun 1996. Young sebagai pelopor studi tentang adiksi internet, mengembangkan Internet Addiction Test (IAT) berdasarkan kriteria DSM-IV yang salah satunya adalah untuk judi patologis (Young, 1996).Â
IAT olah Young ini merupakan alat penyaringan paling populer yang terdiri dari 20 item dan telah terbukti dapat diandalkan dan valid (Tsimtsiou et al., 2014). Versi aslinya disusun dalam Bahasa Inggris Amerika dan telah diterjemahkan secara psikometri dievaluasi dalam Bahasa Italia, Prancis, Jerman, Persian dan Korea (Ferraro G, Caci B, D'Amico A, 2007)(Khazaal Y, Billieux J, Thorens G, Khan R, Louati Y, Scarlatti E, Theintz F, Lederrey J, Van Der Linden M, 2008)(Barke A, Nyenhuis N, 2012)(Mohagheghi, Alizadeh, Shahriari, & Jabbari, 2016)(Lee et al., 2013).
Penelitian ini menggunakan versi Indonesia dari IAT, yang dikembangkan Dr. Rakhmad (Rakhmat, 2018) berdasarkan versi Bahasa Inggris IAT Dr.Young (Young, 1996). Penyusunan kuesioner menggunakan sarana Google Sheets dan disebarkan melalui whatsapp melalui kontak pribadi dan grup. Pengujian reliabilitas menggunakan Cronbach alpha. Sebanyak 201 responden telah mengisi kuesioner yang telah dibagikan, dan didapatkan hasil uji reliabilitas yang baik. Survey lebih lanjut telah dilakukan dengan total responden 514, kemudian dilakukan analisis deskriptif dan inferensial.
Untuk mengukur tingkat level adiksi internet, kuesioner IAT ini dibuat dengan 20 pertanyaan sebagai berikut(Rakhmat, 2018):
- Seberapa sering Anda online lebih lama dari yang Anda rencanakan?
- Seberapa sering Anda mengabaikan tugas rumah tangga demi bisa online lebih lama?
- Seberapa sering Anda lebih memilih kesenangan main internet dibandingkan menghabiskan waktu bersama teman?
- Seberapa sering Anda menjalin pertemanan baru dengan sesama pengguna internet?
- Seberapa sering orang lain dalam hidup Anda mengeluh karena seringnya Anda menghabiskan waktu untuk online?
- Seberapa sering nilai Anda turun atau tugas sekolah Anda tercecer karena Anda sering online?
- Seberapa sering Anda memeriksa email dulu sebelum melakukan hal lain?
- Seberapa sering kualitas pekerjaan atau produktivitas Anda merosot karena internet?
- Seberapa sering Anda jadi mudah tersinggung atau tertutup jika ada orang yang bertanya apa yang Anda lakukan saat online?
- Seberapa sering Anda menutupi kecemasan Anda tentang kehidupan nyata dengan nyamannya hidup dunia intenet?
- Seberapa sering Anda menunggununggu waktu kapan bisa online lagi?
- Seberapa sering Anda merasa takut bahwa hidup tanpa internet itu akan membosankan, tidak bermakna, dan tidak menyenangkan?
- Seberapa sering Anda menggerutu, membentak, atau merasa kesal ketika ada orang yang mengganggu ketika Anda sedang online?
- Seberapa sering Anda kehilangan jam tidur karena bergadang demi bisa online saat malam?
- Seberapa sering Anda memikirkan internet ketika sedang offline dan berkhayal sedang online?
- Seberapa sering Anda berkata "sebentar lagi" ketika sedang online?
- Seberapa sering Anda berusaha mengurangi waktu untuk online tapi gagal?
- Seberapa sering Anda merahasiakan sudah berapa lama Anda online?
- Seberapa sering Anda lebih memilih online daripada keluar dengan teman-teman?
