Mohon tunggu...
Devi Puspita
Devi Puspita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bisa bila ditekuni

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Sosial: Traveling Gak Perlu Repot!

24 Maret 2021   18:13 Diperbarui: 24 Maret 2021   18:31 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: matadornetwork.com

Berbicara soal traveling, kangen banget bisa jalan-jalan dengan bebas tanpa masker. Eits, tapi ingat ya, kini kita wajib menggunakan masker ketika berpergian! Menarik, selalu ada perubahan. Dari yang sebelumnya tidak perlu masker, sekarang masker merupakan hal yang penting dan bahkan wajib. 

Flashback lagi ke masa-masa lalu.

"Kalau mau berpergian harus booking hotel, beli tiket, check-in, belum lagi kalau antrean panjang, desak-desakan, panas, ribet deh!" 

Pernahkah Anda pernah mendengar atau bahkan merasakan hal tersebut? 

Kesulitan dalam menyiapkan segala keperluan berpergian akan menghambat kita untuk traveling. Persiapan yang cukup sulit membuat kita terkadang jadi malas untuk berpergian. Malah, ujung-ujungnya tidak jadi traveling deh. 

Namun, kesulitan tersebut hanya terjadi sebelum ada media digital yaitu sebelum abad-20. Tentu saja sekarang kita sudah dipermudah dengan kehadiran Internet. 

Ups! sebelum membahas lebih jauh, sekilas sudah terlihat kan perubahan yang terjadi? Kita bahas dulu yuk.

Membahas Konsep Perubahan Sosial

Waktu terus berjalan, dan dalam menjalani hidup akan selalu ada perubahan kecil ataupun besar -- dinamis. Perubahan ekonomi, sosial, budaya, politik dan sebagainya. Di Artikel ini, kita akan fokus pada perubahan sosial lebih mendalam. 

Perubahan sosial adalah suatu proses pergantian nilai-nilai dalam masyarakat. Seperti yang disampaikan oleh Selo Soemarjan (dalam Goa, 2017, h.56) terkait perubahan sosial, yaitu perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan yang memengaruhi nilai-nilai, sikan, dan perilaku masyarakat. 

Adapun teori perubahan sosial yang sesuai dengan pembahasan kita terkait perubahan digital dalam dunia traveling yaitu teori fungsionalis. 

Pratama (2020), menjelaskan bahwa teori ini melihat perubahan sosial terjadi karena adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap situasi sosial pada masa itu. Teori fungsionalis juga menekankan pada fungsi dari perubahan tersebut. Apabila bermanfaat maka dapat bertahan, berkembang dan diterima masyarakat. 

Sebaliknya, apabila perubahan tersebut tidak bermanfaat, perubahan tersebut akan mengalami ketertinggalan ataupun ditolak oleh masyarakat.

Terapannya dalam sektor pariwisata

Sedikit disinggung, sekarang kita sangat dipermudah dengan kehadiran internet. Seperti yang kita tahu, teknologi berkembang sangat pesat sejak abad-20an. Menghadirkan internet yang mempermudah segala aktivitas manusia. Bahkan berdasarkan pada survei APJII, pengguna internet telah mencapai 196,7 juta jiwa pada tahun 2020 lalu. 

Tidak dapat dipungkiri bahwa hadirnya internet sebagai penunjang media digital membawa banyak pengaruh positif terhadap dunia pariwisata, yaitu:

1.  Mudah mencari informasi destinasi wisata

Informasi seputar tujuan wisata dapat dilakukan melalui internet. Tidak sulit, banyak platform untuk mencari tahu, seperti Instagram, Google, Twitter dan sebagainya yang dapat Anda akses di smartphone Anda. 

Anda dapat melihat gambar-gambar dan testimoni riil terkait tempat tujuan Anda. Jadi, Anda bisa mempersiapkan rencana perjalanan tanpa ribet lagi.

Source: idntimes.com
Source: idntimes.com

2. Tidak perlu peta cetak

Kita dapat mengakses peta secara digital melalui Internet. Ada berbagai platform yang dapat Anda gunakan, yaitu Google Maps, Waze, Maps.me, dan sebagainya. Tidak perlu repot membeli dan membawa peta dalam bentuk fisik apalagi khawatir akan tersesat saat perjalanan.

3. Melakukan booking, check-in, ticketing via online

Tidak memerlukan waktu yang lama untuk keluar rumah dahulu. Tidak perlu repot keluar rumah dan mengantre untuk membeli tiket, memesan hotel, mencari buku tips melakukan perjalanan, mencari peta tempat tujuan dan sebagainya. Karena kini kita dapat dengan mudah duduk di rumah dan melakukan semua hal itu hanya melalui aplikasi dalam smartphone masing-masing. 

Maka dari itu, sangat jelas bahwa internet menjadi salah satu faktor perubahan sosial yang sesuai dengan teori fungsionalis. Internet yang sangat bermanfaat mengubah nilai-nilai dan cara hidup masyarakat yang semula melakukan persiapan wisata secara konvensional, kini dapat dilakukan secara digital.

Nah, adakah perubahan sosial yang Anda rasakan? Semoga Anda mendapatkan wawasan yang baru yang bermanfaat dari artikel ini! 

Sumber Referensi

Goa, L. (2017). Perubahan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Jurnal Katekik dan Pastoral, 2(2): 53-67.

Pratama, C. D. (2020, Okt 30). Teori perubahan sosial: Jenis-jenis dan Contohnya. Kompas.com. 

Rizkinaswara, L. (2019). Digital tourism, strategi untuk menarik wisatawan milenial. Kominfo.go.id.

Yuanita, P. (2018). 5 Perbedaan traveler 90-an dan zaman sekarang, asyikan mana?. Dream.co.id.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun