Ada orang yang terpaksa jadi guru/dosen padahal tidak suka belajar apalagi mengajar. Tidak sabar menghadapi anak didik. Ada yang jadi PNS tetapi gak sabar dengan pekerjaan administratif dan prosedural. Ada yang dipaksa keluarganya menjadi dokter, padahal cita-citanya menjadi seniman. Â
Alhasil, saban hari mengeluhkan gaji yang kurang, atasan yang galak, tempat kerja yang kurang nyaman, teknologinya kurang mutakhir. Mengeluh jalan terus, kerja asal-asalan dan tugas terbengkalai. Alasannya, sedang tidak mood.
Ini hampir sama seperti menikah dengan orang yang tidak tepat. Dia tidak merasa bahagia, lalu mulai mengungkit-ungkit kondisi finansial, mertua yang galak, tetangga yang rempong, julid juga sama tetangga, dan hal-hal lain di luar dirinya sendiri. Padahal masalah utamanya adalah dia dan pasangan tidak kompatibel alias TIDAK COCOK. Tidak ada usaha pula untuk membuat jadi cocok. Tiap hari ribut terus tapi gak mau pisah karena takut nge-jomlo.
Ketika kita mencintai seseorang/sesuatu, maka kita akan menerima kelebihan dan kekurangannya.
"Saya cinta sama pekerjaan saya, saya terampil dalam bidang pekerjaan ini. Namun, saya tidak dihargai dengan pantas. Jadi, saya tidak bisa enjoy saat bekerja."
Bekerja profesional itu dengan orang-orang yang profesional juga. Dengan begitu, keahlian kita akan dihargai.
Semoga bermanfaat,
Devira Sari, Psikolog
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H