Aku salah tetang bagaimana persepsiku terhadap gunung, awalnya menurutku mendaki gunung hanya membuang buang waktu saja. Aku lebih memilih pantai atau pemandangan lain yang dengan mudah dituju dan lebih banyak tersedia fasilitas, dari pada harus cape-cape berjalan jauh, kedinginan atau harus mendaki. Gunung Bromo adalah objek wisata gunung pertama yang aku kunjungi. Pada awalnya aku sangat tidak bersemangat untuk pergi kesana, tapi karena seluruh keluargaku berkeras hati ingin sekali mengunjungi Gunung Bromo jadi apa boleh buat tujuan liburan keluarga pada waktu itu adalah Gunung Bromo. Kami berangkat dengan  menggunakan pesawat dari Bandung ke Surabaya, dari bandara Djuanda kami dijemput oleh tour travel. Hari sudah malam pada saat kami tiba di desa Cemoro Lawang tempat homestay kami berada. Aku langsung tertidur begitu kepalaku menyentuh bantal.
Sekitar pukul 3 pagi aku dibangunkan oleh Ibuku, sambil  bermalas-malasan aku bangun dan bersiap-siap. Ketika ingin mencuci muka, tangan serasa menyentuh permukaan es, dingin nya sangat menusuk brrrr.... Setelah persiapan selesai, kami langsung berangkat menggunakan jeep ke punjak pananjakan untuk melihat matahari terbit. Untuk mencapai puncak pananjakan kami harus naik ke atas lagi dengan berjalan kaki, jarak yang ditempuh lumayan jauh dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Agar tidak ketinggalan moment matahari terbit , kami menyewa ojeg setempat untuk naik ke atas lagi. Kami sampai di puncak pananjakan sekitar pukul 4 dan menunggu sang surya menampakan sinarnya. suasana di puncak pananjakan sudah sangat ramai oleh pengunjung, kami cepat-cepat mencari posisi terbaik untuk melihat matahari terbit. Setelah lumayan lama menunggu, akhirnya sang surya pun menampakan sinarnya. Pemandangan luar biasa pun tampak di balik punggung gunung. Sungguh mengagumkan melihatnya secara langsung, walaupun sudah berdesak-desakan dan dengan suhu yang begitu dingin tapi ini semua sangat sebanding.
[caption id="attachment_356111" align="alignnone" width="300" caption="Matahari terbit di puncak pananjakan. photo by : Devi Rahmattiani"][/caption]
[caption id="attachment_356113" align="alignnone" width="300" caption="gunung Bromo dilihat dari puncak pananjakan. photo by : Devi Rahmattiani"]
Sesudah puas menyaksikan matahari terbit, selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke kawah bromo dengan menggunakan jeep. Kami berhenti di dekat Kuil Hindu Poten dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki ke kawah gunung Bromo, sebenarnya ada layanan kuda tersedia tapi kami memilih berjalan kaki karena ingin merasakan mendaki itu bagaimana (sebenarnya kakakku yang memutuskan, bukan aku -_-) dan dimulailah perjalanan yang melelahkan, penuh debu dan pasir-pasir, medan terjal dan banyak kotoran-kotoran kuda yang bertebaran. Begitu mendekati puncak kawah kami harus menaiki anak tangga lagi untuk sampai ke puncak. Akhirnya setelah bercucuran keringat dan ngos-ngosan karena mungkin aku sangat jarang mendaki, kami sampai di puncak kawah Bromo. Lagi-lagi aku terpesona dengan pemandangan yang luar biasa, aku bisa melihat kawah Bromo yang masih aktif, pemandangan lautan pasir Bromo dan Pemandangan Gunung Batok. Sungguh sebanding dengan perjuanganku untuk sampai disini.
[caption id="attachment_356114" align="alignnone" width="300" caption="rute menuju kawah Bromo. photo by : Devi Rahmattiani"]
[caption id="attachment_356115" align="alignnone" width="300" caption="kawah Bromo. photo by : Devi Rahmattiani"]
Setelah puas berfoto dan menikmati pemandangan, aku harus turun lagi menuruni anak tangga dan menempuh perjalanan melelahkan lagi. Tujuan selanjutnya adalah padang savana, sama halnya pemandangan lain, pandang savana tidak kalah menakjubkan. Tempat yang unik karena daerah gunung Bromo merupakan daerah pasir vulkanik,tetapi di padang savana terdapat rerumputan dan padang rumput juga bukit-bukit yang indah terlihat. Kami kemudian mengakhiri perjalanan kami setelah dari padang savana.
[caption id="attachment_356116" align="alignnone" width="300" caption="Padang Savana. photo by : Devi Rahmattiani"]
Setelah perjalanan ke Gunung Bromo aku jadi ingin kembali mengunjungi gunung-gunung yang indah dan mempesona seperti Bromo. Aku jadi menyukai Gunung. Walaupun masih tidak terlalu senang dengan mendaki tapi itu menjadi daya tariknya. Karena untuk bisa melihat pemandangan yang indah dan mempesona, kita harus berjuang untuk melihatnya .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H