- Seberapa sering Anda merasa tertekan, tidak bersemangat, atau cemas ketika offline, dan rasa itu hilang begitu Anda online lagi
Dari 20 pertanyaan di atas, kuesioner IAT yang dibagikan memiliki 20 pertanyaan dengan masing-masing pertanyaan memiliki nilai minimal 0 dan maksimal 5. Penilaian total yang didapatkan adalah dengan menjumlahkan nilai yang didapat. Pengelompokan nilai total berdasarkan berikut.0-30 : Tingkat penggunaan internet yang normal
31-49 : Kecanduan internet ringan (mild)
50-79 : Kecanduan internet sedang (moderate)
80-100: Kecanduan internet parah (severe)
Selain penilaian total, juga dilihat masing-masing gejala dari kecanduan internet yang dijabarkan dalam IAT-Manual yaitu:
- Salience (q10,q12,q13,q15,q19)
- Penggunaan berlebihan (q1,q2,q14,q18,q20)
- Antisipasi (q7,q11)
- Mengabaikan pekerjaan (q6,q8,q9)
- Kurang kontrol (q5,q16,q17)
- Mengabaikan kehidupan social (q3,q4)
Sebanyak 201 responden (survey kecil) telah mengisi kuesioner yang telah dibagikan, dan didapatkan hasil uji reliabilitas yang baik dengan Cronbach alpha (CA) mencapai 0.86. Nilai CA diatas 0.7 menunjukkan konsistensi internal yang memadai. Survey yang lebih luas kemudian dilakukan, dan didapatkan jawaban dari 514 responden.
Survey pada 514 responden mendapatkan sebaran umur responden mulai dari 14 hingga 61 tahun, dengan jumlah responden laki-laki sebanyak  310 dan perempuan sebanyak 204. Sebaran nilai IAT yang didapatkan yang paling rendah 8 hingga yang paling tinggi 82. Nilai rata-rata IAT dari 514 responden adalah 36.66. Pada gambar di bawah ini menunjukkan bahwa responden yang menjadi sasaran sebagian besar termasuk pada kategori tingkat penggunaan internet yang ringan sedangkan sebagian kecil tergolong pada kategori Kecanduan internet sedang dan Kecanduan internet parah.
Hasil uji validitas menunjukkan hasil yang baik dari 20 pertanyaan Kuesioner IAT dan terdapat satu pertanyaan (Q7) yang memiliki koefisien korelasi dibawah 0.4. Q7 (Seberapa sering Anda memeriksa email dulu sebelum melakukan hal lain?) -- Bisa jadi sudah tidak relevan dengan keadaan sekarang, mungkin dapat diganti "Seberapa sering anda memeriksa notifikasi di gadget sebelum melakukan hal lain". Pada Tabel di bawah ini  menunjukkan hasi pengujian validitas.
Tabel Uji Validitas-Pearson Correlation
Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap IAT berbahasa Indonesia berdasarkan jawaban dari 514 responden. Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung Cronbach Alpha. Hasil reliabilitas yang didapatkan termasuk pada level yang baik, dengan Cronbach Alpha sebesar 0.895, dimana Cronbach Alpha diatas 0.7 dianggap memiliki reliabilitas yang baik.
Pengujian hipotesis hubungan usia dengan nilai IAT
Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis chi-square. Pada hipotesis hubungan usia dengan nilai IAT, didapatkan Pearson Chi-Square sebesar 77.11 dengan Derajat Kebebasan 9, dengan nilai P<0.05. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara usia dengan nilai IAT.
Tabel Jumlah responden pada tiap kategori hasil IAT berdasarkan umur
Pengujian Hipotesis 1 (Usia dengan IATScore)
Dari pengujian yang telah dilakukan ternyata sebagian besar responden masuk pada golongan "Mild level of Internet Addiction"!!!! Berdasarkan umur responden, kelompok yang lebih muda memiliki kecenderungan tingkat internet yang lebih tinggi.
Wah, ini saja masih menggunakan survey 514 responden di Indonesia, bagaimana jika seluruh Indonesia???Â
Jika kalian penasaran bagaimana bentuk surveynya , klik saja google form di bawah ini:
Link Questionnaire:
https://goo.gl/forms/3sW26EZmWWeXqBtH2
Jika ada pertanyaan dan masukan, komen di bawah yaaa!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H